Trump Paksa TikTok Jual Aplikasinya ke Microsoft, atau Bakal Disuntik Mati

4 Agustus 2020 15:21 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump saat kampanye di Pusat BOK, Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat. Foto: Leah Millis/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump saat kampanye di Pusat BOK, Tulsa, Oklahoma, Amerika Serikat. Foto: Leah Millis/REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump memberi tenggat waktu kepada ByteDance--pemilik layanan TikTok--selama 6 minggu untuk menjual layanannya di AS kepada perusahaan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Trump sebelumnya sempat mengancam mau memblokir TikTok di AS karena khawatir dapat mengancam keamanan nasional negaranya. Para pejabat di negara Paman Sam juga menganggap TikTok berisiko, karena rawan disusupi Intelijen China yang mencari jutaan data warga negara AS.
"Harus menjadi (milik) perusahaan Amerika ... itu harus dimiliki di sini. Kita tak mau punya masalah soal keamanan," kata Trump dilansir AFP, Selasa (4/8).
Saat ini, Microsoft menjadi perusahaan yang berpotensi besar dalam akuisisi TikTok. Dalam keterangan resminya, Microsoft juga tak menutup kemungkinan mengajak perusahaan AS lain untuk merealisasi rencana tersebut.
Ilustrasi TikTok Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Microsoft kini tengah berdiskusi dengan ByteDance soal rencana penjualan TikTok. Trump memberi waktu ByteDance hingga pertengahan September segera mencapai kesepakatan.
"Saya memberi tenggat waktu hingga 15 September," ujar Trump.
ADVERTISEMENT
"TikTok adalah kesuksesan besar, tetapi sebagian besar (kesuksesan itu) ada di negara ini. Saya pikir itu sangat adil," tambah Trump.

Sempat diancam Trump

Jika akuisisi Microsoft berhasil, momentum ini bisa jadi angin segar untuk TikTok melanjutkan layanannya di AS. Karena sebelumnya, Trump mengancam mau memblokir layanan TikTok secepatnya.
Pemerintah AS telah melakukan penyelidikan resmi terkait aplikasi TikTok. Dari hasil penelusuran itu, AS menuding aplikasi tersebut mengumpulkan data pribadi para pengguna dalam jumlah besar. Penyedia layanan juga dituding secara hukum terikat untuk membagikannya dengan pihak berwenang di Beijing jika mereka menginginkannya.
Oleh sebab itu Donald Trump menginginkan perusahaan AS untuk segera memiliki TikTok, setidaknya memberi kesempatan agar TikTok tetap bisa beroperasi di AS.
Ilustrasi TikTok Foto: AFP/Joel Saget
Jika ByteDance bersikukuh tak mau menjual, besar kemungkinan Trump bakal memblokir TikTok di AS. Ini bisa jadi langkah yang kurang tepat, karena negara lain seperti Australia, sangat mungkin mengikuti jejak Trump memblokir TikTok.
ADVERTISEMENT
Pendiri ByteDance Zhang Yiming mengakui adanya tekanan begitu besar terkait desakan tersebut. Yiming hanya bisa memastikan saat ini keamanan data para pengguna TikTok terjamin.
Perusahaan kini menghadapi permasalahan kompleks, karena persoalan TikTok ternyata berpengaruh besar pada kondisi geopolitik dua negara atau lebih. Namun, ByteDance tak mau menyerah begitu saja.
"Tanpa menyerah, mengeksplorasi kemungkinan apa pun," jelas Yiming.

Respons China

Kongres Rakyat China di Beijing. Foto: REUTERS/Damir Sagolj
Pihak Kementerian Luar Negeri China ikut berkomentar soal persoalan ini. Juru Bicara Kemlu China Wang Wenbin menyebut Washington begitu munafik karena memaksa TikTok dijual.
"AS menggunakan konsep keamanan nasional yang meragukan, tanpa memberikan bukti, membuat anggapan salah dan mengeluarkan ancaman kepada perusahaan terkait," kata juru bicara Wang Wenbin.
ADVERTISEMENT
"Ini bertentangan dengan prinsip ekonomi pasar dan mengekspos kemunafikan dan standar ganda khas AS yang (sering bicara) menegakkan apa yang disebut keadilan dan kebebasan," tambahnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.