Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Berbagai cara dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, seperti melakukan promosi di negara lain. Salah satu cara yang dilakukan Kemenparekraf adalah dengan mempromosikan 5 Destinasi Super Prioritas dalam ajang East Mediterranean International Tourism & Travel (EMITT) 2020 di Istanbul, Turki.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenparekraf, Nia Niscaya, menuturkan bahwa event pariwisata yang memasuki gelaran ke-24 tersebut diharapkan bisa menghasilkan potensi transaksi pariwisata sebanyak-banyaknya untuk Indonesia.
“EMITT memiliki posisi strategis untuk memasarkan produk pariwisata Indonesia. Apalagi yang kami tawarkan adalah 5 Destinasi Super Prioritas. Melihat besarnya respons publik, dan menurut pengakuan industri, potensi transaksinya makin positif. Akan terus kami pantau hasilnya,” ungkap Nia, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan.
Adapun, 5 Destinasi Super Prioritas yang dipromosikan adalah Danau Toba (Sumatera Utara), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), serta Likupang (Sulawesi Utara). Bahkan, 5 Destinasi Super Prioritas yang dipromosikan di ajang EMITT 2020 juga berhasil memikat publik Mediterania Timur.
ADVERTISEMENT
Mengusung tema Living Culture, EMITT 2020 digelar pada 30 Januari hingga 2 Februari 2020 di Pusat Pameran dan Kongres Tuyap, Buyukcekmece, Istanbul, Turki. Ajang ini juga dihadiri oleh perwakilan industri pariwisata dari negara-negara lain.
Dibandingkan dengan paviliun dari negara lain, paviliun Wonderful Indonesia seluas 65 meter persegi di Hall 2 tak kalah menarik perhatian lewat beragam konten unik yang disajikan. Dengan background kemegahan kapal pinisi, paviliun Wonderful Indonesia juga mempromosikan destinasi wisata lainnya yang ada di Indonesia.
Ikut disajikan juga tarian tradisional, kopi, dan kuliner khas Indonesia. Paviliun semakin menarik karena adanya Tourism Information Counter dengan petugas berbahasa Turki.
Nia mengatakan, secara profil EMITT 2020 menawarkan konsep business to business (B2B) dan business to consumer (B2C). Pada 2020, peserta pameran EMITT mencapai 1.021 orang yang datang dari 94 negara. Hasilnya, 57.470 pengunjung dari latar belakang pelaku bisnis pariwisata dan umum membanjiri event edisi ke-23 sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Potensi bisnis yang ada di EMITT 2020 tentu telah diperhitungkan. Semua sudah dioptimalkan. Beragam potensi yang ada sudah dieksplorasi secara maksimal. Sebab, kami melibatkan secara langsung juga para pelaku industri pariwisata tanah air. Mereka itu langsung membuat deals dengan sesama pelaku bisnis pariwisata dan publik di Turki,” lanjut Nia.
Untuk menjaring pasar Turki bahkan global, Kemenparekraf juga mengajak 6 pelaku industri pariwisata di antaranya 4 travel agen/tur operator (TA/TO) dan 2 hotel/resort. Mereka berasal dari 5 destinasi seperti Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan. Jakarta dan Bali tetap dilibatkan karena menjadi destinasi utama wisatawan Turki.
“Ada beberapa daerah yang dilibatkan. Mereka tampilkan potensi terbaik dari tiap destinasi. Kami tetap memberi slot bagi industri pariwisata Jakarta dan Bali. Sebab, arus wisatawan Turki di 2 destinasi itu sangat bagus. Destinasi tersebut masih menjadi favorit. Secara umum, jejaring bisnis yang terbentuk dari EMITT 2020 sangat bagus,” tegas Nia.
Selain itu, Kemenparekraf juga turut serta dalam diskusi panel yang digelar di sana. Tema yang diambil adalah Focus Market: Explore The Opportunities of Overseas Destinations. Diskusi panel tersebut juga diikuti oleh negara lain dari Amerika Serikat, Timur Tengah, Afrika Selatan, hingga Brazil.
ADVERTISEMENT
“Semua elemen yang terlibat dalam EMITT 2020 memang sangat aktif. Sebab, ini momentum terbaik untuk menguatkan pasar pariwisata Indonesia khususnya dari Turki. Pasar Turki tetap potensial karena aliran wisatawannya bagus dalam beberapa tahun terakhir,” kata Nia.
Nia menambahkan pergerakan wisatawan Turki ke Indonesia pun kompetitif. Menurutnya, sepanjang Januari-Oktober 2019, pergerakan wisatawan Turki mencapai 20.096 orang. Angka ini meningkat 11 persen dari 2018 yang mencapai 18.087 wisatawan dan sepanjang 2019, pasar Turki ditargetkan mencapai 25.080 orang wisatawan.
Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Regional IV (Eropa) Kemenparekraf, Agustini Rahayu, mengatakan EMITT 2020 memiliki posisi strategis untuk menaikan arus kunjungan wisman.
“Peserta pameran dari berbagai negara, selain potensi pasar Turki sendiri yang bagus. Dengan profil yang ada, potensi transaksi dari EMITT 2020 juga ternyata besar. Jumlahnya akan semakin tumbuh dalam jangka panjang, karena ada lini pasar dari negara lainnya,” kata Agustini.
ADVERTISEMENT