Uber Tanggapi Peretasan: Tidak Ada Data Sensitif yang Bocor

19 September 2022 10:09 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Uber. Foto: Astrid Rahadiani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Logo Uber. Foto: Astrid Rahadiani/kumparan
ADVERTISEMENT
Uber terus melakukan penyelidikan terkait isu peretasan jaringan komputernya. Pada akhir pekan lalu, Uber mengatakan "tidak ada bukti bahwa insiden tersebut melibatkan akses ke data pengguna yang sensitif (seperti riwayat perjalanan)."
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan resmi tersebut, Uber juga mengaku telah melakukan kontak dengan aparat penegak hukum AS untuk mendalami kasus ini. FBI diketahui membantu Uber menyelidiki insiden tersebut.
Uber mengalami peretasan data oleh hacker yang mengaku berusia 18 tahun pada Kamis, 15 September 2022.
Melalui pesan singkat kepada reporter The New York Times, hacker mengatakan mendapatkan akses dari pegawai IT. Peretas mendapatkan password dari pegawai dengan metode social engineering atau rekayasa sosial.
Setelah itu, Uber melarang pegawainya untuk menggunakan aplikasi Slack dan sejumlah aplikasi lain untuk komunikasi internal. Keesokan harinya, para pegawai diizinkan kembali mengakses sistem komunikasi internal.
Menurut laporan The New York Times, sesaat sebelum Slack offline pada Kamis sore, karyawan Uber menerima pesan di aplikasi yang berbunyi: "Saya mengumumkan bahwa saya adalah seorang peretas dan Uber telah mengalami peretasan data." Pesan itu juga mencantumkan beberapa database internal yang diklaim peretas telah disusupi dan juga menulis tagar #uberunderpaisdrives.
ADVERTISEMENT