Transaksi Perbankan dan E-commerce Pakai VPN, Aman atau Tidak?

23 Mei 2019 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi VPN. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi VPN. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Pembatasan akses media sosial dan aplikasi pesan instan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia menimbulkan kecemasan lebih lanjut. Karena kebijakan ini, masyarakat berbondong-bondong menggunakan aplikasi VPN (Virtual Private Network) untuk mengakali akses internet dalam memakai platform sosial.
ADVERTISEMENT
Masyarakat yang sebelumnya tidak tahu cara pengguna VPN, kini telah mahir menggunakannya. Polemik terjadi lagi perihal aman atau tidak penggunaan aplikasi VPN untuk berselancar di dunia maya hingga melakukan transaksi perbankan.
Pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, punya pendapat soal keamanan layanan VPN. Menurutnya, ada beberapa aplikasi VPN yang tidak terjamin keamanannya, terutama yang gratisan.
Ia tidak menyebutkan semua aplikasi VPN gratis itu berbahaya, namun VPN yang berlangganan disebutnya lebih baik dari segi keamanan. Yang penting, kata Alfons, lihat reputasi dan kredibilitas si penyedia VPN.
Ilustrasi e-commerce, salah satu teknologi yang memudahkan perempuan menjalani perannya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Cara menentukannya adalah kita harus tahu siapa penyelenggara dan pengelola VPN yang kita gunakan. Keamanan VPN ditentukan oleh bonafiditas perusahaan. Bukan oleh berbayar atau tidak berbayar," jelasnya saat dihubungi kumparan, Kamis (23/5).
ADVERTISEMENT
Ia pun tak membantah ada juga aplikasi VPN gratisan yang aman. Hal tersebut bisa dilihat dari perusahaan penyedianya yang kredibel. Karena ketika perusahaan tersebut jual-beli data pengguna, maka nama baiknya yang menjadi taruhannya.
Lantas, bagaimanan jika digunakan untuk bertransaksi perbankan dengan VPN gratis maupun berbayar?
Menurut Alfons, sangat disarankan penggunaan VPN untuk melakukan transaksi perbankan. Tapi, perlu diingat kembali soal memilih penyedia yang memiliki nama yang kredibel untuk menjamin keamanannya.
"Sebagai contoh, KlikBCA untuk nasabah kelas kakapnya KlikBCA Bisnis, mereka diharuskan pakai VPN agar bisa menjalankan transaksi. Lalu, misalnya pakai ke WiFi gratisan. Untuk mengamankan koneksi free WiFi itu, kita disarankan pakai VPN dari vendor yang terpercaya," ungkapnya.
com-BCA Mobile Foto: Muhammad Rezky Agustyananto/kumparan
Pernyataan serupa juga diungkap oleh Pratama Persadha, selaku Chairman lembaga keamanan siber CISSReC. Ia mengatakan, sepanjang kita menggunakan VPN yang benar-benar aman, maka transaksi pun akan aman juga. Itu sebabnya ia mengusulkan pemakaian VPN yang berbayar dan sudah punya reputasi bagus.
ADVERTISEMENT
"Karena VPN seperti layanan cyber security lainnya, pasti akan mendapatkan pantauan dan checking maupun test dari waktu ke waktu oleh banyak pihak, baik akademisi, profesional sampai pada saingan kompetitornya," kata Pratama.
Soal VPN gratisan lebih rentan soal keamanan, Pratama punya empat alasan. Pertama, ada kemungkinan dan kesempatan untuk menginjeksi browser dengan iklan, spam, dan malware.
Kedua, ada kesempatan melakukan logging ke browser history dan menjualnya kepada pihak ketiga, biasanya advertiser atau para pengiklan di internet. Terakhir, yang sering terjadi adalah mencuri data pengguna dan menjualnya kepada bidder (peserta lelang online) tertinggi.
"Itu kenapa sering muncul keluhan memakai VPN gratis menghabiskan data. Pun sering kita temui di forum-forum internet orang menjual paket data dengan harga sangat murah, kemungkinan besar datanya dari mencuri pemakai VPN gratisan," tambahnya.
Ilustrasi VPN. Foto: Pixabay
Satu hal yang harus diperhatikan ketika melakukan transaksi perbankan, baik itu menggunakan VPN atau tidak, adalah perhatian alamat situs yang digunakan. Pastikan situs tersebut dilengkapi tulisan https:// di depannya. Hal tersebut merupakan metode enkripsi untuk mengamankan data.
ADVERTISEMENT
"Sekali pun pakai free VPN yang berbahaya di pindai, harusnya mayoritas layanan sudah melakukan enkripsi di mana bisa dilihat dengan tulisan https://," kata Alfons.
Senada dengan Alfons, pakar teknologi informasi Onno W. Purbo mengatakan enkripsi https:// sangat perlu diperhatikan jika ingin bertransaksi perbankan di situs manapun, termasuk e-commerce.
"Kalau e-commerce-nya tidak pakai https berbahaya. Kalau e-commerce-nya ada https agak aman, terutama jangan sampai ada error "Untrusted Site". Itu berbahaya banget," ungkapnya.
Khusus untuk transaksi perbankan di e-channel, seperti mobile banking atau internet banking, tidak perlu khawatir. Alasannya, situs mobile banking memiliki tambahan keamanan atau enkripsi yang sulit ditembus.