Verizon Jual Rugi Yahoo dan AOL Rp 72 T, Cuma Setengah Harga Beli

4 Mei 2021 11:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Yahoo Foto: SOPA Images/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Yahoo Foto: SOPA Images/Getty Images
ADVERTISEMENT
Perusahaan internet Verizon menjual rugi anak perusahaannya, Yahoo dan AOL kepada perusahaan manajemen investasi Apollo Global Management. Keduanya dibanderol setengah harga dari harga akuisisi, cuma 5 miliar dolar AS (sekitar Rp 72,1 triliun).
ADVERTISEMENT
“Kami sangat senang membantu membuka potensi luar biasa dari Yahoo dan koleksi mereknya yang tak tertandingi,” kata mitra dari Apollo, Reed Rayman.
“Kami sangat menghargai dan mengagumi kerja besar dan kemajuan yang telah dicapai oleh seluruh organisasi selama beberapa tahun terakhir, dan kami berharap dapat bekerja sama dengan Guru, timnya yang berbakat, dan mitra kami di Verizon untuk mempercepat pertumbuhan Yahoo di tahun berikutnya.”
Verizon membeli AOL pada tahun 2015 seharga 4,4 miliar dolar AS. Sementara Yahoo diakuisisi pada tahun 2017 senilai 4,5 miliar dolar AS. Jika digabungkan, maka transaksi keduanya bernilai hampir 9 miliar dolar AS.
Verizon melepas mayoritas kepemilikan dan menyisakan 10 persen saham di perusahaan yang di-rebranding dengan nama 'Yahoo'. Perusahaan ini nantinya akan dipimpin oleh CEO Guru Gowrappan.
Logo Verizon Foto: REUTERS/Mike Blake
Dengan akuisisi tersebut, maka Apollo akan menaungi sejumlah portal media online di bawah Yahoo seperti TechCrunch, Yahoo Finance, dan Endgadget.
ADVERTISEMENT
Keputusan Verizon melepas bisnis media besar kemungkinan karena strategi perseroan untuk fokus pada bisnis jaringan wireless dan penyedia layanan internet. Pada tahun lalu, Verizon juga menjual HuffPost ke BuzzFeed serta melepas Tumblr dan menutup Yahoo Answer.
Dengan penjualan Yahoo dan AOL, Verizon memberikan sinyal bahwa mereka sudah tak lagi tertarik lagi pada bisnis media. Berbeda dengan rivalnya, AT&T, perusahaan telekomunikasi itu kini sedang berupaya membesarkan WernerMedia untuk bersaing dengan Netflix dan Disney meskipun berjuang dengan tumpukan utang.