Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tidak Jualan 2 Bulan di TikTok Bikin Omzet Toko Online Turun sampai 50%
11 Januari 2024 11:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
Fitur belanja di TikTok Indonesia sempat ditutup sekitar 2 bulan. Penutupan tersebut rupanya memberi dampak negatif bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di yang sebelumnya berdagang online di TikTok.
Berdasarkan survei bertajuk Dampak Kerja Sama TikTok dan Tokopedia terhadap UMKM yang dilakukan kumparan pada Januari 2024, sebanyak 84% dari 595 responden yang merupakan pemilik toko online di TikTok mengaku mengalami penurunan pendapatan selama periode tersebut.
Persentase kerugian finansial yang dialami oleh pelaku UMKM bervariatif saat fitur belanja di TikTok hilang. Penurunan pendapatan sebesar 26% sampai 50% paling banyak dirasakan responden, sebanyak 36 persen.
Sementara itu, 35% responden lain mengaku omzetnya turun di bawah 25% dan 20% pelaku UMKM mengalami penurunan pendapatan sekitar 51% sampai 75%. Hanya 6% dan 3% responden yang pendapatannya turun masing-masing 76% sampai 100% dan di atas 100%.
Tak cuma masalah finansial. Tidak adanya fitur belanja di TikTok Indonesia selama 2 bulan juga turut memengaruhi tenaga kerjanya.
Pelaku UMKM terpaksa harus memangkas jumlah pegawai untuk menyesuaikan anggaran bisnisnya. Mayoritas penjual di TikTok melepas 1 hingga 10 orang pegawai, dengan 47 dari 196 responden mengaku melepas 2 orang pekerja, 29 responden melepas 1 orang pekerja, 27 responden melepas 3 orang pekerja, 24 responden melepas 5 orang pekerja, hingga 16 responden melepas 10 orang pekerja.
Bisnis UMKM di TikTok Hidup Lagi Berkat Tokopedia
Fitur belanja di TikTok Indonesia, yang dioperasikan oleh Tokopedia, akhirnya hadir kembali pada 12 Desember 2023 dan langsung menggelar promosi Beli Lokal 12.12, bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Layanan yang kini bernama resmi Shop | Tokopedia itu, beroperasi lagi berkat kolaborasi antara TikTok dengan perusahaan e-commerce Tokopedia milik GoTo Group.
Dengan Shop | Tokopedia kembali beroperasi, bisnis pelaku UMKM di TikTok pun kembali hidup. Data ini terlihat dari survei kumparan.
Sebanyak 90% dari 593 responden melaporkan peningkatan penjualan saat kampanye Beli Lokal 12.12. Pencapaian ini membuat pendapatan mereka ikut tumbuh secara signifikan, dengan 41% dari 531 responden mencatat pertumbuhan omzet hingga 50%.
Kemudian, 33% pelaku UMKM mengaku mengalami kenaikan pendapatan sampai 25% dan 17% peserta survei sebut pendapatannya tumbuh hingga 75%.
Lonjakan pendapatan yang dialami pelaku UMKM pasca-kolaborasi TikTok dan Tokopedia membuka peluang mereka untuk merekrut tenaga kerja tambahan. Banyak di antara mereka mampu merekrut satu sampai 10 orang pegawai, dengan 45 dari 218 peserta survei mengaku dapat menambah 1 orang staf, 44 responden lain sanggup merekrut 2 orang staf, hingga 13 responden sebut menambah kapasitas pekerjanya sebanyak 10 orang.
Para pelaku UMKM yang mengikuti survei ini percaya bahwa kerja sama antara TikTok dan Tokopedia dapat memberikan manfaat dan kenyamanan bagi mereka. Keuntungan yang dirasakan oleh 595 responden di antaranya meningkatkan jangkauan pasar (15%) dan trafik kunjungan (14%) yang berpotensi mendapatkan konsumen baru, kehadiran insentif yang disediakan platform macam diskon (13%), hingga tampilan, dashboard, dan fitur yang ramah bagi pelaku UMKM (13%).
Sebanyak 99% dari 593 responden meyakini Shop | Tokopedia telah memberikan keamanan dalam menjual produk dagangannya. Kepercayaan penjual terhadap keamanan Shop | Tokopedia didasari pada platform menjalin kemitraan yang baik dengan jasa pengiriman (17% dari 595 responden), pengiriman terjamin sampai ke tujuan (13%), transparansi dalam pengelolaan dana penjualan (13%), serta penilaian reputasi toko yang adil (12%).
Survei ini dilakukan secara daring yang melibatkan 595 responden yang merupakan pelaku UMKM di Shop | Tokopedia dari berbagai kota di Indonesia. Responden didominasi oleh wanita sebanyak 80 persen dengan rentang usia 27 sampai 31 tahun. Tiga besar kategori produk yang dijual 584 responden merupakan fesyen (22%), disusul kecantikan (20%) dan peralatan rumah tangga (15%).