Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
ADVERTISEMENT
Selama pandemi virus corona di Indonesia, beberapa industri dilaporkan ada yang mengalami penurunan bisnis, tapi ada juga yang meningkat. Salah satunya industri telekomunikasi. Operator seluler Telkomsel pun dikabarkan mengalami lonjakan trafik alias lalu lintas data yang tinggi selama masa ini.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Telkomsel, Setyanto Hantoro, mengatakan selama pandemi corona Telkomsel mengalami lonjakan trafik yang cukup tinggi sekitar 13 sampai 21 persen. Trafik yang tinggi pun bergeser dari perkantoran, berpindah ke area perumahan.
"Penggunaan trafik di rumah on average itu naik 13 persen, peak-nya dekat Lebaran bisa sampai 21 persen," ungkap Setyanto, dalam webinar diskusi Ngobrol@Tempo "Industri Telekomunikasi Menyambut Normal Baru", Kamis (11/6).
Namun, naiknya trafik ternyata tidak dibarengi dengan pertumbuhan revenue Telkomsel selama pandemi corona. Setyanto mengungkap revenue Telkomsel cenderung stagnan dan hanya tumbuh tipis.
Alasan revenue Telkomsel stagnan diakibatkan pergeseran konsumsi data internet pengguna. CEO Telkomsel menjelaskan pelanggan di level bawah sudah merasa kesulitan untuk terus membeli paket data, sementara pelanggan level atas masih bisa membeli. Tapi hal ini, tidak mampu meningkatkan pendapatan perusahaan.
ADVERTISEMENT
"Misalnya begini pelanggan beli paket data yang 5 GB sama 50 GB pasti harga per GB-nya lebih murah yang 5 GB. Ini overall membuat revenue kita meski payload-nya naik 13 bahkan sampai 21 persen di peak, tapi revenue kita relatif flat cenderung negatif sedikit. Karena ada pergeseran, jadi mereka belinya yang kecil-kecil berkurang, tapi yang besar lebih banyak. Tapi buat Telkomsel overall-nya (revenue) relatif," terangnya.
Meski demikian, Telkomsel tetap menjaga kualitas jaringan dan layanannya selama pandemi COVID-19. Telkomsel masih memberikan paket layanan bebas kuota 30 GB untuk mengakses aplikasi-aplikasi belajar online, seperti Ruangguru, Zenius, Bahaso dan lainnya. Kemudian, bebas akses situs e-learning di 130 perguruan tinggi di Indonesia.
"Untuk membantu pelanggan kita tetap produktif selama PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), kita langsung melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, terutama di bidang pendidikan. Kita memberikan layanan zero rating, artinya dengan biaya rendah dan bahkan zero. Seperti layanan Ilmupedia 30 GB hanya Rp 10 ribu," tutur Setyanto.
Dirut Telkomsel ini menilai layanan zero rating ini seperti CSR (corporate social responsibility) memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Meski begitu Telkomsel memiliki hitungan-hitungan bisnis tersendiri untuk memberikan layanan ini.
ADVERTISEMENT
Sejak diberlakukannya imbauan proses belajar dari rumah secara online, Telkomsel mencatat peningkatan trafik layanan data dalam pemanfaatan sistem/aplikasi belajar daring (e-learning) yang mencapai 236 persen. Untuk itu, Telkomsel telah menyiagakan tambahan kapasitas jaringan di sejumlah wilayah yang memberlakukan sistem pembelajaran jarak jauh.
Selain itu, Telkomsel juga telah melakukan pengamanan jaringan di wilayah residensial dan titik posko penanggulangan COVID-19, seperti kantor pemerintahan terkait dan rumah sakit, termasuk tiga Rumah Sakit Darurat khusus penanganan pasien pandemi COVID-19 yaitu Hotel Patra Comfort Jakarta, Rumah Sakit Pertamina Jaya Jakarta, dan Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.