news-card-video
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

5 Fakta Indonesia Airlines: Maskapai Baru Singapura yang Siap Mengudara di RI

10 Maret 2025 14:51 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat. Foto: joo830908/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat. Foto: joo830908/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Maskapai penerbangan Indonesia Airlines, atau PT Indonesia Airlines Group (INA) menambah panjang daftar maskapai yang akan segera mengudara di Indonesia. Meski memiliki embel-embel nama "Indonesia", maskapai ini ternyata berasal dari Singapura.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada sejumlah fakta menarik lain yang perlu diketahui traveler. Apa saja? Berikut ulasannya.

1. Didirikan Calypte Holding Pte. Ltd

Perusahaan asal Singapura, Calypte Holding Pte. Ltd, resmi mendirikan maskapai baru PT Indonesia Airlines Group, Jumat (7/3/2024). Foto: Dok. Calypte Holding Pte Ltd
INA didirikan oleh Calypte Holding Pte. Ltd, perusahaan pengembang energi terbarukan, penerbangan, dan pertanian yang berkantor pusat di Singapura.
Setelah melakukan studi kelayakan secara komprehensif dengan konsultan aviasi dari Singapura dan AAmerika Serika, serta persiapan yang menyeluruh, maka per 7 Maret 2025 Calypte Holding Pte. Ltd secara resmi telah mendaftarkan anak perusahaan baru melalui Notaris untuk pendirian PT Indonesia Airlines Group.

2. Hanya Rute Internasional

Ilustrasi pesawat. Foto: CravenA/Shutterstock
Indonesia Airlines hanya akan melayani rute-rute internasional saja. Untuk rutenya sendiri saat ini belum diketahui apa saja, namun Chief Executive Officer Indonesia Airlines Group dan Executive Chairman Calypte Holding Pte. Ltd, Iskandar, menjelaskan bahwa INA akan berbasis di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan perencanaan bisnis dan hasil studi kelayakan yang telah disusun, Indonesia Airlines hanya akan berfokus pada penerbangan internasional, di mana dalam tahap awal akan mengoperasikan 20 armada yang akan didatangkan secara bertahap," kata Iskandar.

3. Penerbangan Komersial Rasa Jet Pribadi

Ilustrasi pramugari jet pribadi. Foto: 4 PM production/Shutterstock
Meski layanannya adalah penerbangan komersial, maskapai menyatakan akan menggabungkan kemewahan perjalanan jet pribadi dengan kenyamanan penerbangan komersial.
INA akan menciptakan layanan khusus yang menawarkan kenyamanan premium, perhatian yang dipersonalisasi, dan fasilitas kelas dunia yang sebelumnya hanya diperuntukkan bagi penyewaan jet pribadi.

4. Operasikan 20 Armada

Airbus A350 900. Foto: Karolis Kavolelis/Shutterstock
Di awal perjalanannya, INA akan mengoperasikan 20 armada yang terdiri dari 10 pesawat berbadan kecil dan 10 pesawat berbadan lebar.
Armada yang akan dioperasikan meliputi pesawat berbadan kecil (Airbus A321neo atau A321LR), dan pesawat berbadan lebar (Airbus A350-900 dan Boeing 787-9).
ADVERTISEMENT

5. Tim Berpengalaman

Ilustrasi awak kabin bersiap menuju pesawat Foto: Shutter Stock
Untuk mencapai target menjadi salah satu maskapai penerbangan internasional terbaik, INA telah menyiapkan tim terbaik yang telah berpengalaman di berbagai maskapai besar di dunia.
Misalnya, Direktur Operasional direkrut dari Singapore Airlines yang telah berpengalaman lebih dari 40 tahun, dan merupakan salah satu pilot pertama di dunia yang menerbangkan pesawat Airbus A380. Kemudian, Direktur Komersial akan diisi oleh sosok berpengalaman yang telah bekerja selama lebih dari 21 tahun di berbagai maskapai besar, seperti Emirates dan Asiana Airlines.
Selanjutnya, Departemen Operasi Penerbangan akan dipimpin oleh salah satu pilot terbaik Indonesia yang saat ini bekerja di maskapai asing. Posisi Direktur Produk dan Layanan akan diisi oleh sosok inspiratif dari Brunei Darussalam, yang telah bekerja di Royal Brunei dan Emirates selama 25 tahun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, layanan kabin menjadi salah satu perhatian khusus CEO. Untuk menghasilkan layanan kabin terbaik, ia telah merekrut seorang Manajer Awak Kabin dari British Airways, yang juga merupakan bagian dari Komite Korporasi Pramugari Eropa (EBAA), dan seorang Wakil Manajer Awak Kabin dari Emirates.