Terpisah 32 Tahun, Anak dan Keluarga Kembali Bertemu Berkat Teknologi

20 Mei 2020 14:31 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertemuan Mao Yin dengan keluarganya setelah 32 tahun diculik Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan Mao Yin dengan keluarganya setelah 32 tahun diculik Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Teknologi pengenalan wajah atau facial recognition telah mendapatkan cukup banyak reputasi buruk karena berisiko melanggar masalah privasi. Namun di China, tampaknya teknologi itu memiliki kisah yang cukup bahagia karena berhasil menyatukan kembali korban penculikan dengan keluarganya setelah berpisah 32 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Kisah awal bermula dari insiden penculikan Mao Yin yang baru berusia 2 tahun pada tahun 1988. Menurut South China Morning Post, Mao Yin diculik di daerah Xian, China. Kala itu, Yin menghilang di luar sebuah hotel di Xian, saat ayahnya melangkah pergi.
Ternyata Yin dijual kepada pasangan yang tidak memiliki anak di di daerah Sichuan dengan harga setara 845 dolar AS atau sekitar RP 12 juta. Yin diadopsi dan diberi nama baru, Gu Ningning.
China Menuju 1984 Foto: Sijia Jiang
Orang tua kandung Mao Yin, Li Jingzhi dan Mao Zhenjing, menghabiskan waktu hingga tiga dekade untuk mencari keberadaan anaknya itu. Sang ibunda, Li Jingzhi, juga muncul di berbagai acara TV dengan harapan anaknya bisa menonton. Ia juga membagikan ratusan ribu lembar kertas informasi anaknya yang hilang.
ADVERTISEMENT
Waktu terus berlalu. Pada April 2020, Xinhua melaporkan bahwa polisi mendapatkan kabar seorang pria di Sichuan telah membeli seorang anak pada akhir 1980-an. Dengan beberapa penggalian informasi dan penyelidikan, akhirnya menemukan seorang pria dengan nama belakang Ningning yang tinggal di kota Mianyang yang menyerupai Yin.
Mereka menggunakan teknologi facial recognition untuk menganalisis foto-foto lama Yin, ketika masih kanak-kanak untuk membuat gambar tiruannya sebagai orang dewasa, dan kemudian mereka coba samakan dengan foto saat ini di basis data nasional.
Polisi menemukan kecocokan dan berhasil melacak Yin, yang tes DNA mengkonfirmasi identitasnya. Mereka kemudian berhasil menyatukan kembali Mao dengan keluarganya yang selama pertemuan yang disiarkan langsung di televisi, menangis ketika bertemu satu sama lain.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak ingin terpisah darinya lagi," kata Li, yang diberitahu pada Hari Ibu bahwa putranya yang telah lama hilang telah ditemukan.
"Ini adalah hadiah terbaik yang pernah saya dapatkan pada Hari Ibu," katanya saat konferensi pers, Senin, yang disiarkan di stasiun televisi CCTV.
Mao, yang menjalankan bisnis dekorasi rumah di Sichuan, akan pindah kembali ke Xi'an untuk tinggal bersama orang tua kandungnya. Pada konferensi pers, Mao mengatakan dia berencana menghabiskan waktu bersama orang tua kandungnya.
"Sejujurnya, aku belum yakin tentang masa depan," katanya dikutip Xinhua.
Polisi masih mendalami penyelidikan kasus penculikan yang dialami oleh Yin. Pihak berwenang tidak memberikan informasi tentang orang tua angkatnya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.