Ukraina Tuduh Rusia di Balik Serangan Ransomware Petya

3 Juli 2017 11:44 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ransomware (Foto: 8vFanI via ThinkStock)
zoom-in-whitePerbesar
Ransomware (Foto: 8vFanI via ThinkStock)
ADVERTISEMENT
Ketegangan antar negara Ukraina dan Rusia kembali memanas. Kali ini, Ukraina menuduh dinas keamanan Rusia terlibat dalam serangan ransomware Petya yang tengah melanda jaringan komputer di negaranya, dengan tujuan menghancurkan data penting dan menyebar kepanikan. Badan keamanan negara Ukraina, Sluzhba Bezpeky Ukrayiny (SBU), mengatakan pada Sabtu, (1/7), penyerangan ransomware Petya merupakan hasil kerja dari dinas intelijen Rusia, yang sebelumnya juga dituduh berada di balik serangan jaringan listrik Ukraina pada Desember 2016 lalu. SBU menambahkan peretas tampaknya tidak tertarik untuk mendapatkan keuntungan dari program ransomware yang disebarnya dan lebih fokus menabur kekacauan di Ukraina. Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Rusia, namun anggota parlemen Rusia, Igor Morozov, mengatakan kepada media setempat RIA Novosti bahwa tuduhan Ukraina itu "fiktif" dan beranggapan serangan tersebut merupakan hasil kerja keras Amerika Serikat. Ukraina sendiri menjadi negara paling parah terkena dampak dari serangan ransomware yang punya nama lain NotPetya atau Golden Eye ini. Mulai Selasa, 27 Juli 2017, jaringan komputer di hampir seluruh organisasi Ukraina, baik instansi pemerintah hingga perusahaan swasta dan bank, dinonaktifkan karena data terenkripsi dan dituntut membayar uang tebusan.
ADVERTISEMENT
Dua perusahaan keamanan siber dunia secara terbuka telah mengaitkan ransomware Petya ke sekelompok peretas yang dipercaya oleh banyak pakar lainnya memiliki hubungan dengan operasi intelijen Rusia. Perusahaan anti-virus asal Rusia, Kaspesky Lab, telah mengidentifikasi kesamaan antara Petya (mereka menyebutnya NotPetya) dan BlackEnergy, program jahat malware yang diduga dipakai dalam serangkaian serangan siber terhadap infrastruktur Ukraina dalam beberapa tahun terakhir. "Ada beberapa bagian kode dan rangkaian yang dibagikan," kata kepala departemen penelitian Kaspersky, Vyacheslav Zakorzhevsky, kepada Associated Press. "Semua ini saling terhubung." Sementara perusahaan keamanan siber asal Slovakia, ESET, mengatakan serangan siber ini tidak muncul entah dari mana. "Ini bukan insiden yang terisolasi. Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan serupa di Ukraina," ujar perusahaan, sembari menunjukkan alasan negara-negara lain ikut terkena karena peretas telah meremehkan kekuatan malware mereka sehingga virus itu lepas kendali.
ADVERTISEMENT