Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
3 Alasan Trowulan sering Disebut Mistis dan Menantang Adrenalin
15 Desember 2017 13:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Saat main ke Jawa Timur, sempatkan diri untuk mampir ke Trowulan, Mojokerto. Untuk kamu yang suka menantang adrenalin, Trowulan dikenal sebagai wisata mistis.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai destinasi wisata sejarah, Trowulan juga dikenal sebagai situs arkeologis. Kecamatan tersebut menyimpan banyak sejarah yang hingga kini belum semuanya terpecahkan. Banyak artefak yang juga masih terpendam di bumi Trowulan.
Apa sih yang membuat Trowulan dikenal sebagai spot mistis? Berikut tiga alasannya:
1. Dulunya adalah Ibu Kota Majapahit
Kawasan Trowulan telah lama terungkap sebagai ibu kota Kerajaan Majapahit yang berjaya pada eranya. Hal itu tertulis pada manuskrip kuno Nagakretagama karangan Mpu Prapanca pada masa kekuasaan Hayam Wuruk.
Selain itu, banyak peninggalan Majapahit di Trowulan yang mendukung pernyataan tersebut. Mulai dari Candi Tikus yang merupakan kolam pertirtaan raja-raja Majapahit, candi pemujaan seperti Candi Brahu, hingga makam-makam tua yang dipercaya milik orang-orang penting Majapahit.
ADVERTISEMENT
2. Diselimuti Kabut Tebal Setiap Malam
Saat melewati jalan raya utama maupun jalan-jalan lain di Trowulan pada malam hari, kamu akan merasa jarak pandangmu berkurang. Terutama jika kamu sedang berkendara, pasti sangat terasa. Itulah kabut abadi yang menyelimuti Trowulan.
Tak hanya saat malam, kabut itu kadang juga terlihat dari sore hingga keesokan paginya, kontras dengan temperatur Trowulan yang selalu panas. Menurut mitos warga setempat, konon kabut itu didatangkan Patih Gajah Mada untuk menyembunyikan Kerajaan Majapahit. Dengan begitu musuh terkelabui dan tidak jadi menyerang.
Jadi, hati-hati jika kamu berkendara di Trowulan saat kabut abadi ini sedang tebal-tebalnya. Bahkan kadang, jarak pandang hanya sejauh tiga sampai lima meter saja.
ADVERTISEMENT
3. Banyak Tempat yang Digunakan untuk Semedi
Uniknya, tak sedikit orang yang mengunjungi Trowulan demi untuk mendapatkan ilham atau wangsit. Untuk mendapatkannya, mereka biasanya melakukan semedi di spot-spot yang dipercaya dekat dengan leluhur. Hal itu menambah suasana mistis Trowulan.
Spot yang sering didatangi untuk semedi Petilasan Raden Wijaya di Pendopo Agung Majapahit, Candi Brahu, Gapura Waringin Lawang yang merupakan salah satu pintu masuk Kerajaan Majapahit, Candi Tikus, dan lain sebagainya.
Bagaimana denganmu, sudah pernahkah berkunjung ke Trowulan? Yuk, bagikan ceritamu di kumparan (kumparan.com)!