Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Waspada Virus VOMO Mengincar Penggemar Belanja Online, Apa Itu?
30 September 2023 18:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tren belanja online dari tahun ke tahun makin diminati. Banyaknya promo, pilihan pembayaran yang beragam, hemat waktu dan tenaga, serta bisa dilakukan di mana dan kapan saja jadi faktor bergesernya kebiasaan masyarakat dari belanja offline ke online.
ADVERTISEMENT
Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) pun menemukan, nilai transaksi e-commerce di Indonesia terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pada akhir 2022, terjadi peningkatan transaksi 18,77 persen year on year (yoy) atau mencapai Rp 476,3 triliun. Lalu pada 2023, nilai transaksi e-commerce nasional diproyeksikan mencapai Rp 572 triliun atau naik sekitar 20 persen dari tahun sebelumnya.
Di sisi lain, semakin digandrunginya aktivitas belanja online ini juga menimbulkan sisi negatif. Salah satunya penipuan belanja online yang mengancam pengguna e-commerce.
Hal ini didukung data dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Sejak 2017-2022, pengaduan e-commerce menjadi salah satu yang terbanyak dengan persentase 17,2 persen. Aduan ini juga banyak dilaporkan mereka yang sering membeli perlengkapan elektronik dan rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Faktornya, karena perlengkapan elektronik memang menjadi salah satu jenis benda yang paling banyak dibeli selama beberapa waktu belakangan. Bahkan menurut survei Populix berjudul Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Membeli Produk Elektronik, Rumah Tangga, dan Kesehatan Melalui E-commerce itu dilakukan 10-26 Juli 2023, masyarakat Indonesia kini lebih memilih membeli alat elektronik di e-commerce.
Berdasarkan survei pada 1.005 responden yang aktif mengakses internet dan berbelanja online tersebut, 82 persen memilih membeli produk elektronik, kebutuhan rumah tangga, dan kesehatan di e-commerce.
Belum selesai sampai di situ. Pengguna e-commerce, terutama mereka yang suka belanja perlengkapan elektronik juga diintai oleh virus baru.
Ya, fenomena maraknya penipuan belanja online yang ini diikuti oleh penyerangan virus yang sementara ini diberi kode VOMO. Bukan virus biasa, VOMO mengincar pengguna e-commerce yang punya beberapa kebiasaan tertentu, yaitu mereka yang punya kebiasaan FOMO dan impulsive buying.
ADVERTISEMENT
Penyuka belanja dengan ciri-ciri tersebut biasanya mudah tergiur barang murah, kurang berhati-hati saat berbelanja hingga tak segan memberikan data pribadi demi mendapatkan barang impian.
Namun hingga saat ini, para ahli masih mencari tahu bagaimana virus VOMO ini mengintai pelaku belanja online. Namun mereka meyakini, virus VOMO ini tidak berbahaya. Justru #IngatVOMO dapat menurunkan keinginan konsumen untuk melakukan impulsive buying sekaligus meningkatkan kewaspadaan dari modus penipuan online.
Jadi, menurutmu apakah virus VOMO ini berbahaya atau tidak bagi penyuka belanja online?
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio