Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain pengembangan 10 Destinasi Wisata Bali Baru, kini Kementerian Pariwisata beserta pihak terkait fokus untuk mengembangkan 15 Danau Prioritas yang telah digagas oleh pemerintah sejak 2009 lalu.
Dari sekitar 800 danau besar maupun kecil yang ada di Indonesia, terpilihlah 15 Danau Prioritas yang akan dikembangkan oleh pemerintah sebagai destinasi wisata.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman "Danau-danau prioritas tersebut adalah empat danau di Pulau Sumatera, empat di bagian Tengah yaitu dua Jawa dan dua Kalimantan. Lalu, 7 di Timur yaitu Sulawesi 5, Bali satu dan Papua satu," tutur Dadang di Hotel Teras Kita, Jakarta Timur pada Rabu (17/7).
Danau-danau tersebut adalah Danau Toba, Danau Maninjau, Danau Singkarak, dan Danau Kerinci. Lalu, ada Danau Sentarum, Danau Tempe, Danau Tondano, Danau Limboto. Berikutnya, Danau Sentani, Danau Matano, Danau Poso, Danau Kaskade Mahakam. Setelah itu, Danau Batur, Danau Rawapening, dan Danau Rawadanau.
ADVERTISEMENT
Danau-danau ini akan dikembangkan sebagai destinasi pariwisata dengan strategi 3 A yaitu Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas.
"Kami akan menerapkan strategi 3 A, yaitu strategi pengembangan atraksi, peningkatan aksesibilitas, dan peningkatan Amenitas. Fokusnya bagaimana menata destinasi itu untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Tugas kemenpar adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan agar nilai ekonomi terus bertambah," ujar Dadang.
Nantinya, di setiap danau tersebut akan ada atraksi seperti pemandangan alam danau tersebut, atraksi yang dikembangkan melalui budaya; seperti tarian, musik dan sebagainya. Hingga atraksi buatan, yaitu wisata di atas perahu mengelilingi danau hingga bermain ski air dan lain-lain.
"Jadi yang disebut destinasi wisata danau itu, danau yang dijadikan tujuan wisata. Untuk rekreasi, untuk edukasi, penelitian bisa bahkan MICE itu bisa juga," imbuhnya.
Dadang pun menuturkan pengembangan atraksi di danau tersebut harapannya juga tetap menjaga pelestarian dari danau tersebut. Karena perlu diketahui, pengembangan danau ini bukannya tanpa adanya masalah.
ADVERTISEMENT
Beberapa masalah yang terjadi di danau ini mulai dari sedimentasi, pencemaran air hingga sampah juga terjadi. Menurut Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Men LHK) Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah Kemen LHK, Winarni Monoarfa, menuturkan jika masalah ini dibiarkan, dampak negatif yang cukup besar akan terjadi jika tidak kita tangani dengan baik.
"Melihat begitu pentingnya dan besar dampak ketika danau ini tidak kita tangani dengan baik, contohnya adalah Danau Limboto yang dulu luasnyahampir 5 hingga 7 ribu sekarang sisa 3 ribu dan kedalamannya tinggal 3 meter. Hal tersebut terjadi, karena banyak faktor seperti keadaan di hulu yang sudah gundul, aktivitas pertanian, hingga jaring apung," ungkap Winarni.
Winarni juga mengatakan permasalahan di setiap danau tersebut bahkan hampir sama.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat karakteristik permasalahan di 15 danau prioritas hampir semua sama masalahnya mulai dari eutrofikasi, kesuburan yang begitu besar hingga munculah tanaman eceng gondok atau pencemaran air danau akibat aktivitas manusia," imbuhnya.
Akan tetapi, dengan penetapan 15 Danau Prioritas ini beberapa langkah telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang Danau, Situ, dan Embung Direktorat Bendungan Ditjen Sumber Daya Air, Naswardi.
"Ditetapkannya 15 Danau Prioritas ini sudah dilakukan 10 aksi untuk melakukan penanganan infrastrukur terkait permasalahan danau yang beranekaragam. Misalnya di Danau Toba, Sumatera sudah kita lakukan, Danau Maninjau, Kerinci, di Kalimantan juga yaitu Danau Kaskade Mahakam. Kemudian di Jawa ada Danau Rawapening, di Sulawesi Danau Tempe, Danau Tondano, Danau Limboto, Danau Poso. Di Papua, Danau Sentani.
Karena menurut Naswardi, selain menjadi destinasi wisata, danau menjadi sumber daya air alami bagi kehidupan manusia. Karena untuk pengembangan sumber air buatan misalnya dengan pembuatan bendungan membutuhkan dana yang cukup besar.
ADVERTISEMENT
Penetapan 15 Danau Prioritas ini juga diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dan taraf hidup masyarakat di sekitarnya. Dadang mengungkapkan pengembangan danau menjadi destinasi wisata ini tentu akan menimbulkan multiplier effect (efek berantai) di masyarakat.
"Mudah-mudahan dari destinasi itu kita bisa mengidentifikasi berapa banyak kunjungannya yang datang. Dengan kunjungan itu nilai manfaat ekonomimulai muncul karena ada orang datang spending di tempat itu. Entah itu, misalnya dari transportasi, akomodasi, yang ada di tempat itu," kata Dadang.
Bahkan menurut Dadang, keindahan danau-danau di Indonesia memiliki karakteristik tersendiri. Misalnya saja Danau Beratan di Bali yang ditetapkan sebagai danau terindah di dunia oleh Travel Guide Fodoors.
Dadang pun optimis, dengan pengembangan 15 Danau Prioritas ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
ADVERTISEMENT
"Secara garis besar, danau itu bagian dari wisata alam. Wisata alam itu 35 persen totalnya. Ada bahari, eco, dan petualangan. Katakanlah danau itu masuk Eco itu 45. Dari 100 35 wisata alam untuk eco itu 45. Jadi danau itu kemungkinan 45 itu nasionalnya," kata Dadang.
Ketika disinggung mengenai mana danau paling favorit di Indonesia, Danau Toba masih menjadi yang pertama.
"Danau paling favorit itu Toba, berikutnya Sentarum. Lalu, mungkin Singkarak. Kalau kunjungannya banyak itu (danau) pasti yang aksesnya mudah bagi wisatawan," pungkasnya.