5 Hotel Indonesia yang Dulunya Gedung Bersejarah, Ada Bekas Markas Jepang

21 Agustus 2022 12:58 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai negara yang pernah berperang melawan penjajah, Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang sebelum merdeka seperti sekarang. Perjalanan panjang bangsa Indonesia itu pun bisa dibuktikan dengan deretan bangunan bersejarah yang bisa kamu temukan.
ADVERTISEMENT
Bangunan-bangunan tersebut ada yang berdiri menjadi museum, ruang sejarah, bahkan ada juga yang menjadi sebuah hotel. Menariknya, hotel-hotel yang dibangun di gedung bersejarah tersebut ada yang masih beroperasi hingga sekarang.
Selain bangunannya yang ikonik, menginap di hotel yang sarat akan sejarah tentu akan memberikan pengalaman menginap yang otentik.
Penasaran di mana saja hotel bersejarah tersebut? Yuk, simak ulasannya seperti dilansir dari keterangan resmi Pegipegi.

1. The Hermitage Jakarta

Desain ruangan di The Hermitage, a Tribute Portfolio Hotel, Jakarta. Foto: Dok. Istimewa
Dilihat dari bangunan luarnya, terlihat jelas arsitektur khas masa kolonial. Jauh sebelum dioperasikan sebagai hotel bintang lima, bangunan ini dulunya merupakan pusat telekomunikasi pemerintah Hindia Belanda bernama Telefoongebouw yang pertama kali dibangun pada tahun 1920. Beberapa tahun setelahnya, bangunan ini sempat dialihfungsikan menjadi kantor pemerintahan.
ADVERTISEMENT
Lalu, tahun 1999 menjadi sebuah perguruan tinggi bernama Universitas Bung Karno (UBK). Hanya saja, bangunan tersebut tidak mendapatkan perawatan yang layak sehingga pada tahun 2008 diubah fungsinya menjadi penginapan yang tetap mempertahankan nilai sejarah, terutama pada arsitektur dan interior ruangan.
Tujuh tahun setelah itu, pihak Tribute Portfolio mengambil alih kepemilikannya dan kini dikenal sebagai Hotel The Hermitage Jakarta.
The Hermitage menawarkan 90 kamar dan Suite yang dipecah menjadi delapan kategori dengan luas mulai dari 40 meter persegi.
Akomodasi ini menghadirkan all-club benefit, di mana setiap tamu akan mendapatkan banyak manfaat memikat dan eksklusif selama menginap.
Hotel ini juga memiliki restoran dengan sajian istimewa—perpaduan antara kuliner Nusantara dan warisan kolonial—yang menambah kesempurnaan traveler ketika bermalam di sini.
ADVERTISEMENT

2. Horison Arcadia Surabaya

Dijuluki Kota Pahlawan, Surabaya menjadi salah satu kota yang tak lepas dari perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Ngomong-ngomong soal hotel bersejarah, kamu juga bisa menemukannya saat plesiran ke kawasan Krembangan.
Di sana ada satu hotel dengan arsitektur unik yang membuat penasaran. Ialah Hotel Horison Arcadia, fasad—sisi luar sebuah bangunan—dari hotel ini seakan mengingatkanmu pada masa kolonial Belanda yang sering ditampilkan dalam film dokumenter.
Gedung ini berdiri sejak tahun 1916 dan pada awal pendiriannya dioperasikan sebagai kantor perusahaan di bidang perkebunan milik Belanda bernama Geo Wehry & Co.
Setelah masa penjajahan berakhir, gedung ini sempat terbengkalai. Barulah pada tahun 2017, pihak Grup Brasali mengambil alih kepemilikannya untuk dijadikan sebuah hotel.
ADVERTISEMENT
Beberapa bagian gedung direnovasi sesuai kebutuhan, tapi bagian depan hotel masih merupakan bangunan asli dengan ciri khas warna merah maroon dan bata.
Horison Arcadia Surabaya menyediakan 147 kamar yang terbagi menjadi dua tipe, yakni Standard Room (136 kamar) dan Superior Room (11 kamar). Setiap kamar dilengkapi AC, TV berlayar datar dengan saluran internasional, meja kerja, coffee and tea maker, hingga room service 24 jam. Kamu yang sedang dalam perjalanan bisnis juga bisa terhubung dengan internet melalui sambungan Wi-Fi gratis.
Pengalaman menginap di sini akan terasa lebih nyaman dan berkesan dengan adanya layanan spa, pusat kebugaran, area parkir indoor, serta laundry & dry cleaning. Bagi kamu yang membutuhkan tempat untuk acara bisnis atau keperluan lain, Horison Arcadia Surabaya juga menyediakan berbagai pilihan ruang meeting yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan tamu.
ADVERTISEMENT

