Teori Konspirasi Sebut Bill Gates di Balik Wabah Cacar Monyet

23 Mei 2022 7:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri Microsoft, Bill Gates. Foto: Edgar Su/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri Microsoft, Bill Gates. Foto: Edgar Su/Reuters
ADVERTISEMENT
Nama Bill Gates kembali dicatut dalam pusaran teori konspirasi. Setelah disebut menanamkan microchip melalui vaksin COVID-19, kali ini dia dituduh sebagai dalang di balik wabah cacar monyet yang kini menyebar di Eropa.
ADVERTISEMENT
Teori konspirasi itu mencuat di Twitter dengan menyebut bahwa Gates adalah orang yang menyebarkan cacar monyet di Inggris. Cacar monyet adalah penyakit akibat virus yang sebagian besar terjadi di Afrika dan telah ada sejak 1970.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), gejala cacar monyet umunnya seperti cacar biasa, termasuk demam, nyeri, kelelahan, dan ruam di tubuh. Di Afrika, cacar monyet menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi.
Kasus cacar monyet muncul kurang dari setahun setelah Bill Gates, pendiri Microsoft dan pemilik Yayasan Bill & Melinda Gates, memperingatkan pemerintah untuk bersiap menghadapi pandemi berikutnya di masa depan. Dia menyampaikan itu dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh lembaga think tank Inggris, Policy Exchange. Dalam diskusi itu, Gates juga menyerukan pembentukan gugus tugas pandemi baru di WHO.
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian pengguna Twitter, peristiwa ini bukanlah kebetulan belaka. Mereka beranggapan bahwa Gates tidak puas dengan menyimpan microchip ke tubuh manusia melalui vaksin COVID-19 dan kini melakukan sesuatu sekali lagi. Meski tidak jelas apa sebenarnya yang dituduhkan kepada Gates.
“Jadi AS membeli vax monkeypox seminggu lalu, dunia akan menandatangani perjanjian dengan WHO yang memberi mereka kendali penuh selama darurat kesehatan, Bill Gates memperingatkan kita tentang pandemi berikutnya, Monkeypox sekarang menjadi berita utama,” tulis @HumanIty1o1 di Twitter yang kini cuitannya sudah disukai oleh 9.575 orang dan di-retweet sebanyak 4.299 kali.
“Seorang ahli teori konspirasi mungkin berpendapat bahwa hal-hal ini berhubungan,” lanjut dia.
“Davos, Perjanjian WHO dan buku Bill Gates ‘How to Prevent the Next Pandemic’ cocok dengan laporan yang muncul tentang monkeypox,” tulis akun Twitter Inggris Right Said Fred.
ADVERTISEMENT
“194 negara akan menyerahkan kedaulatan kepada WHO dan Bill Gates... LSM, korps global dan elit bagaimana memutuskan bagaimana kita hidup, bukan oleh satu pemimpin terpilih,” tulis @Red_Pill_Led.
Kekhawatiran perjanjian WHO juga disuarakan oleh beberapa politisi Australia. Menurut surat kabar The Guardian, seorang anonim menulis sebuah postingan di Facebook bahwa perjanjian dengan WHO memungkinkan mereka melakukan lockdown dan memberlakukan perawatan yang bertentangan dengan keinginan masyarakat Australia.
Tapi hal itu segera dibantah oleh Stephen Duckett, mantan pejabat departemen kesehatan Australia. Dia menyebut kritik semacam itu sangat menyesatkan.
Lalu, apakah teori konspirasi itu benar? Perlu dicatat, baik wabah corona maupun cacar monyet sebenarnya telah terjadi sebelum patogen ini benar-benar menyebar ke sejumlah negara.
ADVERTISEMENT
Pada 2017, misalnya, sebelum pandemi COVID-19 melanda dunia Bill Gates telah memperingatkan tentang bahaya penyebaran patogen pernapasan yang dapat membunuh puluhan juta orang dalam waktu kurang dari setahun. Lalu cacar monyet yang seperti disebutkan telah beredar pada manusia selama beberapa dekade terakhir, dan baru sekarang wabah itu kembali booming.
Intinya, para peneliti telah memperingatkan bahwa umat manusia memang harus bersiap menghadapi pandemi baru di masa depan, baik itu yang disebabkan oleh corona maupun virus lainnya.