4 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK dan Dampaknya di Sektor Pariwisata

23 Oktober 2018 18:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi di Rakernas PDIP di Sanur, Bali. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi di Rakernas PDIP di Sanur, Bali. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Sejak Joko Widodo dan Jusuf Kalla menjabat sebagai presiden dan wakil presiden empat tahun lalu, keduanya memberi 'tugas' besar pada berbagai sektor, salah satunya sektor pariwisata. Berbagai pekerjaan dan harapan pun diberikan guna meningkatkan sektor ini.
ADVERTISEMENT
Lantas, prestasi apa saja yang berhasil dicapai di sektor pariwisata selama empat tahun masa pemerintahan Jokowi-JK?
Saat ditemui kumparanTRAVEL beberapa waktu lalu, Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya, mengatakan, menurut World Travel & Tourism Council (WTTC) pariwisata Indonesia mengalami pertumbuhan tertinggi nomor sembilan di dunia. Tidak hanya itu saja, lebih membanggakannya lagi Indonesia juga berhasil menyabet nomor tiga di Asia dan nomor wahid di ASEAN.
"Sebagai bangsa Indonesia kamu harus bangga sebab pariwisata Indonesia pertumbuhannya tercepat nomor sembilan di dunia, nomor tiga di Asia dan nomor satu di ASEAN, jarang kita seperti itu dan dengan bangga saya mengumumkan itu di Singapura," ujarnya dengan senyum sumringah.
Pulau Lemukutan di Kalimantan Barat (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Lemukutan di Kalimantan Barat (Foto: Wikimedia Commons)
Selain menurut WTTC, salah satu perusahaan media asal London juga mengatakan hal serupa. The Telegraph mencatat jika Indonesia masuk ke dalam salah satu dari 20 negara dengan pertumbuhan pariwisata tercepat.
ADVERTISEMENT
“Bahkan mereka menilai pertumbuhan pariwisata Indonesia empat kali lebih tinggi dibanding pertumbuhan regional dan global. Data memang membuktikan klaim tersebut,” kata Menpar Arief Yahya, seperti dikutip dari rilis resmi yang diterima kumparanTRAVEL.
Pertumbuhan pariwisata Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mencapai 25,68 persen, sedangkan industri plesiran di kawasan ASEAN hanya tumbuh 7 persen dan di dunia hanya 6 persen. Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia menurut World Economy Forum (WEF) juga menunjukkan jika Indonesia naik 8 tingkat dari 50 di 2015 ke peringkat 42 pada 2017.
Pulau Labengki (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Labengki (Foto: Shutter Stock)
Semenjak pemerintahan Jokowi-JK memang pariwisata mejadi salah satu sektor yang penting. Impian keduanya memang wajar saja dan tidak muluk mengingat alam Indonesia begitu indah dan kerap kali menyabet juara.
ADVERTISEMENT
Mimpi pemerintah juga berbanding lurus dengan pembangunan infrastruktur yang terus digenjot. Tak ayal membuat pariwisata menjadi primadona baru bagi pemasukan negara.
Data menyebutkan jika penerima devisa dari sektor pariwisata juga terus merangkak naik sejak 2015. Dari 12,2 miliar Dolar Amerika, kemudian naik menjadi 13,6 miliar Dolar Amerika di 2016 dan 2017 meroket lagi menjadi 15 miliar Dolar Amerika. Sementara tahun 2018 ini ditargetkan devisa yang masuk mencapai 17 miliar Dolar Amerika.
Wisatawan di Pulau Kenawa, Sumbawa (Foto: Flickr / Ahmad Syukaery)
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan di Pulau Kenawa, Sumbawa (Foto: Flickr / Ahmad Syukaery)
Dalam kesempatan yang sama, menteri asal Banyuwangi ini juga berharap pada 2018 sektor pariwisata mampu menjadi penghasil devisa nomor satu bila menembus angka Rp 17 miliar Dolar Amerika.
"Kita harapkan tahun ini 2018 semoga bisa menjadi penghasil devisa nomor satu tapi jika tembus angka Rp 17 miliar (Dolar Amerika) dan kalau tidak bisa ya tahun depan lah," harapnya.
ADVERTISEMENT
Arief Yahya, Menteri Pariwisata (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
zoom-in-whitePerbesar
Arief Yahya, Menteri Pariwisata (Foto: Humas Kementerian Pariwisata)
Lebih lanjut, menteri yang akrab disapa AY ini juga menegaskan berulang kali jika industri paling mudah dan murah untuk meningkatkan pendapatan perkapita, devisa dan employement adalah pariwisata. Dirinya juga memberi perumpamaan bila setiap 5 ribu Dolar Amerika yang dikeluarkan akan menciptakan satu lapangan pekerjaan.
"Jadi bila kita mengeluarkan sekitar Rp 65 juta, maka akan ada satu lapangan pekerjaan yang tercipta," jelasnya.
Sementara untuk kunjungan wisatawan mancanegara juga meroket dari 2015 hingga 2017. Di tahun 2015 Indonesia kedatangan 9,7 juta turis asing, kemudian 2016 bertambah menjadi 11,5 juta dan tahun 2017 sebanyak 14 juta wisatawan asing pelesiran di Indonesia.
Cunca Wulang Didominasi Turis Asing (Foto: Flickr/footeka)
zoom-in-whitePerbesar
Cunca Wulang Didominasi Turis Asing (Foto: Flickr/footeka)
Hebatnya, total pertumbuhan kunjungan turis asing yang masuk Indonesia tahun 2017 sebesar 22 persen, lebih tinggi dari pada regional ASEAN yang hanya 7 persen dan dunia 6,4 pesen. Hingga bulan Agustus 2018, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk mencapai 10,58 juta sedangkan targetnya 17 juta.
ADVERTISEMENT
Tak hanya turis asing saja, wisatawan nusantara pun ikutan merangkak naik. Arief Yahya menjelaskan sejak tahun 2015 ada 255 juta warga Indonesia yang jalan-jalan, kemudian tahun 2016 berkembang menjadi 264 juta dan di tahun 2017 bertambah menjadi 271 juta.
“Pariwisata Indonesia secara konsisten terus meraih penghargaan di level internasional, di antaranya adalah 46 penghargaan di 22 negara di tahun 2016, 27 penghargaan di 13 negara di tahun 2017, dan 31 penghargaan di 9 negara sampai kwartal 3 di tahun 2018,” tutup Menpar Arief Yahya.
Bagaimana menurutmu, membanggakan bukan?