Seniman Kritik Foto AI ala Studio Ghibli ChatGPT: Tabrak Hak Cipta, Tak Beretika

28 Maret 2025 16:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Film animasi Studio Ghibli, 'Tonari no Totoro' atau 'My Neighbor Totoro' (1988) Foto: IMDb/© 2008 - Studio Ghibli, Tonari no Totoro (1988)
zoom-in-whitePerbesar
Film animasi Studio Ghibli, 'Tonari no Totoro' atau 'My Neighbor Totoro' (1988) Foto: IMDb/© 2008 - Studio Ghibli, Tonari no Totoro (1988)
ADVERTISEMENT
Fitur generate picture pada aplikasi generative AI ChatGPT yang dapat menghasilkan gambar dengan gaya animasi khas Studio Ghibli asal Jepang, bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi itu menunjukkan kekuatan teknologi AI. Di sisi lain, itu membuat para seniman prihatin karena dinilai melanggar hak cipta karya seni, dan mereka mempermasalahkan pelanggaran etika yang dilakukan oleh OpenAI selaku pengembang ChatGPT.
ADVERTISEMENT
Update ChatGPT-4o, yang dirilis hari Selasa, 25 Maret 2025, menampilkan banyak kemajuan. OpenAI melatihnya agar dapat melakukan generate gambar ke berbagai macam gaya karya seni, baik itu gambar diam maupun gambar bergerak.
Para pengguna menyambut kehadiran GPT-4o untuk melakukan generate gambar animasi ala Studio Ghibli, lalu mempublikasinya di medsos Instagram dan TikTok. Pengguna membuatnya dengan melakukan prompting; "Make my photo becomes anime-style inspired by Studio Ghibli." Seketika, GPT-4o melakukan generate foto tersebut, menghasilkan konten visual bak anime seperti dalam film "Sprited Away" atau "My Neighbor Totoro" karya Studio Ghibli.
Banyak netizen dan media yang membuat tutorial untuk mengubah foto menjadi animasi khas Studio Ghibli. Hal ini tentu menuai pro dan kontra di kalangan netizen, terutama para seniman atau pekerja kreatif.
ADVERTISEMENT
Mereka menyoroti masalah etika tentang alat kecerdasan buatan yang dilatih membuat karya kreatif tanpa etika, menabrak hak cipta, dan pada akhirnya dapat berdampak pada bisnis seni di masa depan.
Sejumlah netizen menganggap generate foto menggunakan AI menjadi animasi berhak cipta sama adalah tindakan yang tidak menghargai karya seni yang dibangun selama bertahun-tahun, dan bahkan dianggap sebagai plagiarism.
“Sori party pooper tapi ku sed deh liat ghibli style bisa di-generate dengan ai ini… nyari style yang ikonik gitu kan pasti melewati proses kultivasi bertaun2 ya… trus ini emang ada consent-nya kah dari creator-nya,” tulis aktris Sheila Dara Aisha lewat akun X pribadinya.
Untuk menyampaikan kritik kepada OpenAI dan ChatGPT, beberapa netizen dan seniman kembali mengunggah cuplikan komentar pendiri Studio Ghibli, Miyako Hiyazaki (84), soal pandangannya terhadap karya seni yang dibuat oleh kecerdasan buatan. Miyazaki adalah seorang yang mengecam penggunaan AI dalam karya animasi. Ia menggambarkan seni yang dihasilkan AI sebagai "penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri." Miyazaki dikenal karena animasi yang digambar dengan tangan dan metode bingkai demi bingkai yang cermat.
ADVERTISEMENT
Potongan video itu diambil dari dokumenter pada 2016 silam, ketika Miyazaki diperlihatkan demo AI. Kala itu, dia melihat animasi yang memperlihatkan tubuh menggeliat sambil menyeret kepalanya, dan Miyazaki menyebut demo tersebut sebagai hal yang “sangat jijik”.
Orang yang memperagakan demo animasi itu mengatakan bahwa AI dapat memberikan kita gerakan-gerakan aneh yang tidak dapat dibayangkan manusia. AI dapat digunakan gerakan zombi, kata orang tersebut.
“Setiap pagi, dalam beberapa hari terakhir, saya melihat teman saya yang memiliki disabilitas. Sangat sulit baginya untuk sekadar melakukan tos; lengannya yang berotot kaku tidak dapat menjangkau tangan saya. Sekarang, ketika memikirkannya, saya tidak bisa menonton hal-hal ini dan menganggapnya menarik. Siapa pun yang menciptakan hal-hal ini tidak tahu apa itu rasa sakit,” ujar Miyazaki, kepada AP News.
ADVERTISEMENT
“Saya benar-benar merasa bahwa ini merupakan penghinaan terhadap kehidupan itu sendiri,” tambahnya.
Pendiri Studio Ghibli, Hayao Miyazaki. Foto: Chris Pizzello/AP Photo
Belum ada tanggapan dari OpenAI, selaku pemilik ChatGPT, terkait kontra pada update fitur GPT-4o yang dinilai melanggar etika, dan menabrak hak cipta.
Sementara itu, komentar datang dari ilustrator profesional Karla Ortiz, yang telah bekerja bersama Marvel hingga Universal Studios, sekaligus tumbuh besar dengan menyaksikan film-film karya Miyakazi. Dia menggugat pemilik AI generatif karena dianggap telah melanggar hak cipta, dan menuduh OpenAI tidak peduli dengan karya dan mata pencarian seniman.
“Itu menggunakan merek dagang Ghibli, nama mereka, karya mereka, reputasi mereka, untuk mempromosikan produk (OpenAI),” kata Ortiz. “Itu penghinaan. Itu eksploitasi.”
Kemarahan Ortiz makin memuncak ketika pemerintahan Presiden Donald Trump ikut-ikutan tren buat meme Studio Ghibli di ChatGPT dan mengunggahnya di akun resmi Gedung Putih di X. Lagi-lagi, baik Gedung Putih maupun OpenAI belum menanggapi protes tersebut.
ADVERTISEMENT
“Melihat sesuatu yang sangat brilian, sehebat karya Miyazaki dipotong-potong hingga menghasilkan sesuatu yang sangat buruk," tulis Ortiz di media sosial.