Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Tren challenge di TikTok kembali merenggut nyawa pengguna aplikasi video asal China itu. Seorang remaja perempuan berusia 15 tahun di Oklahoma, AS, dilaporkan meninggal setelah overdosis obat karena mengikuti tantangan berbahaya di TikTok.
ADVERTISEMENT
Tantangan TikTok yang dia ikuti pun tampak tidak masuk akal. Menurut laporan News WRKG, media online lokal di AS, dia mengikuti tren yang mengharuskan pengguna TikTok berani meminum obat Benadryl dalam jumlah besar.
Benadryl sendiri adalah obat yang biasanya diminum untuk meredakan gejala alergi. Sama seperti obat pada umumnya, ia bermanfaat untuk menyembuhkan orang untuk meredakan penyakit dan menjadi masalah kalau dikonsumsi tanpa anjuran dokter.
Jika dikonsumsi secara berlebihan, menurut ahli, obat yang juga dikenal sebagai diphenhydramine itu dapat menyebabkan banyak efek samping yang tidak menyenangkan dan berbahaya. Beberapa efek samping di antaranya bisa berakibat fatal.
“Benadryl dalam dosis besar bisa menyebabkan kejang dan henti jantung. Jika anak muda didorong untuk meminumnya dalam dosis besar di TikTok, ini sangat berbahaya,” kata David Juurlink, kepala divisi farmakologi klinis dan toksikologi di Universitas Toronto di Kanada, seperti dikutip Forbes. "Ini bukan obat yang harus dicoba orang.”
ADVERTISEMENT
Juurlink menambahkan, orang yang overdosis obat dapat mengalami berbagai gejala, seperti kantuk atau koma, kebingungan, agitasi, penglihatan kabur, mata dan mulut kering, sembelit, hingga ketidakmampuan untuk berkeringat dan buang air kecil.
Menurut catatan News WRKG, tren Benadryl challenge di aplikasi berbagi video pendek TikTok diikuti para remaja untuk merasakan efek halusinasi setelah minum obat itu secara berlebihan.
Sayangnya, karena ketidaktahuan mereka dari bahaya tren tersebut, sejumlah pengguna hampir membahayakan nyawa mereka. Tantangan minum obat Benadryl secara berlebihan di TikTok telah menyebabkan tiga remaja di Texas, AS, dirawat di rumah sakit pada Mei 2020.
Sejumlah challenge TikTok yang tak masuk akal di 2020
Ini bukanlah kali pertama keberadaan challenge TikTok yang membahayakan nyawa penggunanya. Pada tahun ini saja, setidaknya sudah ada dua challenge TikTok yang menggemparkan publik karena syarat tantangannya aneh dan membahayakan nyawa.
ADVERTISEMENT
Kembali ke Februari 2020, pengguna TikTok menghadirkan sebuah tantangan bernama Skullbreaker Challenge. Tantangan ini dimainkan oleh tiga orang dengan cara berdiri sejajar menyamping. Nantinya, dua orang di sisi kanan dan kiri melompat terlebih dahulu. Ketika orang yang di tengah ikutan, kedua rekannya yang berada di samping akan menjegal kaki orang tersebut hingga terjatuh.
Tantangan yang berisiko cedera ini pun sempat dilakukan oleh pengguna TikTok di Indonesia, hingga akhirnya menimbulkan kecaman. Ahli kesehatan sendiri menyebut, orang yang jatuh karena Skullbreak Challenge bisa mengalami cedera tulang belakang, dan bahkan kematian.
Sebulan setelah challenge aneh tersebut, pengguna TikTok kembali menghadirkan tantangan konyol di kala pandemi corona. Tantangan tersebut bernama Coronavirus Challenge, yang mengharuskan pengguna untuk berani menjilat benda-benda yang tak biasanya dijilat, seperti toilet atau gagang pintu.
ADVERTISEMENT
Tidak jelas maksud Coronavirus Challenge ini. Ava Louise, selebritis TikTok sekaligus inisiator dari tantangan ini menyebut, dia menggagas Coronavirus Challenge itu karena dirinya merasa kalah populer ketimbang virus corona.
Bagaimanapun, menjilat benda-benda yang tak seharusnya dijilat di kala pandemi virus bisa menempel di berbagai benda bukanlah gagasan yang cukup cerdas. Menurut laporan The New York Post, seorang influencer TikTok asal California, AS, terinfeksi virus corona setelah dirinya mengikuti tantangan Coronavirus Challenge.
Dalam pedoman komunitasnya, TikTok melarang penggunanya melakukan tantangan yang bisa menyebabkan cedera atau membahayakan nyawa. Sayang, mereka tidak menjelaskan apa yang akan perusahaan lakukan kalau penggunanya tetap melanggar pedoman itu. Ketika kumparan sempat menanyakan ini ke TikTok pada Februari lalu, ketika Skullbreaker Challenge lagi booming, mereka tidak menjawab isu itu.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kesadaran pengguna itu sendiri yang bisa menyelamatkan mereka dari tren-tren tak masuk akal yang membahayakan nyawa. Menurut pakar konten digital, orang tua juga perlu perhatian dengan konten macam apa yang putra dan putri mereka lakukan di aplikasi media sosial.
“Orang tua perlu tahu apa yang dilakukan anak-anak mereka di platform sosial ini. Ini mungkin diskusi yang sulit, tapi Anda bisa keluar-masuk,” kata Editor Konten Digital di stasiun televisi KFOR, Kari King, dikutip News WRKG. “Pahami saja bahwa mereka (anak-anak) perlu skeptis terhadap apa yang mereka lihat secara online, dan jangan mencoba apa pun yang berbahaya.”