5 Fakta Menarik Gedung Pancasila, Tempat Lahirnya Ideologi Bangsa Indonesia

1 Juni 2021 10:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Pancasila, tempat lahirnya ideologi bangsa Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Pancasila, tempat lahirnya ideologi bangsa Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai hari lahirnya ideologi bangsa Indonesia. Pada 1 Juni 1945, untuk pertama kalinya, Presiden Soekarno mengenalkan istilah Pancasila sebagai nama dari gagasan dasar negara.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut ia sebut dalam pidatonya di sidang pertama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Di balik momen bersejarah tersebut ada satu tempat yang menjadi saksi bisu lahirnya Pancasila, yakni Gedung Pancasila.
Selain jadi saksi bisu lahirnya Pancasila, gedung yang terletak Jl. Taman Pejambon No.6, RT.9/RW.5, Senen, Jakarta Pusat ini juga punya sederet fakta menarik lainnya. Apa saja? Yuk, simak ulasannya.

1. Bekas Tempat Tinggal Panglima Perang

Gedung Pancasila, tempat lahirnya ideologi bangsa Indonesia. Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Gedung Pancasila awalnya merupakan sebuah Gedung Volksraad atau Dewan Perwakilan Rakyat pada masa pemerintahan Belanda.
Mengutip laman resmi Kemlu.go.id, Gedung Volksraad dibangun sebagai tempat tinggal Panglima Angkatan Perang Kerajaan Belanda, merangkap sebagai Letnan Gubernur Jenderal. Dia tinggal di sana hingga 1916 saat Departemen Urusan Peperangan Hindia Belanda masih berada di Jakarta. Namun pada tahun 1914-1917, departemen dipindahkan ke Bandung dan membuat Panglima harus pindah tempat tinggal.
ADVERTISEMENT

2. Gedung yang Diperkirakan Berusia Puluhan Tahun

Tidak ada catatan resmi mengenai kapan tepatnya Gedung Pancasila tersebut mulai dibangun. Beberapa literatur menunjukkan bahwa pembangunannya dilaksanakan kira-kira pada tahun 1830.
Selain itu, nama Pancasila mengacu pada pidato yang disampaikan oleh Presiden Soekarno di gedung tersebut saat dia menjelaskan konsep Pancasila, suatu konsep falsafah yang menjadi landasan Bangsa Indonesia, pada 1 Juni 1945.
Setelah periode kemerdekaan, pada awal 1950, gedung ini dialihkan kepada Departemen Luar Negeri, dan kemudian kepada Kementerian Luar Negeri. Namanya diganti menjadi Gedung Pancasila pada 1 Juni 1964.

3. Tempat Dibentuknya BPUPKI

Pergerakan BPUPKI Foto: perpustakaan.id
Di sinilah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibentuk karena kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik sehingga mereka harus kembali ke negara asalnya.
ADVERTISEMENT
Pembentukan BPUPKI merupakan upaya mendapatkan dukungan dari bangsa Indonesia dengan menjanjikan bahwa Jepang akan membantu proses kemerdekaan Indonesia.
Sidang BPUPKI pertama digelar pada 29 Mei 1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal 1 Juni 1945. Sidang tersebut dihadiri oleh Panglima militer Jepang yaitu Jenderal Izagaki dan Jenderal Yuichiro Nagano serta beberapa tokoh utama pergerakan nasional Indonesia yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Sukarno.
Sidang ini bertujuan untuk merumuskan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila serta membahas bentuk negara Indonesia serta filsafat negara "Indonesia Merdeka".

4. Punya Arsitektur Bergaya Neo-Klasik

Mengutip laman kpud-cianjurkab.go.id, Gedung Pancasila memiliki nuansa neo-klasik, mirip dengan gaya arsitektur yang berkembang di Prancis pada 1750-an.
Awalnya, arsitektur neo-klasik kembali muncul di kerajaan-kerajaan vassal, yang gaya arsitekturnya cenderung mengkarakterkan bangunan dengan makna keagungan saat masa renaisans. Neo-klasik dikatakan sebagai karakter bangunan yang melawan arsitektur Baroque dan Rococo.
ADVERTISEMENT
Pada bagian depan gedung, berdiri tiang-tiang besar yang kokoh. Warna cat gedung didominasi warna putih. Terdapat Lampu-lampu gantung dan jendela tinggi mengelilingi seluruh dinding luar.
Bangunan ini juga ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya berdasarkan SK Menteri No: PM.13/PW.007/MKP/05 dan SK Gubernur No. 475 tahun 1993.

5. Gedung yang Berfungsi Sebagai Tempat Acara Kenegaraan

Penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Luar Negeri dan PT Pertamina (Persero) di gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (28/1/2021). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Saat ini, gedung ini terutama dimanfaatkan untuk upacara-upacara penting Kementerian Luar Negeri.
Gedung ini menjadi tempat untuk mengadakan kegiatan-kegiatan internasional seperti resepsi untuk menghormati kunjungan petinggi-petinggi asing ke Indonesia, hingga penandatanganan perjanjian dengan negara lain dan organisasi internasional.
Selain itu, gedung ini juga menjadi tempat pertemuan bilateral dan resepsi diplomatik dalam rangka menyambut kunjungan para menteri luar negeri negara sahabat serta jamuan makan resmi dan tidak resmi.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)