4 Daya Tarik Taman Nasional Takabonerate yang Sayang Dilewatkan

3 November 2018 13:16 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spesial Konten Takabonerate (Foto: Agung Rizky)
zoom-in-whitePerbesar
Spesial Konten Takabonerate (Foto: Agung Rizky)
ADVERTISEMENT
Bagi sebagian orang, Taman Nasional Takabonerate mungkin masih asing terdengar. Padahal, taman nasional yang berada di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan ini menyimpan beragam potensi wisata bawah laut yang sayang untuk dilewatkan.
ADVERTISEMENT
Untuk mempromosikan wisata Taman Nasional Takabonerate, pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar setiap tahunnya mengadakan Festival Takabonerate. Festival ini biasanya diadakan pada bulan Oktober.
Andi Abdurrahman, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar, menuturkan Taman Nasional Takabonerate merupakan ikon wisata utama Kabupaten Kepulauan Selayar. Untuk itu, setiap tahunnya mereka selalu melakukan evaluasi dan menyelenggarakan Festival Takabonerate untuk menonjolkan potensi bahari di sana.
"Festival Takabonerate merupakan festival yang diselenggarakan untuk media promosi pariwisata, khususnya pariwisata bahari di Taman Nasional Takabonerate. Sampai saat ini, pemerintah daerah ingin menjadikan Taman Nasional Takabonerate sebagai ikon pariwisata yang mendunia," ujar Andi, saat berbincang dengan kumparanTRAVEL di Pulau Tinabo, Taman Nasional Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/10).
ADVERTISEMENT
Lalu, jika ingin menjadi ikon wisata dunia, apa saja sebenarnya potensi pariwisata yang dimiliki Taman Nasional Takabonerate? Berikut ulasannya:
1. Surga Spot Diving
Keindahan bawah laut Pulau Tinabo (Foto: Agung Rizky)
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan bawah laut Pulau Tinabo (Foto: Agung Rizky)
Sebagai kawasan yang terdiri dari 17 pulau, Taman Nasional Takabonerate memiliki potensi alam bawah laut yang sangat kaya. Memiliki luas sekitar 500 hektare dan atol seluas 220 hektare, membuat Taman Nasional Takabonerate menjadi taman nasional dengan atol terbesar ketiga di dunia, setelah Kepulauan Marshall dan Maldives.
Untuk itu, tidak mengherankan jika Taman Nasional Takabonerate menjadi surga bagi para pecinta diving. Terdapat beberapa spot diving yang bisa dikunjungi di sana, seperti spot Mercusuar yang memiliki karakteristik lokasi berupa reef edge (karang tepi) dengan suhu 27 derajat dan pola arus berupa arus susur pantai. Spot ini memiliki kecepatan arys 0,25 meter per detik, kedalaman rata-rata 5-8 meter, kecerahan perairan mencapai 10 meter, serta kondisi karang hidup mencapai 30-70 persen.
Keindahan Bawah Laut Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Bawah Laut Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Ada pula The Rivers Spot yang terletak di Pulau Jinato. Spot diving ini memiliki karakteristik lokasi berupa slope/wall/drop off (dinding), suhu 28 derajat dengan pola arus berupa arus susur pantai. Kecepatan arus di spot ini sekitar 0,15 meter per detik, kedalaman rata-rata 5-10 meter, kecerahan mencapai 20 meter, dengan kondisi karang hidup mencapai 20-78 persen.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ada Jinato Wall Paradise yang berada di perairan Jinato. Spot ini merupakan salah satu spot diving paling bagus dengan kedalaman 5-15 meter dan kecerahan mencapai 15-20 meter.
Keindahan Bawah Laut Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Bawah Laut Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Kondisi terumbu karang di Jinato Wall Paradise juga sangat bagus, dengan tutupan karang berkisar 57-83 persen, yang didominasi oleh hardcoral dan softcoral. Berbagai jenis biota laut juga bisa kamu temui di spot ini seperti butterfly fish, cardinal fish, angelfish, grouper, surgeon fish, damselfish, trigger fish, lobster, eagle rays, moray, dan kima.
"Kita memiliki 43 spot diving di Taman Nasional Takabonerate. Salah satu yang paling bagus adalah Jinato Wall Paradise, bentuknya wall seperti surga," terang Abdul Rajab, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Takabonerate Wilayah 2 Jinato, kepada kumparanTRAVEL di Pulau Jinato, Jumat (26/10).
ADVERTISEMENT
2. Kearifan Lokal yang Kuat
Anak-anak di Pulau Jinato (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak di Pulau Jinato (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Taman Nasional Takabonerate nyatanya tak hanya terkenal dengan keindahan bawah lautnya, tetapi juga kearifan lokal yang ada di seluruh masyarakat yang ada di pulau sekitar kawasan taman nasional. Hal ini jugalah yang kumparanTRAVEL rasakan ketika berkunjung ke salah satu pulau, yaitu Pulau Jinato.
