Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
![Ilustrasi Threads. Foto: rafapress/Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01h4mewt13pq2vsh2tda465zaf.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Surat tersebut berisi dugaan Meta telah mempekerjakan mantan karyawan Twitter, yang diklaim memiliki akses rahasia bisnis dan kekayaan intelektual Twitter.
Twitter Inc., atau sekarang berganti nama menjadi X Corp, menuding Meta memanfaatkan mantan pekerjanya itu untuk mengembangkan aplikasi tiruan atau copycat, Threads , yang dinilai telah melanggar hukum negara bagian dan federal.
Alhasil, Twitter mengancam akan mengambil tindakan hukum dalam bentuk baik perdata maupun ganti rugi.
“Twitter bermaksud secara ketat melindungi hak kekayaan intelektualnya, dan menuntut agar Meta segera mengambil langkah untuk berhenti menggunakan rahasia bisnis Twitter atau informasi yang sangat rahasia lainnya,” tulis Spiro dalam surat tersebut sebagaimana dikutip Reuters.
Menanggapi surat tersebut, Direktur Komunikasi Meta Andy Stone membantah tudingan plagiat tersebut. Dia menyebut tidak ada seorang pun di tim teknis Threads adalah mantan karyawan Twitter.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pemilik Twitter Elon Musk merespons kabar media sosialnya yang mengancam Meta dengan sebuah tweet di akun Twitter resminya.
Meta sendiri meluncurkan Threads pada Kamis (6/7) kemarin. Kurang dari 24 jam sejak diluncurkan, Threads sudah mengumpulkan lebih dari 30 juta pengguna.
Data internal yang diperoleh The Verge menunjukkan bahwa pengguna Threads telah membuat lebih dari 95 juta postingan.