5 Bahaya Terbesar yang Mengintai Para Pendaki

6 Juli 2019 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendaki gunung Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pendaki gunung Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seorang Pelajar SMP bernama Thoriq Rizky Maulidan yang hilang ketika melakukan pendakian di Bukit Piramid, Bondowoso, Jawa Timur, ditemukan. Thoriq ditemukan tak bernyawa di sebuah jurang pada Jumat (5/7) malam, di kawasan Bukit Piramid.
ADVERTISEMENT
Jenazah Thoriq ditemukan oleh tim Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung atau Wanadri. Thoriq diduga terjatuh dari tebing di Bukit Piramid.
Kejadian memilukan ini tentunya menjadi perhatian serius bagi para pendaki, karena ada banyak hal dan persiapan yang harus dilakukan sebelum mendaki gunung. Lantas bagaimana respons para pendaki berpengalaman mengenai hal ini dan apa bahaya terbesar yang mengintai para pendaki saat mendaki gunung?
Yuk, simak ulasan berikut.
1. Persiapan Diri
Pendaki Gunung Merapi Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Salah satu faktor yang mengancam para pendaki itu sebetulnya adalah dirinya sendiri.
Menurut salah seorang penggiat alam terbuka yang juga salah satu anggota Tim Jelajah 54 Taman Nasional Indonesia, Harley B. Sastha mengungkapkan
"Karena semuanya kembali pada persiapan dan pemahaman sebelum melakukan pendakian," ujar Harley saat dihubungi kumparan, Sabtu (6/7).
ADVERTISEMENT
Selain itu, menurut Harley. Salah satu musuh terbesar para pendaki adalah egonya sendiri.
"Ego juga termasuk faktor yang ada di dalam diri para pendaki," imbuhnya.
Salah satu pendaki yang bernama Sandy juga mengungkapkan hal yang serupa. Dia pernah mengalami salah satu temannya meninggalkannya dan temannya yang kelelahan. Hanya karena, temannya ingin mendaki lebih cepat untuk menuju puncak.
Hal ini tentunya sangat membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.
"Katanya kalau kita mau tahu sifat asli teman kita. Kita bisa mengajaknya dengan mendaki gunung karena sifat asli teman kita akan terlihat seperti apa," ujar Sandy ketika berbincang dengan kumparan beberapa waktu lalu.
Sementara itu menurut Harley, sebelum mendaki kita harus mengetahui kondisi anggota kelompoknya.
ADVERTISEMENT
"Kondisi fisik setiap orang berbeda-beda, makanya penting untuk mengetahui kondisi masing-masing anggota kelompok. Jadi, harus bisa saling memahami," tambah Harley.
2. Kurangnya Persiapan
Ilustrasi tas gunung. Foto: Pixabay
Bahaya terbesar berikutnya yang mengintai para pendaki adalah kurangnya persiapan dan kesiapan saat ingin mendaki gunung.
"Persiapan diri, baik itu mental dan fisik serta pengetahuan dan juga perlengkapan yang sesuai. Pendaki juga harus memahami medan gunung yang akan didaki. Istilahnya tidak ada pendakian tanpa persiapan," jelas Harley.
Harley juga menambahkan, sebelum melakukan pendakian, para pendaki harus melakukan banyak riset untuk mengetahui medan tentang gunung yang akan didaki.
"Jadi cuaca, kondisi alam, dan beberapa lainnya, tentunya hal itu di luar kemampuan kita. Tetapi bisa meminimalisir dampaknya dengan persiapan, pemahaman dan pengetahuan yang baik," tutur Harley.
ADVERTISEMENT
3. Berkelakuan Sopan dan Menjaga Attitude
Sekelompok pendaki yang sedang beristirahat. Foto: Muhammad Naufal/kumparan
Pernahkah kamu mendengar ungkapan "Jagalah alam maka alam akan menjagamu". Ya, tentunya kamu harus selalu menjaga perilaku saat ingin mendaki gunung.
Jangan melakukan hal yang berlebihan dan juga melanggar norma-norma yang ada. Di alam tidak ada yang melarang kita untuk berbuat apa saja. Namun, kesadaran dari dalam hati untuk mencerminkan sikap kita untuk menghormati Sang Maha Kuasa.
Selain itu, kamu harus selalu tetap waspada.
"Jangan lupa juga pastinya berdoa, memohon kepada Tuhan, perlindungan akan diri kita," tutur Harley.
4. Bahaya Subjektif dan Objektif
Tenda-tenda para pendaki di sekitar puncak gunung Foto: Pixabay
Selain ketiga hal tadi, ada beberapa hal lain yang juga mengintai para pendaki. Menurut Rafi, anggota Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung (Wanadri) ada dua bahaya yang mengintai para pendaki yaitu bahaya objektif dan subjektif.
ADVERTISEMENT
"Bahaya objektif merupakan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh kondisi alam, semisal badai, pohon tumbang. Sedangkan bahaya subjektif, merupakan bahaya yg ditimbulkan oleh keterbatasan manusia," ujar Rafi.
Rafi juga mengungkapkan karena tingkat bahaya subjektif ini relatif, sangat bergantung pada kemampuan individu pelakunya, resiko menjadi tinggi. Ketika kemampuan kita tidak sesuai dengan tingkat kesulitan alam yang kita hadapi, disitu lah yang menjadi bahaya terbesar.
5. Memilih Waktu Pendakian yang Tepat
Ilustrasi Cuaca Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Jangan salah memilih waktu pendakian. Kamu harus tetap memantau perkembangan cuaca dan informasi yang diberikan oleh BMKG.
Harley mengungkapkan biasanya ada bulan-bulan terbaik untuk mendaki gunung.
"Ada baiknya kita mencari informasi cuaca di gunung yang akan kita daki saat ini. Bisa melalui BMKG atau informasi lainnya. Jadi kalau kita sudah tahu. Misalnya kita mendaki saat musim hujan atau tidak. Persiapan kita akan lebih baik," tutur Harley.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, perkembangan informasi yang pesat saat ini juga semakin memudahkan para pendaki untuk mengetahui gunung yang akan didaki.
"Biasanya jika cuaca buruk untuk gunung-gunung di indonesia yang sudah dikelola dengan baik, seperti taman nasional ada informasi penutupan," tutupnya.