Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Viral Investor Token ASIX Rugi 50%: Uang Rp 11 Juta Jadi Rp 6 Juta
11 Februari 2022 7:46 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Pengumuman Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) yang melarang ASIX diperdagangkan di Indonesia telah membuat harga token kripto yang didirikan Anang Hermansyah itu turun drastis pada Kamis (10/2). Para investornya pun bingung nilai investasinya berkurang 50 persen.
ADVERTISEMENT
Penurunan harga tersebut pada akhirnya membuat investor ASIX menjadi panik pada Kamis (10/2) sore. Dalam grup Telegram ASIX Token ID, misalnya, beberapa investor mempertanyakan mengapa uangnya “menguap” hingga tersisa setengahnya saja.
Berdasarkan pantauan kumparanTECH, salah seorang anggota grup bertanya mengapa uangnya di ASIX kini hanya bernilai Rp 5 juta, padahal awalnya ia membeli senilai Rp 10 juta. Anggota grup yang lain juga heran uang senilai Rp 25 juta yang ditaruh di ASIX kini hanya bernilai Rp 12 juta.
ADVERTISEMENT
Keheranan serupa juga disampaikan sejumlah investor ASIX di live chat situs pemantau harga kripto Coin Market Cap pada Kamis (10/2) sore. Salah satu pengguna heran duitnya yang masuk Rp 20 juta kini hanya tersisa Rp 10 juta. Pengguna yang lain bahkan secara eksplisit bertanya mengapa uangnya yang senilai Rp 300 juta untuk ASIX jadi menyusut hingga Rp 150 juta saja.
Pertanyaan-pertanyaan investor ASIX tersebut kemudian menjadi bahan candaan dan meme di Twitter. Netizen yang mempostingnya menganggap bahwa investor ASIX tersebut merupakan representasi dari orang yang berinvestasi tanpa memahami secara utuh soal investasi dan token kripto.
Pertanyaan investor ASIX di atas sebenarnya dapat dijelaskan secara sederhana melalui konsep “floating loss”.
Floating loss merupakan istilah dalam dunia investasi di mana orang membeli sebuah aset dengan harga yang lebih mahal dibanding harganya saat ini, dan kerugiannya itu belum terealisasi. Belum terealisasi di sini artinya orang tersebut belum menjual asetnya, sehingga nilai investasinya masih dapat naik lagi (dan cuan) atau semakin turun (boncos) tergantung pergerakan harga aset di masa depan.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan sederhana yang disampaikan investor ASIX pada akhirnya secara implisit membuka tabir fakta bahwa mereka belum memahami secara utuh soal investasi. Pada bagian inilah screenshot grup dan live chat mereka jadi meme di Twitter.
Kendati demikian, tak semua investor ASIX merupakan orang awam di dunia kripto.
Menurut keterangan beberapa anggota grup ASIX Token ID kepada kumparanTECH, mereka sebenarnya merupakan orang yang sudah lama trading kripto dan memanfaatkan ASIX sebagai spekulasi. Namun, mereka tetap mengalami floating loss di ASIX karena terlalu percaya diri di aset yang pergerakan harganya volatil.
“Saya beli ASIX di Rp 11 juta jadi Rp 6 juta. Saya nyicil. Nah, pas itu harganya naik, saya beli lagi. Terlalu percaya diri saya,” kata anggota yang enggan menyebutkan identitasnya tersebut kepada kumparanTECH, Kamis (10/2).
ADVERTISEMENT
Promosi di hadapan investor yang belum terdidik: ASIX ‘dirujak’ di Twitter
Sejak terdaftar di beberapa platform pertukaran kripto pada 27 Januari 2022, ASIX mencuri perhatian warganet di Twitter. Token kripto ini mendapat respons negatif karena Anang Hermansyah mempromosikan token kripto yang ia dirikan itu dengan menggandeng sejumlah artis ternama.
Beberapa netizen bahkan sempat melakukan debunked bahwa Judika, penyanyi yang diklaim Anang telah membeli ASIX senilai 1 miliar token, sebenarnya tidak membelinya dan mendapatkan token kripto itu melalui transfer. Hal ini terindikasi dari Binance Smart Chain (BSC) di akun milik Judika yang terlihat nol.
