Viral Objek Kereta Cahaya Berjalan di Langit Bali saat Nyepi: Itu Starlink

5 Maret 2022 8:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Publik dihebohkan dengan video yang menampilkan objek angkasa berbaris dalam jumlah banyak dan bercahaya di langit malam Bali pada Rabu, 3 Maret 2022, saat Hari Raya Nyepi.
ADVERTISEMENT
Penampakan objek itu bak kereta cahaya yang berjalan di langit. Sejumlah orang mengatakan itu terlihat seperti titik-titik cahaya yang berjejer.
Video itu diabadikan oleh seorang warga dengan akun Instagram rudhykurniawan__ lalu diunggah di Instagram Stories. Dalam unggahan itu, dia memberi keterangan bahwa penampakan objek angkasa itu terjadi di Desa Sambangan, Sukasada, Singaraja, Bali, pada Kamis malam sekitar pukul 19.30 WITA. Dia juga memberi keterangan tambahan Nyepi Caka 1944. Video itu kemudian diunggah ulang oleh akun-akun lain.
Thomas Djamaluddin, Peneliti Astronomi-astrofisika di Pusat Riset Antariksa, mengatakan bahwa objek tersebut adalah bagian dari konstelasi satelit Starlink. Starlink sendiri adalah layanan internet berbasis satelit telekomunikasi yang dioperasikan oleh SpaceX, perusahaan eksplorasi luar angkasa milik miliarder Elon Musk.
ADVERTISEMENT
Ketika aktivitas masyarakat di luar rumah sedang minim, dan cahaya lampu juga sedikit, polusi cahaya akan menurun drastis. Thomas berkata itu memungkinkan masyarakat melihat objek langit lebih banyak dari hari-hari sebelumnya.
Satelit itu sendiri sejatinya tidak menghasilkan cahaya. Cahaya yang terlihat adalah hasil pantulan cahaya matahari yang mengenai panel surya satelit, dan terpantul ke bumi, lalu diamati oleh manusia.
Oleh karena itu, waktu terbaik untuk melihat satelit adalah saat sebelum matahari terbit, atau saat matahari terbenam.
Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa di LAPAN, BRIN, Andi Pangerang, memantau pergerakan 27 satelit Starlink yang melintas di langit Bali pada Rabu, 3 Maret 2022, memakai aplikasi Stellarium. Dok: Andi Pangerang
Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) BRIN, Andi Pangerang, menambahkan bahwa objek itu adalah rangkaian 27 satelit Starlink. Ia memantau posisi satelit Starlink ketika melintas di Bali saat Hari Raya Nyepi dengan aplikasi simulasi posisi benda-benda langit Stellarium di PC Windows maupun Android.
ADVERTISEMENT
Magnitudo atau kecerlangan Starlink cukup redup, berkisar +4,67 (Starlink-3452) hingga +6,07 (Starlink-3456).
Starlink memiliki konstelasi satelit yang terdiri atas ribuan satelit untuk membangun jaringan internet dan mencakup banyak wilayah sekaligus. Rangkaian satelit tersebut terlihat jelas pada video di atas.
Layanan internet Starlink tidak membutuhkan jaringan kabel atau menara. Pengguna hanya membutuhkan piringan (yang disebut terminal) untuk terhubung langsung dengan satelit.
Saat ini sudah ada 1.500 lebih satelit Starlink yang aktif, dengan total lebih dari 2.000 satelit yang sudah diluncurkan. Tidak semuanya fungsional karena beberapa kali SpaceX gagal meluncurkan satelitnya ke orbit. Salah satunya disebabkan oleh badai geomagnetik yang mengugurkan puluhan Starlink sekaligus.
Beberapa hari lalu Starlink viral setelah Elon Musk mengirim bantuan satelit internet untuk masyarakat Ukraina yang mengalami gangguan telekomunikasi setelah diinvasi Rusia. Elon Musk melalui akun Twitter secara langsung mengiyakan permintaan Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov untuk menyediakan akses Starlink untuk masyarakat Ukraina.
ADVERTISEMENT