Uber Ungkap Tiga Syarat CEO Baru Pengganti Travis Kalanick

21 Juli 2017 7:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kantor Uber di Queens, New York. (Foto: Brendan McDermid/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor Uber di Queens, New York. (Foto: Brendan McDermid/Reuters)
ADVERTISEMENT
Pada akhir Juni lalu, kabar mengejutkan datang dari perusahaan transportasi online Uber. Sang CEO, Travis Kalanick, menyatakan mundur dari posisinya menyusul tekanan yang diberikan pemegang saham kepadanya. Uber sampai hari ini masih mencari CEO baru. Senior Vice President Leadership and Strategy dari Uber, Frances Frei, mengungkap tiga kunci yang harus dimiliki CEO baru dari perusahaan nantinya sebagai pengganti Kalanick. Syarat pertama adalah sang CEO nantinya harus 'menghormati' budaya bisnis internasional, lalu yang kedua, harus memahami Uber adalah perusahaan teknologi dan juga perusahaan operasional. "CEO Uber juga harus memahami dan menghargai jika organisasi ini terdiri dari 15 ribu orang yang telah melalui banyak hal," kata Frei, dalam sebuah wawancara dengan Recode. Kata 'banyak hal' yang disebutkan di atas, tentu saja mengarah kepada berbagai permasalahan yang menimpa Uber belakangan ini, mulai dari pelecehan seksual, budaya kerja tak sehat, penggunaan teknologi ilegal, dan pelanggaran privasi.
ADVERTISEMENT
Masalah-masalah yang menyerbu Uber memang menjadi salah satu faktor utama lengsernya Kalanick dari posisi CEO. Para jajaran direksi menentang gaya kepemimpinan Kalanick yang diminta untuk diubah. Saat ini, belum tercium siapa saja yang akan menjadi kandidat pengganti Kalanick. Tapi, sudah ada beberapa spekulasi yang beredar seputar kandidat tersebut. Di antaranya adalah Tom Staggs, mantan penasihat khusus CEO Disney, lalu ada Marissa Mayer (mantan CEO Yahoo), Helena Foulkes (Presiden CVS Pharmacy), Tim Armstrong (CEO Oath), dan John Martin (CEO Turner Broadcasting System).