Travis Kalanick: Saya Cinta Uber Lebih dari Apapun

21 Juni 2017 20:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Travis Kalanick (Foto: REUTERS/Danish Siddiqui)
zoom-in-whitePerbesar
Travis Kalanick (Foto: REUTERS/Danish Siddiqui)
ADVERTISEMENT
Travis Kalanick tak jadi cuti panjang. Pria penuh kontroversial itu memutuskan mundur dari jabatannya sebagai CEO Uber, perusahaan yang telah ia dirikan dan pimpin sejak 2009. Sebuah keputusan yang cukup mengejutkan dan sulit dipercaya, membayangkan Uber tanpa Kalanick. Keputusan pengunduran ini tidak diambil Kalanick seorang diri. Dia dilaporkan mendapatkan tekanan hebat dari para pemegang saham yang menginginkannya tidak lagi memegang kendali perusahaan dan membuat keputusan. Setidaknya ada lima dewan direksi Uber yang memintanya untuk mundur, mereka berasal dari Benchmark, First Round Capital, Lowercase Capital, Menlo Ventures, dan Fidelity Investments. Kalanick pun menyetujui dirinya untuk mundur dari puncak kepemimpinan di Uber. "Saya mencintai Uber lebih dari apapun di dunia ini, namun pada saat yang sulit dalam kehidupan pribadi saya ini, saya telah menerima permintaan para investor untuk mundur sehingga Uber kembali membangun diri lagi dari pada disibukkan dengan permasalahan lain," kata Kalanick dalam pernyataan kepada seluruh karyawan pada Rabu, (21/6).
ADVERTISEMENT
Dewan Uber mengaku Kalanick selalu mengutamakan Uber dan kemundurannya dari posisi CEO akan memberi perusahaan ruang untuk memulai babak baru dalam sejarah Uber. Pengunduran diri ini bukan berarti Kalanick akan lepas begitu saja dari Uber. Masih dalam pernyataannya, ia mengaku tetap berada di dewan direksi dan akan menyempatkan diri membantu Uber dengan cara apapun agar perusahaan bisa mencapai apapun tujuan yang diinginkan. Menyoroti Kalanick dan Uber tak akan pernah ada habisnya. Awal tahun ini saja mereka sudah diurusi dengan kasus pelecehan seksual yang dialami oleh mantan karyawatinya. Kasus tersebut menjadi pemicu terkuaknya masalah internal lain yang hinggap di budaya perusahaan. Penyelidikan internal kemudian dibuka dan sejauh ini sudah ada 20 karyawan Uber yang dipecat karena terlibat dalam kasus pelecehan seksual, diskriminasi, kecurangan dalam kompetisi, sampai sengketa paten teknologi dengan Google Waymo. Apakah dengan hengkangnya Kalanick dari posisi CEO akan membuat Uber bisa mengatasi semua masalah itu? Kita lihat siapa yang akan memimpinnya.
ADVERTISEMENT