Sebagian netizen khawatir bahwa promosi ASIX tersebut membuat orang-orang yang belum memahami investasi token kripto membelinya tanpa tahu konsekuensinya. Di akun Instagram Anang, misalnya, banyak followersnya yang mengaku mau membeli ASIX, tetapi tidak tahu cara dan tempat membelinya.
ADVERTISEMENT
Perbincangan soal ASIX semakin panas tatkala ia dilarang diperjualbelikan oleh Bappebti.
“Dapat kami sampaikan bahwa token ASIX dilarang untuk diperdagangkan karena tidak termasuk dalam 229 aset kripto yang boleh diperdagangkan dalam transaksi aset kripto di Indonesia sesuai Peraturan Bappebti Nomor 7 tahun 2020,” tulis informasi Bappebti melalui akun Twitter @InfoBappebti, Kamis (10/2).
Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020 mengatur tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan di Pasar Fisik Aset Kripto. Peraturan tersebut diterbitkan dan mulai berlaku sejak 17 Desember 2020.
Peraturan tersebut memuat beberapa ketentuan seperti mengatur secara teknis tata cara termasuk persyaratan penetapan aset kripto, mekanisme penambahan dan pengurangan jenis aset kripto dalam daftar aset kripto yang dapat diperdagangkan di pasar fisik aset kripto. Selain itu, beleid ini juga mengatur mekanisme penyelesaian kepada pelanggan akibat dari delisting aset kripto yang tidak terdaftar dalam peraturan dimaksud.
ADVERTISEMENT
Menanggapi pengumuman Bappebti tersebut, Anang menyebut bahwa pihaknya sedang mengurus persyaratan agar diizinkan listing di Indonesia. Dia mengeklaim bahwa ASIX akan segera terdaftar di platform Indodax.
“(Harga) Insyaallah enggak ada masalah. Makanya harus menenangkan,” kata Anang saat dihubungi kumparan, Kamis (10/2).
Dalam situs resminya, token kripto ASIX memiliki tiga proyek. Pertama, mereka berencana menjadi token kripto play-to-earn (P2E), di mana orang bisa mendapatkan lebih banyak token kripto dengan bermain game. Selain itu, ASIX juga berencana membangun marketplace NFT dan metaverse Nusantara Land.
Sejak diluncurkan pada akhir bulan lalu, harga ASIX telah melambung lebih dari 900 persen ke Rp 0,064, menurut Coinbase.
Meski demikian, komunitas kripto di Indonesia masih skeptis dengan masa depan ASIX. Dalam sebuah posting di subreddit r/indonesia, contohnya, seorang pengguna mempertanyakan keberadaan whitepaper ASIX. Pertanyaan serupa juga disampaikan komunitas kripto di Twitter.
ADVERTISEMENT
Sebagai informasi, whitepaper merupakan dokumen yang berisi penjelasan proyek dan teknologi di balik aset kripto. Ia mirip seperti dokumen prospektus yang wajib disampaikan perusahaan saat IPO di bursa saham.
Proyek ASIX memang dijelaskan secara garis besar di situsnya. Namun mereka belum menyertakan dokumen whitepaper. Situs ASIX mengeklaim bahwa mereka akan merilis whitepaper pada “Q1 #2 2022”.
Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda, kripto yang baik dan benar akan selalu membagikan whitepaper.
“Salah satu hal yang penting meneliti dan memeriksa tim di balik developer aset kripto tersebut, jangan terlena dengan sosok public figure (figur publik). Karena adanya tim dan partner yang solid bisa berdampak baik dalam pengembangannya ke depan,” ujar Teguh saat dihubungi, Kamis (10/2).
ADVERTISEMENT
Teguh mengingatkan masyarakat agar jangan sembarangan membeli token kripto hanya karena sosok figur publik. Ia juga menganjurkan agar masyarakat membeli aset kripto yang sudah terdaftar di Bappebti.
“Antusias ini pun juga harus disikapi dengan kehati-hatian. Banyak koin atau token yang bermunculan memanfaatkan hype di tengah masyarakat. Perlu ditekankan, untuk merilis koin atau token yang memiliki standar global itu tidak mudah. Ada proses due diligence yang harus dipenuhi,” kata Teguh.