3 Tahun InJourney: Transformasi Sektor Aviasi dan Pariwisata Indonesia

15 Januari 2025 17:58 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney baru saja memperingati hari ulang tahunnya yang ke-3 pada Senin (13/1). Foto: InJourney
zoom-in-whitePerbesar
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney baru saja memperingati hari ulang tahunnya yang ke-3 pada Senin (13/1). Foto: InJourney
Holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney baru saja memperingati hari ulang tahunnya yang ke-3 pada Senin (13/1).
Mengambil tema “3 Tahun Mengabdi, Melayani Indonesia Sepenuh Hati”, InJourney menjadikan momentum ini untuk mendorong inisiatif dan semangat perusahaan dalam berkontribusi mengoptimalisasi potensi aviasi dan pariwisata di Indonesia.
Hal tersebut juga selaras dengan visi besar InJourney untuk menjadikan ekosistem pariwisata terdepan di kawasan regional, sekaligus memberikan pengalaman berkesan melalui keramahtamahan Indonesia.
Ya, meski usia yang baru memasuki 3 tahun, InJourney terus bertransformasi mendorong sektor aviasi dan pariwisata Tanah Air agar terus tumbuh dan memberikan kontribusi melalui inovasi layanan bisnis yang berfokus pada kualitas. Komitmen ini juga bertujuan memberikan pengalaman terbaik bagi setiap pelanggan.
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney baru saja memperingati hari ulang tahunnya yang ke-3 pada Senin (13/1). Foto: InJourney
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menjelaskan bahwa sebagai Strategic Holding BUMN, keberadaan InJourney tak hanya fokus pada kemajuan industri aviasi dan pariwisata, namun juga berperan sebagai agent of development untuk menciptakan value creation yang mendorong pengembangan sektor pariwisata Indonesia.
“Melalui strategi pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, InJourney juga aktif menciptakan nilai ekonomi yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan sosial dan ekonomi lokal. Dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki Indonesia, InJourney menjadi orkestrator dalam memperkuat ekosistem serta mengakselerasi pariwisata Indonesia,” tuturnya.

