Uber Dituduh Curi Teknologi Mobil Pintar Google

24 Februari 2017 11:39 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kantor Uber di Queens, New York. (Foto: Brendan McDermid/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Uber di Queens, New York. (Foto: Brendan McDermid/Reuters)
Uber kembali mendapat tuntutan hukum. Perusahaan penyedia jaringan transportasi itu, termasuk anak perusahaannya Otto yang mengembangkan truk otonom, dituduh atas pencurian teknologi sensor rahasia dan eksklusif yang dimiliki perusahaan teknologi lain. Sang penggugat adalah Waymo, yang tak lain anak perusahaan Alphabet (Google). Waymo menuding Uber dan Otto telah mencuri teknologi Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk membantu mempercepat usaha mereka di bidang teknologi otonom. LiDAR sendiri terdiri atas peranti lunak dan peranti keras yang terintegrasi dalam kamera dan radar untuk mendeteksi lingkungan sekitar, GPS, komputer, sensor canggih, dan sistem peta digital untuk membantu mobil menavigasi ke alamat tujuan. Dalam dokumen tuntutannya, Waymo menganggap Anthony Levandowski, salah satu mantan karyawan Google yang turut mendirikan Otto, adalah dalang di balik semua ini yang menyebabkan mereka rugi lebih dari 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,6 triliun. "Kami menemukan enam minggu sebelum pengunduran dirinya, Anthony Levandowski mengunduh lebih dari 14.000 berkas desain paten dan sangat rahasia untuk sistem berbagai peranti keras Waymo ini, termasuk desain LiDAR Waymo dan papan sirkuit," sebut Waymo di situs Medium.
ADVERTISEMENT
Waymo, anak usaha Alphabet yang mengembangkan teknologi mobil otonom, memamerkan kendaraan pertamanya berupa Fiat Chrysler Pacifica dengan berbagai sensor di tepi dan atap mobil. (Foto: CEO Waymo John Krafcik via Medium)
zoom-in-whitePerbesar
Waymo, anak usaha Alphabet yang mengembangkan teknologi mobil otonom, memamerkan kendaraan pertamanya berupa Fiat Chrysler Pacifica dengan berbagai sensor di tepi dan atap mobil. (Foto: CEO Waymo John Krafcik via Medium)
Levandowski tidak sendirian dalam aksinya menyalin 14.000 berkas berukuran total 9,7 GB ini. Dokumen gugatan mengatakan Levandowski dibantu oleh mantan karyawan Waymo yang kemudian ikut bergabung ke Otto. "Sejumlah karyawan Waymo yang juga pergi untuk bergabung dengan bisnis baru Anthony Levandowski, mengunduh rahasia dagang Waymo pada beberapa hari dan jam sebelum kepergiannya," tambah Waymo. Levandowski sendiri merupakan pendiri 501 Systems, sebuah perusahaan rintisan (startup) otonom yang diakuisisi Google di awal mereka menjalankan proyek mobil otonomnya sendiri. Setelah meninggalkan Google, Levandowski membangun Otto bersama dengan Lior Ron, mantan kepala Google Maps selama tiga tahun. Diluncurkan Mei 2016, Otto langsung diakuisisi Uber setelah baru tiga bulan beroperasi dengan nilai investasi 680 juta dolar AS (sekitar Rp 9 miliar).
ADVERTISEMENT