Vivo Pertimbangkan Bawa Sub-brand iQoo ke Indonesia

27 Februari 2019 19:35 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Edy Kusuma dari Vivo Indonesia Foto: Jofie Yordan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Edy Kusuma dari Vivo Indonesia Foto: Jofie Yordan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kehadiran sub-brand dalam industri smartphone telah menjadi bagian strategi dan tren pada tahun 2019 ini. Sejumlah manufaktur smartphone asal China telah membuat sub-brand untuk mengeluarkan smartphone terbaru, seperti halnya yang dilakukan oleh Vivo.
ADVERTISEMENT
Produsen smartphone asal China itu sudah memastikan kehadiran sub-brand mereka bernama iQoo yang memiliki kepanjangan 'i quest on and on'. Kabarnya, dalam waktu dekat iQoo akan segera mengeluarkan smartphone terbaru yang dikhususkan untuk segmen premium.
Informasi mengenai hadirnya iQoo juga telah sampai ke Indonesia. Meski begitu, Vivo belum bisa memastikan apakah iQoo akan segera masuk dan merilis smartphone-nya di Indonesia.
"iQoo ini adalah premium brand, konsumen premium adalah niche market ya, bukan mass market. Saya belum bisa berbicara banyak tentang iQoo karena belum hadir di Indonesia dan juga ini masih dalam tahap pembicaraan apakah akan hadir di Indonesia atau enggak," kata General Manager Brand and Activation Vivo Indonesia, Edy Kusuma, dalam konferensi pers Vivo V15 Go Up Kick-Off di Jakarta, Rabu (27/2).
Smartphone sub-brand Vivo, iQoo. Foto: Weibo
ADVERTISEMENT
Menurut Edy, adanya sub-brand merupakan bagian dari strategi bisnis yang dilakukan oleh Vivo untuk melihat kebutuhan perangkat yang semakin meningkat.
Selain itu, melihat industri smartphone yang semakin ketat, bagi Edy sangat penting untuk memiliki sub-brand untuk meningkatkan nilai dari produk smartphone yang akan dikeluarkan sehingga bisa mendatangkan keunggulan tertentu.
"Sub-brand itu sebenarnya kita sangat melihat kebutuhan masyarakat atau dinamisnya market smartphone, dari situ kita melihat adanya kebutuhan akan sub-brand. Kalau misalnya dilihat di Indonesia sekarang. Dari regional kita kan memang melihatnya butuh gitu lho, kita butuh sub-brand untuk meningkatkan level value produknya kita gitu," ungkapnya.
Vivo Indonesia saat ini tengah fokus untuk smartphone terbaru mereka seri V15. Oleh karena itu, mereka belum mau berbicara banyak tentang sub-brand iQoo apakah akan hadir di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, jika iQoo masuk pasar Indonesia maka persaingan antar sub-brand akan semakin panas, iQoo akan bersaing dengan Honor dari Huawei, Pocophone dan Redmi dari Xiaomi, serta Realme dari Oppo yang terlebih dahulu sudah hadir di Indonesia.
Logo Vivo. Foto: Aditya Panji/kumparan
Berdasarkan rumor yang beredar, ponsel perdana iQoo akan diperkenalkan secara resmi pada 1 Maret mendatang. Smartphone ini bakal memiliki tiga kamera di punggungnya dengan lapisan bodi belakang berbalut kaca. Sepertinya, ini membenarkan kehadiran smartphone perdana iQoo bakal meramaikan persaingan ponsel flagship bersama Samsung Galaxy S10 dan Xiaomi Mi 9.
Ponsel iQoo disebut bakal ditenagai chipset Snapdragon 855 octa-core didukung dengan GPU Adreno 640.
Masih menurut rumor, varian tertinggi ponsel iQoo bahkan memiliki konfigurasi RAM 12 GB dan memori internal 256 GB. Ia diperkirakan bakal ditopang dengan baterai berkapasitas 4.000 mAh yang sudah didukung teknologi pengisian daya cepat FlashCharge 44 W.
ADVERTISEMENT
Sementara bagian depan smartphone perdana iQoo, sejauh ini belum diketahui bagaimana penampilannya. Apakah memiliki notch? Atau tidak ikut tren notch? Ini masih menjadi misteri.
Tapi besar kemungkinan kalau layar iQOO bakal memiliki layar bezel-less seperti smartphone flagship lainnya.
Untuk perkiraan harga, ponsel perdana iQoo diproyeksi bakal dibanderol dengan harga lebih dari 5.000 Yuan atau sekitar Rp 10,4 juta, seperti dilansir Gizmochina.