news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Waspada, Ini 4 Cara yang Sering Dipakai Hacker untuk Retas Akun WhatsApp

18 November 2020 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Hacker. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Hacker. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Aplikasi pesan singkat WhatsApp semakin populer di Indonesia. Namun, seiring meningkatnya jumlah pengguna, jumlah kasus peretasan akun WhatsApp juga turut bertambah.
ADVERTISEMENT
Biasanya, seorang hacker berhasil mengambil alih akun WhatsApp setelah memperoleh kode one-time password atau OTP. Kode OTP ini adalah password sekali pakai yang dikirimkan oleh WhatsApp lewat SMS atau telepon.
Pengguna yang ingin masuk ke dalam akun miliknya akan secara otomatis dikirimkan kode OTP. Setelah kode OTP terkonfirmasi, barulah pengguna bisa mengakses akunnya.
Nah, hacker mencoba mencari cara agar ia bisa memperoleh kode OTP ini dari pengguna yang berhak. Menurut pakar keamanan siber, Teguh Aprianto, setidaknya ada 4 cara yang paling umum dipakai hacker untuk membobol akun WhatsApp seseorang.

Call Forwarding

Call forwarding merupakan fitur yang disediakan operator seluler untuk melakukan pengalihan komunikasi telepon dari suatu nomor ponsel ke nomor ponsel lainnya. Ternyata, fitur ini bisa dimanfaatkan hacker untuk memperoleh kode OTP.
ADVERTISEMENT
Salah satu orang yang pernah menjadi korban hacker lewat call forwarding adalah Maia Estianty. Hacker tersebut berakting mengelabui korban untuk mengaktifkan call forwarding yang hanya bisa diaktifkan dari ponsel korban.
Kemudian, hacker akan membuat telepon dari WhatsApp yang berisi informasi kode OTP masuk ke perangkatnya. Setelah ditelusuri, hacker tersebut meminta korban mengaktifkan call forwarding dengan cara menekan * * 21 *, dilanjutkan dengan nomor tujuan yang mau dialihkan, kemudian pencet # Yes/OK.

SIM Swap

Konferensi pers pembobolan rekening Ilham Bintang di Polda Metro Jaya, Rabu (5/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
SIM Swap adalah metode peretasan dengan mengambil alih kartu SIM seluler korban. Caranya bisa dengan mencuri ponsel, hingga membuat kartu SIM baru dengan berbagai upaya penipuan.
Isu bahaya SIM Swap dikenal di Indonesia setelah kasus akun bank milik jurnalis senior Ilham Bintang berhasil dicuri oleh hacker pada awal tahun 2020. Pelaku dapat mengakses sejumlah akun bank milik Ilham setelah mendapatkan akses penuh terhadap kartu SIM Ilham. Karena kasus ini, Ilham mengaku dirinya rugi Rp 385 juta.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus peretasan WhatsApp, hacker bisa sangat mudah mendapatkan OTP dan masuk ke akun korban, setelah menguasai SIM card dengan nomor ponsel tertentu.

Spyware

Spyware adalah alat mata-mata yang dipasang atau tak sengaja disusupi pada sebuah perangkat untuk merekam aktivitas perangkat. Spyware juga bisa memantau aktivitas SMS atau telepon.
Mengunduh aplikasi atau file sembarangan bisa meningkatkan risiko terinstall-nya Spyware di perangkat. Oleh karena itu, setiap unduhan harus dipastikan dahulu keamanannya.
Meski sulit disadari, keberadaan Spyware di sebuah perangkat sebenarnya bisa diketahui lewat riwayat penggunaan internet harian. Apabila ada lonjakan penggunaan data internet yang cukup jauh dan tidak wajar, maka ada indikasi Spyware.
Hal ini terjadi karena hacker harus mengirimkan data di HP korban ke perangkat miliknya. Pengiriman data jumlah besar tersebut sering kali dilakukan lewat kuota internet HP korban.
ADVERTISEMENT

Pegasus

Pegasus adalah sebuah peranti lunak yang dikembangkan oleh NSO Group Technologies, perusahaan mata-mata Israel. Software ini umum dipakai oleh agen intelijen.
Pegasus bisa menargetkan aplikasi WhatsApp. Perusahaan WhatsApp sendiri telah menuduh NSO Group melakukan peretasan 1.400 akun WhatsApp milik pemerintah, jurnalis, dan aktivis hak asasi manusia.
Pegasus tak hanya mampu membaca SMS, e-mail, dan pencarian web pengguna, sistem ini juga bisa melakukan panggilan telepon, pelacakan lokasi, membajak mikrofon, dan mengaktifkan kamera.
(EDR)