WhatsApp: Perusahaan Israel Terlibat Dalam Peretasan Pengguna Kami

9 Mei 2020 13:32 WIB
clock
Diperbarui 22 Mei 2021 8:10 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Whatsapp. Foto: Reuters/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Whatsapp. Foto: Reuters/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
Aplikasi pesan WhatsApp telah menyampaikan tuduhannya kepada pengadilan bahwa perusahaan software mata-mata asal Israel terlibat dalam peretasan penggunanya. Perusahaan bernama NSO Group itu dituduh menggunakan server berbasis Amerika Serikat dan meretas 1.400 ponsel pengguna WhatsApp, termasuk pejabat pemerintahan, jurnalis, dan aktivis HAM.
ADVERTISEMENT
Klaim terbaru WhatsApp ini menyebut NSO Group bertanggung jawab dalam pelanggaran hak asasi manusia (HAM) serius, termasuk meretas para jurnalis India.
Dilaporkan The Guardian, NSO Group mengaku software mata-mata buatannya alias spyware dibeli oleh klien pemerintah untuk melacak teroris dan kriminal lain. Namun, NSO Group mengatakan tidak tahu bagaimana kliennya menggunakan software mereka. Sebelumnya, dua negara yang menjadi disebut menjadi klien NSO Group adalah Arab Saudi dan Meksiko.
Dalam gugatan yang diajukan WhatsApp terhadap NSO Group pada tahun lalu, mengungkap bagaimana detail teknis terkait bagaimana software peretasan milik NSO bernama Pegasus, beraksi meretas target-targetnya.
Ilustrasi WhatsApp. Foto: Allie via Unsplash
Dalam pengajuan pengadilan pada akhir April lalu, WhatsApp mengungkap investigasinya tentang bagaimana Pegasus digunakan untuk meretas 1.400 penggunanya dengan server yang dikendalikan NSO Group, bukan klien pemerintahnya. Ini menjadi bagian penting peretasan itu dieksekusi.
ADVERTISEMENT
WhatsApp mengatakan korban peretasan menerima panggilan telepon menggunakan aplikasi WhatsApp dan smartphone milik pengguna diam-diam terpasang software Pegasus.
"NSO menggunakan jaringan komputer untuk memantau dan memperbarui Pegasus setelah terpasang di perangkat pengguna. Komputer yang dikontrol NSO ini menjadi pusat kendali di mana NSO mengendalikan operasional konsumennya dan penggunaan Pegasus," tulis WhatsApp, dilansir The Guardian.
Menurut dokumen yang diajukan WhatsApp, NSO mendapatkan akses ilegal terhadap server WhatsApp dan menghindari fitur keamanan perusahaan. Hal ini kemudian membuat perusahaan asal Israel itu bisa memanipulasi fitur panggilan pada WhatsApp. Kini celah keamanan tersebut sudah diperbaiki oleh WhatsApp.
Walau begitu, NSO tetap bersikukuh bahwa mereka tidak terlibat dalam peretasan tersebut. Mereka masih mempertahankan pernyataan awal mereka bahwa NSO tidak tahu bagaimana software buatannya digunakan klien.
ADVERTISEMENT
"Produk kami digunakan untuk menghentikan terorisme, kejahatan, dan menyelamatkan nyawa. NSO Group tidak mengoperasikan software Pegasus untuk klien," ujar NSO, kepada The Guardian.
NSO Group dilaporkan bakal memberikan respons terhadap pengajuan dokumen pengadilan dari WhatsApp tersebut.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.