24 Desa di Kabupaten Alor, NTT, Diusulkan Jadi Destinasi Wisata Bahari

14 Februari 2021 9:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Alor Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Alor Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu provinsi yang memiliki destinasi wisata yang ciamik.
ADVERTISEMENT
Wilayah yang dikelilingi dengan pulau-pulau indah, membuatnya dijuluki sebagai surga wisata bahari di Indonesia. Salah satu destinasi wisata bahari yang paling populer di NTT adalah Pulau Komodo.
Selain Pulau Komodo, NTT menyimpan segudang keindahan tersembunyi yang memiliki potensi pariwisata yang tinggi. Salah satunya Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) di Kabupaten Alor.
Melihat pesona yang dimilikinya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) berencana mengusulkan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar 24 desa di KKPD Kabupaten Alor ditetapkan sebagai desa wisata bahari.
“Dengan usulan ini kita berharap 24 desa ditetapkan sebagai desa wisata bahari yang diharapkan berdampak pada peningkatan nilai tambah ekonomi dari pemanfaatan jasa lingkungan sumber daya kelautan dan perikanan,” kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) NTT Wilayah Kabupaten Alor Muhammad Saleh Goro, kepada Antara, Sabtu (13/2).
ADVERTISEMENT
Saleh menjelaskan, 24 desa tersebut memiliki prospek pengembangan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan, khususnya pariwisata alam perairan Alor.
Ia menyebutkan banyak di wilayah Alor yang berpotensi sebagai atraksi wisata, seperti 34 titik menyelam di taman laut Selat Pantar dan wisata berbasis spesies berupa dugong jinak, lumba-lumba, hiu tikus, paus.
Selain itu terdapat gugusan pulau-pulau kecil yang eksotis serta berbagai potensi kelautan dan perikanan di dalamnya.
Demi meningkatkan potensi kelautan dan perikanan di Alor, pihaknya telah membuat satu rancangan besar pengembangan destinasi pariwisata alam perairan dan perikanan yang terkoneksi dengan kawasan wisata darat berbasis desa, adat, dan agama.
Pengembangan difokuskan pada wilayah KKPD, karena hampir 80 persen garis pantai Kabupaten Alor masuk dalam kawasan ini. Dengan demikian, kata dia, dapat menarik kegiatan ekonomi lainnya untuk terlibat di dalamnya.
ilustrasi Alor, NTT Foto: Wikimedia Commons
Saleh Goro menambahkan, pengembangan KKPD Selat Pantar dan laut sekitarnya di Kabupaten Alor juga melibatkan masyarakat desa setempat.
ADVERTISEMENT
“Pelibatan ini penting karena ada beberapa lokasi dalam kawasan ini yang masih sangat rawan munculnya praktik pengeboman ikan,” katanya.
Ia berharap desa-desa di dalam kawasan bisa ditetapkan sebagai desa wisata bahari sehingga dikembangkan secara fokus dan masif untuk memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat setempat.
“Pengembangan desa wisata bahari juga tentu mengedepankan prinsip keberlanjutan ekosistem dan lingkungan dan memperhatikan pelestarian sosial budaya setempat,” katanya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).