Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Waspada NFT Bisa Hilang karena Error 404 Not Found, Ini yang Harus Dilakukan
18 Januari 2022 6:33 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski terdengar konyol, sejumlah kolektor NFT pernah kehilangan karya seni digital mereka karena Error 404 Not Found . Kode eror ini merujuk kepada link rot atau tautan yang mati – di mana alamat web tempat menyimpan karya digital tersebut sudah rusak atau tidak dapat ditemukan.
Salah satu contoh paling tragis dari kasus ini dialami oleh Tom Kuennen, seorang manajer properti sekaligus kolektor NFT dari Ontario, AS. Pada Februari 2021, ia membeli gambar NFT bertema Elon Musk di OpenSea dengan harga 500 dolar AS.
Sepekan setelahnya, gambar tersebut – yang merupakan salah satu koleksi berjudul ‘Moon Ticket’ dari sekelompok seniman digital DarpaLabs – hilang begitu saja dari akun OpenSea miliknya. Keterangan yang tersedia hanya menjelaskan bahwa halaman web yang dia buka tidak dapat ditemukan atau Error 404. Transaksinya pun juga tidak tercatat di riwayat pembelian.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada riwayat saya pernah membelinya, atau pernah memilikinya," kata Kuennen kepada Vice.
Potensi kesalahan tunggal di NFT: Hilang tanpa perlu dicuri
Bagaimana bisa karya seni NFT hilang begitu saja hanya karena kesalahan jadul semacam Error 404 Page Not Found? Kita perlu memahami lebih dulu apa itu NFT.
Sejak awal kemunculannya, NFT menjanjikan cara baru mengoleksi item secara digital. Melalui penggunaan blockchain – buku besar transaksi digital yang diduplikasi dan didistribusikan di seluruh jaringan sistem komputer – orisinalitas karya seni NFT dapat divalidasi, membuatnya unik dan langka.
NFT sendiri merupakan kepanjangan dari non-fungible token. Ini merupakan token berisi serangkaian kata dan huruf yang berfungsi sebagai sertifikat kepemilikan atas suatu aset atau karya seni digital.
ADVERTISEMENT
Ketika orang beli NFT, apa yang ia beli sebenarnya adalah token tersebut dan bukan karya seni itu sendiri. Dalam hal ini, seniman masih dapat memiliki hak cipta karyanya dan mereproduksi ulang karya seni tersebut meski telah dibeli kolektor.
Sementara NFT tersimpan di blockchain, karya seni digital yang dijual masih menggunakan sistem penyimpanan URL (Uniform Resource Locator) tradisional. Tepat di sinilah masalahnya.
Penggunaan URL tradisional untuk menyimpan karya seni digital adalah masalah nyata bagi NFT. Ia bisa hilang bahkan tanpa ada yang mencuri. Sebab, URL tradisional dapat rusak dan tidak dapat ditemukan jika pemilik domain mengarahkan ulang (redirected) link ke sesuatu yang lain – seperti prank Rickroll – atau ketika pemilik domain lupa membayar tagihan hosting mereka.
ADVERTISEMENT
"Itu error 404 yang sangat mahal untuk pembeli NFT," jelas Aaron Perzanowski, seorang profesor hukum di Case Western Reserve University kepada The Verge.
Selain karena rusak, sebuah link karya seni NFT juga dapat mati jika diblokir oleh platform marketplace-nya. Hal tersebut yang terjadi dengan Kuennen.
Menurut laporan Vice, link gambar NFT yang dibeli Kuennen dihapus oleh OpenSea karena ditandai sebagai konten yang melanggar kebijakan platform. Adapun catatan transaksinya hilang karena OpenSea baru saja update standar tokennya sehingga tidak kompatibel dengan standar token yang lebih lama di NFT milik Kuennen.
“(Pada awal) kreator membuat koleksi, mod kami melihatnya dan awalnya terlihat bagus dan tidak terkait dengan Elon,” jelas CTO OpenSea, Alex Attalah, kepada Vice.
ADVERTISEMENT
“Kemudian mereka memodifikasinya secara signifikan agar terlihat seperti koleksi SpaceX (termasuk spanduk SpaceX yang tampak resmi), dan pengguna mulai melaporkan item termasuk ‘Moon ticket #29'. Tim kami menghapusnya sebelum pengguna lain tertipu olehnya.”
Attalah menjelaskan bahwa NFT milik Kuennen masih terdaftar di blockchain, namun gambar NFT tersebut tidak dapat muncul karena sistem OpenSea memblokirnya. Ia pun menganjurkan agar Kuennen mencari gambar NFT-nya di platform lain seperti Rarible.
Kuennen melakukan anjuran tersebut. Ia memang menemukan NFT-nya ada di Rarible, namun gambar NFT tersebut tetap tidak muncul.
"Sementara saya masih tidak mengerti apa yang terjadi setidaknya masih di suatu tempat," kata Kuennen. “Yay.”
Apa yang harus dilakukan kolektor NFT?
Untuk mengatasi masalah error 404 di link gambar NFT, banyak NFT yang telah beralih ke sistem yang disebut IPFS (InterPlanetary File System). Berbeda dengan URL tradisional yang mengidentifikasi file spesifik di domain tertentu, link IPFS memungkinkan orang untuk menemukan konten digital selama sebuah komputer di jaringan di IPFS meng-hosting-nya.
ADVERTISEMENT
Beberapa seniman NFT telah memakai jaringan IPFS untuk menyimpan konten mereka. Grimes, misalnya, menggunakan jaringan ini sebagai backup NFT lagunya, sedangkan Beeple – seniman yang menjual NFT termahal senilai 69 juta dolar AS – menggunakan IPFS sebagai penyimpanan utamanya.
IPFS juga dapat digunakan kolektor untuk menyimpan file NFT mereka secara online, jika karya yang ia beli tidak otomatis tersimpan di jaringan itu. Dalam hal ini, kolektor harus mengeluarkan koceknya sendiri untuk membayar tagihan hosting IPFS.
Namun, sistem IPFS masih memiliki kekurangan. Menurut platform cek penyimpanan NFT, Check My NFT, beberapa file yang sudah disimpan di IPFS tidak dapat dimuat.
Check My NFT juga menemukan bahwa sejumlah karya seni NFT dari seniman besar – termasuk Grimes dan Steve Aoki – sempat hilang. File-file itu akhirnya kembali online, tetapi hanya setelah tim Check My NFT meminta perhatian atas ketidakhadiran mereka.
ADVERTISEMENT
“Satu hard drive yang mogok dapat menyebabkan hilangnya aset secara permanen,” kata tim Check My NFT kepada The Verge.
Salah satu cara lain untuk kamu menyimpan karya seni NFT yang telah kamu beli adalah dengan menyimpannya di HP atau laptop. Namun, gambar tersebut pada dasarnya adalah duplikasi dari karya NFT original yang kamu beli – aktivitas yang mirip seperti ejekan “mentalitas klik kanan” yang sering dikatakan pendukung NFT.