Ketika sampai di dermaga Pulau Jinato, seluruh peserta yang mengikuti Festival Takabonerate langsung disambut hangat oleh kepala desa. Sambutan kembali dilakukan ketika kami memasuki pulau. Gendang yang berbunyi dengan merdunya, tarian yang unik dan ikonik, hingga drama musikal yang menarik menghibur kami selama dua malam berada di sana.
Tak hanya itu, para peserta festival juga diajak untuk melihat kegiatan sehari-hari masyarakat di Pulau Jinato. Misalnya saja melihat proses pembuatan permen gula merah, pembuatan abon ikan, hingga pembuatan jaring untuk menangkap ikan.
ADVERTISEMENT
Tradisi Sorong Lopi (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi Sorong Lopi (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Selain itu, masyarakat Pulau Jinato juga memiliki tradisi unik bernama sorong lopi. Ini merupakan tradisi mendorong perahu yang baru selesai dibuat oleh seluruh masyarakat sekitar.
"Tradisi sorong lopi ini dilakukan untuk menimbulkan semangat gotong-royong di antara masyarakat sekitar. Kalau bukan masyarakat yang membantu mendorong, siapa lagi yang bisa mendorong perahu baru ini ke laut," ujar Wani, salah satu warga dan juga bidan di Pulau Jinato.
Setelah selesai mendorong perahu ke laut, masyarakat lantas menyantap bubur baladekdek bersama-sama. Bubur yang terbuat dari tepung beras dan gula merah itu dipercaya masyarakat sekitar bisa membukakan pintu rezeki.
3. Bermain Bersama Bayi Hiu
Ikan hiu memenuhi bibir pantai Taka Boneratee, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Foto:  Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan hiu memenuhi bibir pantai Taka Boneratee, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Jika ke Taman Nasional Takabonerate, salah satu pulau yang wajib dikunjungi adalah Pulau Tinabo. Pulau tak berpenghuni dan masuk dalam zona inti taman nasional ini memiliki satu wisata yang tidak akan kamu temukan di tempat lain di dunia ini.
ADVERTISEMENT
Ya, di bibir pantai Pulau Tinabo terdapat bayi hiu berjenis black tip yang ramah manusia. Kamu bisa berenang dan bermain dengan bayi hiu tersebut tanpa perlu khawatir digigit. Meski begitu, harus tetap waspada ya.
"Atraksi andalan taman nasional ini adalah bermain atau berenang dengan bayi hiu. Di dunia ini hanya ada satu tempat manusia bisa berenang dan bermain dengan bayi hiu, yaitu di Pulau Tinabo, Taman Nasional Takabonerate," ujar Faat Rudhianto, Kepala Balai Taman Nasional Takabonerate.
Pengunjung memotret Ikan hiu yang memenuhi bibir pantai Taka Boneratee, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Foto:  Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung memotret Ikan hiu yang memenuhi bibir pantai Taka Boneratee, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Selain bermain bersama hiu, di Pulau Tinabo wisatawan juga bisa snorkeling, dive discovery, hingga diving. Tak ketinggalan kamu juga bisa menikmati sunset dan sunrise, hingga stargazing pada malam hari untuk melihat deretan bintang yang indah. Kamu hanya cukup membayar tiket sebesar Rp 5 ribu untuk weekdays dan Rp 7 ribu saat weekend untuk menikmati semua pengalaman tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Island Hopping
Pulau Lantigiang (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Lantigiang (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Tak hanya diving dan snorkeling, wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Takabonerate juga bisa melakukan island hopping di beberapa pulau yang ada di kawasan tersebut. Beberapa pulau yang dapat dikunjungi antara lain Pulau Lantigiang dan Pulau Rajuni.
Pada Jumat (26/10), kumparanTRAVEL berkesempatan untuk mengunjungi Pulau Lantigiang yang masuk dalam salah satu zona inti Taman Nasional Takabonerate. Pulau tak berpenghuni itu hanya berjarak 30 menit perjalanan menggunakan perahu dari Pulau Jinato.
Pasir putih, laut biru kehijauan, hingga deretan pepohonan menyambut kami saat datang ke sana. Pulau Lantigiang sendiri adalah salah satu pulau dengan spot terbaik untuk menikmati sunset.
Pulau Tinabo (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Tinabo (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Meskipun demikian, kamu harus hati-hati saat berkunjung ke sana. Sebab, sepanjang bibir pantai cukup banyak terdapat ikan pari yang bisa berbahaya bagi manusia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Pulau Lantigiang, kumparanTRAVEL juga berkesempatan mengunjungi Pulau Rajuni. Pulau yang berjarak sekitar satu jam perjalanan dari Pulau Tinabo itu memiliki beberapa festival yang juga menjadi daya tarik wisatawan.
Misalnya saja Festival Bajo yang termasuk dalam rangkaian Festival Takabonerate. Festival ini diawali dengan prosesi pemasangan Bendera Ula-ula, yang merupakan salah satu simbol dari kebudayaan yang dimiliki oleh Suku Bajo. Lalu, dilanjutkan dengan pertunjukkan seni bela diri yang sukses menghibur wisatawan yang datang ke sana.
Simak ulasan selengkapnya dalam konten spesial 'Takabonerate, Surga Tersembunyi di Sulawesi'.