Twitter Uji Fitur Tandai Cuitan Hoaks Sebagai ‘Menyesatkan’

21 Februari 2020 19:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi main Twitter. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi main Twitter. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Twitter kembali melakukan langkah untuk menanggulangi arus peredaran hoaks dan berita palsu. Platform media sosial berlogo burung biru itu sedang menguji sebuah fitur yang akan menandai hoaks dengan warna oranye dan melabelinya 'menyesatkan'.
ADVERTISEMENT
Saat ini, peredaran konten di media sosial sudah tidak hanya sekadar posting foto, video, atau meme lucu. Semua arus informasi juga beredar di sana.
Namun, tidak semua orang mau melakukan riset sebelum mengklik tombol ‘Share’ atau ‘Retweet’ yang berujung malah menyebarkan hoaks. Hal ini tidak hanya berdampak pembodohan bagi orang lain, tapi juga bisa menimbulkan kepanikan.
Untuk menangani itu, Twitter menguji fitur yang menginformasikan bahwa sebuah cuitan di platform-nya berisi informasi yang tidak benar atau sudah direkayasa. Cuitan tersebut akan diberi tanda berwarna oranye dan diberi label ‘Sangat Menyesatkan’.
Ilustrasi main Twitter. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Cara seperti ini memang sudah dilakukan Facebook pada platform-nya, Instagram. Perusahaan bekerja sama dengan pihak fact-checker untuk memeriksa fakta dan menyocokkan informasi di lapangan dengan konten menyesatkan itu.
ADVERTISEMENT
Jika teridentifikasi hoaks, maka Instagram akan memburamkan dan melabeli konten itu dengan tulisan ‘False Information’. Perusahaan juga menyediakan klarifikasi kenapa konten tersebut diberi label hoaks. Penjelasan itu bisa kamu temukan dengan menekan tombol ‘See why fact-checkers say this is false’.
Sementara di Twitter, label ‘menyesatkan' itu diberikan apabila sebuah konten melanggar Kebijakan Komunitas di platform. Twitter juga akan mengurangi visibilitas dari konten itu agar tidak terekspos ke lebih banyak orang.
Ilustrasi hoaks. Foto: Shutterstock
Twitter juga akan memberikan klarifikasi terkait alasan suatu cuitan ditandai hoaks. Bedanya, Twitter mengizinkan pengguna lain untuk berpartisipasi menuliskan klarifikasi dari konten yang menyesatkan itu. Dan klarifikasi terbaik akan muncul sebagai ‘Top Reports’ sehingga orang lain akan semakin mudah mengetahui kenapa konten itu teridentifikasi hoaks.
ADVERTISEMENT
“Kami masih mencari berbagai cara untuk menanggulangi misinformasi dan menyediakan lebih banyak konteks untuk sebuah cuitan di Twitter. Misinformasi adalah masalah yang sangat kritis dan kami akan mencoba menanggulangi dengan berbagai cara,” kata juru bicara Twitter, dilansir Ubergizmo.