Tips Fotografi: Mengenal Aturan dan Batasan dalam Editing Foto Jurnalistik

19 Juni 2022 15:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah foto saat dipamerkan di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Jalan Antara, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (27/2). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah foto saat dipamerkan di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Jalan Antara, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (27/2). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Foto jurnalistik atau foto berita adalah suatu sajian peristiwa yang terjadi dan disampaikan guna kepentingan informasi.
ADVERTISEMENT
Foto jurnalistik yang menarik adalah foto yang mempunyai daya tarik visual (eye catching). Isi atau arti serta daya tarik emosional (impact) juga sangat memengaruhi penilaian orang terhadap foto tersebut.
Petugas keamanan mengamati karya yang ditampilkan dalam Pameran Fotografi dan Grafis Indonesia Bergerak: 1900-1942 di Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA), Jakarta, Senin (7/9/2020). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Nilai-nilai yang berkembang di masyarakat sangat perlu diperhatikan dalam mengambil foto. Fotografi Jurnalistik selalu dikaitkan dengan pemberitaan atau penyampaian informasi.
Untuk menjaga agar keutuhan nilai informasi tetap terjaga perlu adanya batasan-batasan yang jelas tentang sejauh mana sentuhan editing digital.

1. Koreksi warna

Ilustrasi editing foto. Foto: Shutter Stock
Dengan mengoreksi warna diharapkan objek yang ditampilkan tidak akan terlihat buram. Selain itu juga dilarang untuk mengubah warna kulit, rambut atau untuk keperluan mengubah usia, dan sebagainya.

2. Burning

Ilustrasi editing foto. Foto: Shutter Stock
Mengubah bagian-bagian foto menjadi lebih gelap dengan tujuan agar nampak lebih matang dan jelas terlihat sehingga lebih menonjolkan objek atau subyek yang terdapat pada gambar.
ADVERTISEMENT

3. Dodging

Ilustrasi editing foto. Foto: Shutter Stock
Proses dodging merupakan mencerahkan atau menerangkan sebagian bagian pada foto dengan maksud untuk memperjelas objek, mempercantik highlight dan mencerahkan bagian shadows yang sekiranya mengganggu isi fotonya sendiri.

4. Cropping

Ilustrasi gambar landscape yang diambil dengan aspek ratio 2.4:1. Foto: Chutima Chaochaiya/Shutterstock
Cropping pada foto jurnalistik merupakan suatu hal yang lumrah jika bertujuan memperindah komposisi foto. Namun cropping foto dapat juga menjadi larangan pada sebagian peristiwa dengan guna menghindari menghilangkan objek atau bertujuan menyudutkan objek.
Ilustrasi fotografer sepakbola mengirim foto. Foto: Victor Cruz/AFP
Berikut ini adalah beberapa hal yang dilarang dalam pengeditan digital image untuk kepentingan pemberitaan:
Seorang fotografer memotret Gunung Gede Pangrango yang terlihat dari Jalan HBR Motik, Kemayoran, Jakarta, Kamis (18/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Fotografi jurnalistik bukan hanya pelengkap sebuah berita saja, namun bagaimana visual berperan menjadi salah satu cara untuk pembaca memahami sebuah berita itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Bagaimana sebuah gambar mampu memvisualisasikan suatu kejadian atau peristiwa di masyarakat sehingga pembaca mampu merasakan getaran yang ada dalam gambar tersebut ketika melihatnya.
Menurut Cliff Edom, salah satu guru besar di Universitas Missouri Amerika Serikat, Fotografi jurnalistik adalah perpaduan antara gambar dan kata. Bagaimana sebuah gambar dapat menyampaikan makna kata-kata dan dapat mempengaruhi pikiran orang.