Traveloka Siap Melantai di Bursa Saham AS Tahun Ini

16 Februari 2021 16:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Traveloka Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Traveloka Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Startup online travel agent (OTA) Traveloka berencana untuk melantai di bursa saham AS pada tahun ini. Hal ini disampaikan oleh CEO Ferry Unardi kepada Bloomberg. Ia menjelaskan, pihaknya berencana menggunakan jalur special purpose acquisition company (SPAC) untuk mewujudkan rencana tersebut.
ADVERTISEMENT
SPAC, yang biasanya juga dikenal sebagai perusahaan cek kosong, adalah perusahaan cangkang yang didirikan dan listing di bursa sebagai sarana penampung dana dari investor. Perusahaan SPAC tidak memiliki operasi komersial apapun dan dibentuk secara khusus untuk meningkatkan modal melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) guna mengakuisisi perusahaan yang sudah ada.
“SPAC sangat efisien,” kata Ferry dalam wawancara dengan Bloomberg Television, Selasa (16/2). “Jika kami dapat melakukannya lebih cepat, kami kemudian dapat fokus pada eksekusi dan mengembangkan perusahaan.”
Traveloka menjadi startup Indonesia terbaru yang berencana melantai di bursa saham AS melalui metode SPAC. Sebelumnya, ada startup ride hailing Gojek dan e-commerce Tokopedia yang berencana IPO dengan metode serupa. Keduanya saat ini dilaporkan sedang menyelesaikan persyaratan merger sebelum mendaftarkan entitas gabungan di Jakarta dan AS.
Ilustrasi Traveloka. Foto: Beawiharta/REUTERS
Traveloka saat ini telah menyewa JPMorgan Chase & Co. untuk listing publik di AS. Ferry mengatakan, pihaknya akan menjajaki opsi merger atau akuisisi setelah IPO selesai. Ia juga menjelaskan bahwa Traveloka mempertimbangkan untuk mendaftar di bursa saham Indonesia pada tahap selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Reuters pada Desember 2020, seorang narasumber mengatakan bahwa Traveloka mengincar valuasi 5-6 miliar dolar AS, lewat IPO. Namun, perusahaan menolak berkomentar saat itu.
Traveloka sendiri telah bernilai 3 miliar dolar AS, menurut catatan CB Insight pada 2017. Sejak didirikan pada tahun 2012, Traveloka telah berkembang ke seluruh Asia Tenggara, di mana mereka menawarkan kemudahan layanan memesan tiket pesawat dan hotel di berbagai negara.
Dalam wawancara dengan Bloomberg Television, Ferry juga mengaku bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang sulit bagi industri travel. Namun, dia menyebut bahwa saat ini perusahaannya telah kembali memiliki 50 persen volume transaksi, yang cukup untuk membuat perusahaan untung.
“Tahun lalu sulit, kami harus menilai organisasi kami, bisnis, kami harus membuat keputusan yang sangat sulit,” kata Ferry. “Sejak Juli, pemulihan yang konsisten terjadi di seluruh pasar kami, khususnya di Indonesia dan Thailand.”
ADVERTISEMENT