Teknologi 'Jarvis' dari Bekasi Mau Dibuat Lebih Canggih

25 Januari 2017 17:24 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Mematikan mesin motor dengan perintah suara. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mematikan mesin motor dengan perintah suara. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
Sudah menyaksikan film Iron Man? Dalam film garapan Marvel ini, tokoh utamanya, yaitu Tony Stark memiliki asisten virtual yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Asisten AI itu ia beri nama Jarvis, yang bisa diajak bicara layaknya teman. Jarvis juga dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang diperintahkan Tony, tentunya dengan menggunakan kendali komputer.
ADVERTISEMENT
Teknologi seperti itu ternyata menginspirasi seorang pemuda di Bekasi, bernama Endi Yusup. Pria berumur 27 tahun kelahiran Tasikmalaya ini menciptakan sebuah teknologi yang mampu menyalakan mesin motor dengan perintah suara.
Endi menyebut teknologinya itu dengan nama Jarvis, sama seperti yang dimiliki Tony Stark. Tapi, jangan membandingkan teknologi Endi ini dengan yang dimiliki Tony Stark. Karena sesungguhnya teknologi ini tidak secanggih seperti yang dimiliki Tony, tapi tetap saja sejauh ini di Indonesia belum ada orang iseng yang mengembangkan teknologi seperti yang Endi buat.
"Saya terinspirasi dari internet dan ingin menciptakan teknologi ini untuk mengurangi pencurian kendaraan bermotor," ujar Endi ketika ditemui tim kumparan, Selasa (24/1).
Endi tampak ramah dan antusias menunjukkan karyanya itu. Ia memeragakan bagaimana teknologi itu dijalankan.
ADVERTISEMENT
"Jarvis, hidupkan motor," ujar Endi, mendekatkan suaranya dengan ponsel yang ia genggam.
Lalu, mesin motor pun menyala, dan ketika Endi memberikan instruksi "Matikan motor," benar saja mesin motor itu mati.
Memang teknologi tak ada yang sempurna, layaknya manusia, dalam percobaan itu pernah sekali perintah dari Endi tidak digubris oleh si motor. Tapi, si motor akhirnya menuruti perkataan Endi di perintah selanjutnya.
Untuk memberikan perintah, Endi harus menggunakan aplikasi khusus robotika di ponsel Android, yang nama aplikasinya ia rahasiakan. Kemudian, ada juga sebuah komputer mikro pengendali atau microcontroller yang dipasang di motor miliknya.
Aplikasi di ponsel dan microcontroller pada motor itu, bisa berkomunikasi dengan jaringan nirkabel Bluetooth. Komunikasinya diamankan dengan sebuah password yang hanya diketahui oleh si pemilik.
ADVERTISEMENT
Jika ponsel milik pengguna hilang, Endi berkata motor tetap bisa dinyalakan dengan kendali dari ponsel lain. Syaratnya, ponsel itu dipasangkan aplikasi khusus robotika dan memasukkan password Bluetooth agar bisa berkomunikasi dengan microcontroller di motor.
Pencipta teknologi Jarvis. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pencipta teknologi Jarvis. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
Lebih Canggih
Ke depannya, Endi ingin terus mengembangkan teknologi Jarvis ini agar lebih canggih lagi. Termasuk, mengaktifkan fitur GPS yang sampai saat ini Endi belum menemukan kode pemrograman untuk mengaktifkan sistem lokasi.
Teknologi ini sudah mulai dijual Endi melalui akun Facebook miliknya dan ia kewalahan jika mengerjakannya sendiri. Maka dari itu, ada rencana Endi untuk merekrut lima anggota agar bersama mengembangkan teknologi tersebut.
"Saya harap bisa membentuk tim kecil yang terdiri dari lima orang, agar usaha ini dapat berkembang lebih jauh. Saya juga bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan usaha ini," kata Endi.
ADVERTISEMENT
Sektor keamanan juga bakal ditingkatkan untuk menekan angka pencurian motor. Sejauh ini, Endi membekali fitur alarm pada Jarvis yang bisa bunyi jika terlacak ada upaya menyalakan motor dari rumah kunci atau upaya pemaksaan lain.
Endi mengaku memelajari pemrograman komputer secara otodidak. Sistem teknologi ini bisa terwujud berkat kecakapannya mengaplikasikan sumber daya yang telah ada ke dalam motor. Endi mengaku mendalami dunia otomotif yang jadi jurusannya ketika duduk di bangku SMK Muhammadiyah Tasikmalaya. Dia juga sempat mengelola bengkel sendiri.
Sampai saat ini ia belum tahu akan membawa pengembangan teknologi ini ke arah mana, tetapi besar harapan pendalamannya nanti bisa membawa ke gerbang teknologi yang belum terpikirkan sebelumnya.