Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Telkom Pastikan Layanan Satelit Pulih 100 Persen
12 September 2017 14:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
ADVERTISEMENT
Perusahaan telekomunikasi Telkom memastikan bahwa seluruh layanan satelit yang sebelumnya terdampak oleh gangguan Telkom 1, saat ini sudah pulih sepenuhnya sejak Minggu malam (10/9). Itu artinya, konektivitas dari 15.019 site layanan berbasis satelit telah berjalan lagi, baik itu 11.574 site pada layanan ATM maupun 3.445 site non-ATM.
ADVERTISEMENT
Gangguan satelit yang diakibatkan rusaknya Telkom 1 terjadi sejak 25 Agustus 2017. Butuh waktu lebih dari dua pekan bagi Telkom untuk melakukan pemulihan layanan.
Ketika anomali pada Telkom 1 terjadi dan perusahaan menyatakan satelit itu tak bisa lagi digunakan, Telkom segera mengalihkan layanan dan pelanggan transponder Telkom 1 ke satelit lain, termasuk Telkom 2 dan Telkom 3s yang memiliki teknologi lebih canggih ketimbang Telkom 1 yang sudah berusia 18 tahun.
Direktur Utama Telkom Indonesia, Alex J. Sinaga, menegaskan bahwa pihaknya melakukan tiga solusi pemulihan layanan kali ini, termasuk melakukan penyesuaian ulang posisi antena para pelanggan yang ada di Bumi.
"Selain melakukan repointing antenna ground segment, Telkom juga memanfaatkan dua teknologi alternatif sebagai solusi temporer untuk mempercepat recovery sejumlah sites. Komposisinya, 81 persen repointing antenna parabola ground segment, 14 persen menggunakan sistem machine to machine (M2M), dan 5 persen sisanya memanfaatkan teknologi fiber optik," kata Alex.
Sejauh ini Telkom masih melakukan pengawalan ketat terhadap stabilitas jaringan seluruh layanan dan pelanggan, dengan melanjutkan fungsi crisis center service recovery untuk memantau kestabilan kualitas pasca pemulihan konektivitas.
ADVERTISEMENT
Alex berjanji Telkom akan berkoordinasi dengan pelanggan untuk mengembalikan solusi sementara agar bisa memakai solusi permanen secara bertahap, mulai tanggal 11 September dan seterusnya. Seluruh biaya dalam proses pemulihan ini, disebut Alex adalah tanggung jawab Telkom.
Dalam kesempatan ini, Telkom pun meminta agar pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika, untuk mengamankan slot orbit 108 derajat Bujur Timur, agar tidak ditempati oleh negara atau pihak lain. Koordinasi mengamankan slot orbit ini akan dilakukan Kemkominfo dengan International Telecommunication Union (ITU) dan bakal membutuhkan waktu berbulan-bulan.
ADVERTISEMENT
Slot orbit 108 derajat Bujur Timur saat ini dalam posisi kosong sejak tak ditempati oleh Telkom 1, yang menurut laporan telah keluar dari orbitnya, kata perusahaan pengamat kondisi ruang angkasan ExoAnalytic Solutions yang berbasis di Amerika Serikat.
Pada saat ini pula, Alex membantah rumor yang mengatakan bahwa satelit Telkom 1 hancur berkeping-keping. Dia menegaskan Telkom 1 masih bisa berkomunikasi secara telemetri dengan stasiun pengendali di Bumi. Walaupun, setelah melakukan evaluasi dengan Lockheed Martin Space Systems sebagai perakit, Telkom memutuskan untuk mematikan Telkom 1.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengingatkan bahwa satelit adalaha bisnis yang amat kompleks, penuh risiko, dan perlu waktu lama. Sementara itu di Indonesia, permintaan akan satelit jauh lebih besar dari pemasok satelit.
ADVERTISEMENT
"Kurang lebih, hanya 50 persen permintaan yang bisa dipenuhi," ujar Rudiantara.
Slot orbit yang disediakan untuk Indonesia saat ini ada tujuh dan Rudiantara menegaskan bahwa satelit adalah hal yang sangat strategis dalam industri telekomunikasi.