Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
5 Fakta Stadion Kanjuruhan, Markas Singo Edan yang Berdiri Sejak 1997
7 Oktober 2022 15:54 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
1 Oktober 2022 menjadi hari paling kelam bagi sejarah dunia sepak bola Indonesia. Sebanyak 125 lebih suporter Aremania (sebutan pendukung Arema FC ) meninggal dunia, dan ratusan lainnya terluka akibat insiden tragis yang terjadi di Stadion Kanjuruhan , Malang.
ADVERTISEMENT
Ratusan korban jiwa baik yang terluka maupun meninggal diduga terluka akibat terinjak-injak ataupun sesak napas, akibat gas air mata yang dilontarkan ke tribune penonton untuk meredam kericuhan.
Sebelum menjadi saksi bisu insiden yang merenggut ratusan nyawa tersebut, Stadion Kanjuruhan telah lama jadi langganan para penikmat sepak bola--khususnya para Aremania--yang ingin menyaksikan tim kesayangannya bertanding.
Enggak hanya itu saja, stadion yang jadi kebanggaan warga Malang itu juga punya sederet fakta menarik lainnya. Apa saja itu?
Berikut ulasannya yang berhasil kumparan rangkum dari berbagai sumber.
1. Dibangun pada Tahun 1997
Sepak terjang Stadion Kanjuruhan sebagai tempat gelaran pertandingan sepak bola terbilang sudah cukup lama. Dibangun pada tahun 1997, stadion ini sudah menemani para penikmat sepak bola sejak 25 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
Stadion yang terletak di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia, ini dibangun dengan anggaran yang cukup fantastis, yakni lebih dari Rp 35 miliar.
Stadion Kanjuruhan diresmikan oleh mantan Presiden Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri yang saat itu sekaligus menjadi pembukaan kompetisi Divisi Satu Liga Pertamina tahun 2004, antara Arema Malang melawan PSS Sleman.
Seiring berjalannya waktu, Stadion Kanjuruhan telah mengalami beberapa renovasi. Salah satunya adalah penambahan daya pencahayaan pada lampu stadion sebagai syarat mengikuti Liga Champions AFC 2011 pada tahun 2010 silam.
2. Namanya Diambil dari Kerajaan Bercorak Hindu
Fakta menarik lainnya adalah ternyata nama Stadion Kanjuruhan diambil dari sebuah kerajaan yang bercorak Hindu. Nama "Kanjuruhan" sendiri diambil dari Kerajaan Kanjuruhan, kerajaan bercorak Hindu yang berdiri pada abad ke-6, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang.
ADVERTISEMENT
Salah satu bukti mengenai Kerajaan Kanjuruhan adalah adanya Prasasti Dinoyo yang ditulis pada tahun 760 M. Peninggalan lainnya adalah Candi Badut dan Candi Karangbesuki.
Salah satu rajanya yang terkenal adalah Gajayana. Pada masa pemerintahan Raja Gajayana, Kerajaan Kanjuruhan berkembang pesat, baik pemerintahan, sosial, ekonomi, maupun seni budayanya. Di bawah pemerintahan Raja Gajayana, rakyat merasa aman dan terlindungi.
3. Stadion yang Jadi Saksi Perjalanan Tim Arema FC
Berikutnya, Stadion Kanjuruhan merupakan stadion kebanggaan skuat Singo Edan alias Arema FC. Setelah Stadion Kanjuruhan resmi berdiri, klub liga 1 Arema FC kemudian pindah kandang dari sebelumnya Stadion Gajayana Malang.
Sejak kepindahannya ke Stadion Kanjuruhan, kisah keberuntungan dan kemalangan seolah silih berganti datang dan pergi menyertai perjalanan Arema. Mengutip laman Stadion Kanjuruhan, stadion ini jadi saksi bisu perjalanan skuat Arema FC menggapai mahkota Copa Indonesia 2005 dan 2006.
ADVERTISEMENT
Sebelum babak final di dua edisi Piala Indonesia itu, Arema meraih kemenangan-kemenangan penting di Stadion Kanjuruhan, sehingga mengantarkannya kepada pertempuran di partai puncak dan mengangkat trofi juara dua kali berturut-turut.
Tak hanya itu, di stadion ini pula, Aremania pernah meraih predikat The Best Suporter di ajang Copa Indonesia 2006, meski pemberian gelar dan hadiah tak dilakukan secara simbolis di Stadion Kanjuruhan.
4. Punya Ikon Patung Singa
Selain identik dengan warna biru, Stadion Kanjuruhan juga punya ikon monumen patung kepala singa. Patung Singa Tegar Jawara tersebut diresmikan bersamaan dengan ulang tahun Arema FC yang ke 35 pada 11 Agustus 2022 lalu.
Mengutip laman Pemkab Malang, monumen Patung Singa Tegar Jawara tersebut merepresentasikan optimisme jiwa pemenang yang telah mendarah daging di dalam tubuh Arema.
ADVERTISEMENT
Adapun, patung singa lainnya juga bisa kamu temukan di Taman Trunojoyo. Patung seberat 2,5 ton tersebut terbuat dari bahan alumunium yang menelan biaya sekitar Rp 500 juta, dan pengerjaannya melibatkan sekitar 30 seniman.
5. Jumlah Kapasitas Stadion Kanjuruhan Tak Pasti
Salah satu hal yang paling disorot dalam tragedi Kanjuruhan adalah kapasitas stadion yang diduga overload atau lebih dari kapasitas. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD, menyebut bahwa Stadion Kanjuruhan sebenarnya memiliki kapasitas 38 ribu orang, tetapi tiket yang dicetak saat insiden ricuhnya suporter Arema adalah 42 ribu tiket.
Sementara itu, menurut sumber lainnnya, Stadion Kanjuruhan disebut memiliki kapasitas 45 ribu orang. Adapun, jumlah tersebut mencakup tribune ekonomi dan VIP.
ADVERTISEMENT
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), menyebut kapasitas Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, tak bisa diukur secara pasti. Sebab, masih ada beberapa bagian tribune stadion yang belum menggunakan single seat.
Ini yang juga membuat banyak informasi simpang siur soal kapasitas sebenarnya dari Stadion Kanjuruhan. PSSI mengakui bahwa stadion yang belum single seat menjadi kelemahan untuk mengetahui apabila ada kelebihan kapasitas atau tidak.