news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

5 Fakta Menarik Gunung Jayawijaya, Atap Tertinggi Indonesia!

4 Maret 2025 11:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puncak Jaya Gunung Cartenz Foto: Almazoff/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Puncak Jaya Gunung Cartenz Foto: Almazoff/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dikenal sebagai salah satu gunung tertinggi di Indonesia, Gunung Jayawijaya masih menjadi primadona para pendaki. Enggak hanya ketinggiannya saja, di bagian puncaknya, yaitu Puncak Jaya atau Carstenz Pyramid, terdapat salju yang merupakan satu-satunya fenomena memukau di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Namun, tak hanya terkenal dengan fenomena cantiknya, Gunung yang terletak di Mimika, Papua, ini juga dikenal sebagai gunung yang berbahaya bagi pendaki.
Belum lama ini, dua pendaki perempuan senior Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono meninggal di Puncak Carstenz pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keduanya meninggal dunia, karena indikasi terkena gejala acute mountain sickness (AMS) saat perjalanan turun dari Puncak Carstenz Pyramid.
Terlepas dari medannya yang berbahaya, nyatanya Gunung Jayawijaya juga memiliki fakta menarik lainnya. Apa saja?

1. Punya Ketinggian 4.884 Mdpl

Ketinggian Carstenz Pyramid. Foto: Shutterstock
Memiliki ketinggian sekitar 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikannya sebagai gunung tertinggi di Indonesia dan satu-satunya gunung di wilayah tropis yang memiliki salju abadi.
ADVERTISEMENT
Di Asia Tenggara, Gunung Jayawijaya berada di posisi kedua, setelah Gunung Hkakabo Razi di Myanmar, yang memiliki ketinggian sekitar 5.881 mdpl. Gunung ini juga dikenal memiliki medan yang sangat sulit, karena tingkat kecuramannya.
Puncak Jaya juga termasuk dalam Seven Summits, yaitu daftar tujuh puncak tertinggi di setiap benua.

2. Iklim yang Kerap Berubah

Gletser di Carstenz Pyramid. Foto: Shutterstock
Suhu di Puncak Carstensz bisa berkisar antara -5°C hingga 10°C, bahkan bisa lebih dingin, terutama saat malam hari. Meskipun berada di pegunungan tinggi, tingkat kelembabannya cukup tinggi, karena lokasinya berada di wilayah tropis.
Angin di puncak bisa sangat kencang dan cuaca berubah drastis dalam hitungan jam, dari cerah menjadi berkabut tebal atau bahkan badai salju. Hujan deras dan kabut juga sering terjadi, membuat medan semakin menantang.
ADVERTISEMENT
Karena kondisi cuaca yang sering berubah, pendakian ke Puncak Carstensz membutuhkan persiapan matang, termasuk peralatan anti-dingin, perlengkapan hujan, serta strategi mendaki yang tepat.

3. Termasuk Dalam Seven Summits

Gletser di Carstenz Pyramid. Foto: Shutterstock
Puncak Carstensz termasuk satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia. Pelopor yang pertama kali mempopulerkan Carstensz sebagai salah satu Seven Summits dunia adalah Reinhold Meissner.
Namun, penentuan Puncak Carstenz sebagai salah satu Seven Summits sempat menjadi perdebatan. Karena letaknya yang berada di kepulauan Indonesia yang secara politik termasuk ke dalam wilayah Benua Asia, sebagian pendaki lebih senang memilih Gunung Kosciusko yang merupakan titik tertinggi di benua Australia sebagai salah satu dari Seven Summits dunia.
Meskipun demikian, sebagian lainnya bersikukuh jika Carstensz Pyramid merupakan salah satu dari Seven Summits dunia, karena secara geografis terletak di wilayah Australia dan Oceania.
ADVERTISEMENT

4. Ditemukan oleh John Carstensz

Puncak Carstenz Pyramid di Papua Foto: Shutter Stock
John Carstensz adalah orang pertama yang menemukan gunung ini. Ia adalah seorang pelaut dan navigator asal Belanda. Oleh karena itu, puncak Gunung Jayawijaya diberi nama Puncak Carstensz.
Ia pertama kali melihat gunung bersalju itu ketika kembali ke Belanda pada tahun 1632. Saat itu, orang-orang tidak mempercayai apa yang John ceritakan tentang gunung yang berada di garis geografis ekuator Barat Papua Nugini itu.
Kemudian sekitar tahun 1899, ekspedisi Belanda yang sedang membuat peta di sekitar daerah tersebut membenarkan apa yang disampaikan oleh John Carstensz. Hal inilah yang akhirnya yang membuat gunung ini diberi nama sesuai dengan penemunya.

5. Salah Satu Pendakian Termahal

Pendaki di Carstenz Pyramid. Foto: Shutterstock
Pendakian ke Gunung Jayawijaya (Puncak Jaya/Carstensz Pyramid) termasuk salah satu yang termahal di dunia. Biaya pendakian bisa mencapai 10-20 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 150-300 juta, tergantung pada operator ekspedisi dan fasilitas yang dipilih.
ADVERTISEMENT
Tidak seperti gunung lain yang bisa dijangkau dengan kendaraan, pendaki ke Puncak Jaya biasanya harus menggunakan helikopter atau menempuh perjalanan darat yang sangat panjang melalui hutan belantara Papua.
Pendakian juga memerlukan berbagai izin dari pemerintah, termasuk dari Taman Nasional Lorentz, pihak keamanan, dan masyarakat adat setempat.
Pendaki juga harus membawa perlengkapan khusus, seperti pakaian anti-dingin, sepatu crampon, dan peralatan panjat tebing. Semua perlengkapan juga harus dibawa dari luar daerah, dan porter lokal diperlukan untuk membantu perjalanan yang menambah biaya operasional.