Transformasi Pariwisata hingga Aviasi oleh InJourney

Berbagai upaya pun dilakukan, di antaranya dengan meningkatkan kualitas infrastruktur pariwisata, mempromosikan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), serta memperbaiki dan berinovasi untuk memberikan pengalaman perjalanan yang mengesankan bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang telah menghadirkan berbagai program. Foto: InJourney
Beberapa project initiatives juga telah dilakukan, salah satunya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang telah menghadirkan berbagai program, khususnya sport dan entertainment. Dalam setahun, terdapat 250 hari sirkuit mandalika telah terisi dengan beragam event dan atraksi.
Tak hanya itu, kawasan Mandalika kini menjadi lebih hidup dengan hadirnya Mandalika Beach Club dan sejumlah fasilitas lainnya ,seperti hotel bintang 4 dan bintang 5 untuk melengkapi pengalaman berwisata.
Lalu di sektor pariwisata lainnya, InJourney tengah melakukan pengembangan KEK Kesehatan Sanur sebagai langkah transformasi strategis untuk menciptakan berbagai nilai tambah untuk Indonesia. Dengan adanya KEK Sanur, Indonesia akan memiliki pusat layanan kesehatan kelas dunia dan menjadi magnet pariwisata baru melalui konsep medical & wellness tourism.
KEK Sanur memiliki berbagai fasilitas, di antaranya hotel berbintang 5 dan resort yaitu The Meru Sanur dan Bali Beach Hotel, serta Convention Center seluas 3.750 meter dengan kapasitas 5.000 pax. Fasilitas yang ada tak hanya mencakup infrastruktur ekonomi saja, namun juga keberlanjutan dan inovasi dalam pengembangan ekosistem pariwisata kesehatan.
InJourney juga telah mentransformasi Sarinah pada 2022 dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada 2023. Usai direvitalisasi besar-besaran, Sarinah hadir kembali dengan mengusung konsep baru sebagai “Panggung Karya Indonesia”.
PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney baru saja memperingati hari ulang tahunnya yang ke-3 pada Senin (13/1). Foto: InJourney
Konsep ini menjadikan Sarinah tak hanya sekadar pusat perbelanjaan, namun juga wadah inovasi lintas komunitas, serta gelaran dan penjualan produk lokal unggulan representasi karya dan budaya Indonesia.
Selain fokus di dalam negeri, ke depannya Sarinah terus berinovasi untuk melakukan ekspansi ke beberapa negara untuk memperkenalkan produk lokal karya anak bangsa ke mata dunia.
Usai transformasi yang dilakukan oleh InJourney, TMII pun menjadi salah satu destinasi favorit keluarga terutama pada saat musim libur. Tercatat pada libur Natal dan Tahun Baru lalu, jumlah kunjungan mencapai 300 ribu atau naik 62,16 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
InJourney melakukan transformasi TMII dengan mengusung empat pilar utama, yakni inclusive, smart, green, dan culture. Nuansa destinasi wisata yang mengedepankan konsep ramah lingkungan dan inklusif begitu terasa sejak memasuki area kawasan yang terdiri dari 70 persen ruang terbuka hijau dan 30 persen bangunan.
InJourney juga tengah melakukan penataan ulang atau re-masterplan kawasan destinasi Candi Borobudur sebagai spiritual tourism destination. Penataan ulang Candi Borobudur ini mengutamakan empat pilar utama, yakni pilar konservasi, penghijauan, spiritual, dan edukasi.
Re-masterplan Borobudur mencakup sejumlah aspek utama, diawali dengan pembenahan manajemen, penataan akses keluar masuk Candi Borobudur, membangun pusat meditasi spiritual di kompleks Candi Borobudur, serta mengembalikan angka Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sekitar Candi Borobudur di bawah 4 persen, sesuai rekomendasi UNESCO. Dengan kata lain, kawasan ini akan mengutamakan konsep hijau.
Candi Borobudur. Foto: InJourney
Hal ini dilakukan untuk menaikkan kunjungan wisatawan mancanegara, terutama umat Buddha yang jumlahnya cukup besar di dunia. Kawasan Asia Tenggara memiliki populasi umat Buddha terbesar yang berada di Thailand dengan jumlah mencapai 64 juta orang.
InJourney juga membentuk dua subholding di industri aviasi dan kebandarudaraan, yakni InJourney Airports dan InJourney Aviation Services (IAS). Tujuannya, menjadikan bandara-bandara di dalam pengelolaan InJourney Group menjadi lebih sehat dan profitable dengan peningkatan pelayanan, transformasi bisnis, serta memperkuat kualitas operasional dalam rangka menjadikan bandara sebagai face of the nation.
Kehadiran IAS yang bergerak di bidang jasa pendukung aviasi, kargo, dan logistik melakukan transformasi dengan business chain yang lebih efektif dan efisien akan menghasilkan produk dan layanan kompetitif untuk pasar Indonesia dan bersaing di pasar global.
Di industri kebandarudaraan, InJourney juga terus melakukan transformasi melalui langkah-langkah strategis yang dilakukan secara fundamental, meliputi premises, process, dan people. Sebagai pilot project, transformasi ini dimulai dari dua bandara besar yang dikelola oleh InJourney Airports, yakni Bandara Internasional Soekarno Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Aspek premises dilakukan dengan peningkatan kualitas infrastruktur bandara yang berfokus pada customer experience, seperti beautifikasi terminal, implementasi CT & ATRS XRAY untuk peningkatan kecepatan pelayanan, dan optimalisasi suhu udara. Lalu aspek process dilakukan dengan peningkatan operasional bandara berbasis ekosistem dengan data driven decision making.
Kemudian, aspek people dilakukan dengan value, attitude, mindset serta kompetensi berbasis customer centric berstandar global. Selain mengembangkan aviasi dan pariwisata melalui berbagai inisiatif, InJourney juga membangun fundamental yang kuat untuk pengelolaan pariwisata di Indonesia melalui sustainable tourism.
Wajah baru Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Foto: InJourney
InJourney terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis InJourney Group.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan di mana pariwisata berkembang beriringan dengan komunitas lokal dan lingkungan. Berbagai inisiatif kami lakukan dengan fokus pada 3 pilar, yaitu edukasi, lingkungan dan pengentasan kemiskinan. Ketiga pilar ini berjalan bersama untuk membangun ekosistem pariwisata yang inklusif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi masyarakat, pelaku industri dan kelestarian alam di masa depan,” jelas Maya.

Hadirkan Berbagai Parade Budaya dan Program Seru untuk Wisatawan

Sejalan dengan tema “Melayani Indonesia Sepenuh Hati”, InJourney menghadirkan berbagai program untuk para pelanggan sebagai bagian sebagai upaya untuk memberikan pelayanan prima dan customer experience bagi masyarakat.
Hal ini dilakukan dengan menyelenggarakan berbagai promo dan parade budaya di seluruh lingkup bisnis InJourney Group, seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, Sarinah, kawasan The Nusa Dua dan The Mandalika, hotel-hotel di bawah kelolaan InJourney Hospitality, serta bandara-bandara di bawah kelolaan InJourney Airports.
Program-program tersebut di antaranya meliputi promo menginap di The Meru & Bali Beach hotel, promo serba 3 di berbagai tenant bandara yang dikelola InJourney Airports, program promo belanja di Sarinah dengan pijat gratis untuk pembelanjaan minimal Rp 500 ribu, promo buy 1 get 3 untuk lounge yang dikelola oleh IAS, buy 3 get 1 untuk tiket masuk Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan TMII, diskon 30 persen untuk pertunjukan tari kecak dan baron di The Nusa Dua, dan beragam promo lainnya.
“InJourney menyadari bahwa pengembangan pada sektor pariwisata memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan daya tarik wisatawan mancanegara dan lokal sehingga memberikan dampak luas baik terhadap lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi serta multiplier effect bagi masyarakat. Tentunya, partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam segala proses pengembangan sektor pariwisata. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas dukungan masyarakat dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan untuk Indonesia,” tutup Maya.