3. Hotel Salak The Heritage

Selanjutnya, di Kota Bogor, Jawa Barat. Ada satu hotel ikonik yang juga dibangun di atas gedung bersejarah. Dulunya, bangunan ini sempat dipakai untuk tempat beristirahat keluarga Gubernur Jenderal VOC beserta para elite pemerintahan pada masa itu.
Kemudian, dijadikan markas militer Jepang tahun 1948 dan akhirnya berhasil dimiliki Indonesia pascakemerdekaan.
Bangunan ini digunakan untuk berbagai kebutuhan pemerintah sebelum dialihfungsikan menjadi hotel pada tahun 1998 dengan nama Hotel Salak The Heritage.
Hotel ini dibangun dengan gaya royal heritage dan dilengkapi dengan fasilitas berteknologi modern. Di dalamnya terdapat kebun yang membuat udara segar dan bersih.
Cocok sebagai pilihan staycation menyenangkan untuk kamu dan keluarga yang ingin menghabiskan liburan di Bogor dengan menikmati kemewahan dan kenyamanan akomodasi di Hotel Salak The Heritage yang menyimpan sejarah panjang.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 120 kamar hotel di sini mengusung desain klasik Eropa yang indah serta dilengkapi dengan kulkas, pendingin udara, TV, peralatan mandi serta jaringan internet Wi-Fi gratis.
Tersedia juga Raffless Fitness Center dan kolam renang outdoor untuk menunjang aktivitasmu selama menginap.
Kamu juga bisa memiliki banyak opsi untuk menikmati hidangan lezat di hotel, mulai dari Kanari Cafe yang beroperasi selama 24 jam, Binnenhof Restaurant atau Den Haag Cafe yang beroperasi sejak pukul 9 pagi hingga 9 malam.
Berjarak 40 menit dari Jakarta, Hotel Salak terletak di dekat Istana Bogor serta Kebun Raya Bogor sehingga bisa mengeksplorasi Kota Hujan dengan mudah.

4. Sriwijaya Hotel Jakarta

Ini merupakan salah satu hotel tertua di Jakarta. Jauh sebelum dikenal sebagai tempat menginap yang nyaman seperti sekarang, Sriwijaya Hotel Jakarta dulunya adalah toko roti milik seorang warga negara asing bernama Conrad Alexander Willem Cavadino.
ADVERTISEMENT
Sejak berdiri tahun 1863, bakery milik Cavadino itu menjual beraneka macam cokelat, permen, cerutu tradisional Belanda, anggur, dan bahan pangan dengan kualitas terbaik. Toko ini semula berada di Rijswijk dan Citadelweg atau sekarang Jalan Veteran dan Jalan Veteran I.
Selama bertahun-tahun, toko tersebut sukses dan dikenal luas oleh para bangsawan dan pendatang. Saking terkenalnya, Cavadino menyulap toko miliknya menjadi hotel. Awalnya, beliau beri nama Hotel Cavadino. Orang-orang kaya pada masa itu semakin meramaikan toko Cavadino. Bahkan, mereka pun menginap untuk menikmati suasana kota yang asri ketika sore dan malam hari, sambil menyantap roti buatan Cavadino.
Pada tahun 1899, hotel ini berubah nama menjadi Hotel du Lion d’Or dan bertahan selama 42 tahun. Lalu, kembali mengubah namanya menjadi Park Hotel dan terakhir menjadi Hotel Sriwijaya sejak tahun 1950-an sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Bila diperhatikan, bangunannya masih menampilkan kesan kolonial Belanda. Namun, interiornya sudah banyak mengalami perkembangan.
Bagi kamu yang tertarik bermalam di sini, akses menuju lokasi hotel tidak sulit. Hanya sekitar lima menit berjalan kaki dari Masjid Istiqlal dan 13 menit dari Monumen Nasional.

5. Hotel Lengkong GKPRI

Belum banyak yang mengetahui bahwa gedung Hotel Lengkong merupakan satu dari sekian banyak warisan Belanda. Dahulu, gedung ini digunakan pemerintah sebagai Gedung Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (GKPRI).
Peresmian gedung dilaksanakan pada 20 Juli 1959 oleh Raden Hasan Nata Permana yang menjabat sebagai Ketua Pegawai Koperasi Republik Indonesia (PKRI) ketika itu. Oleh sebab terkendala biaya, kegiatan koperasi terpuruk dan gedung ini tidak terurus seperti sedia kala. Kemudian, dimanfaatkan pemerintah untuk kebutuhan ruang pendidikan yang masih kurang.
ADVERTISEMENT
Tepatnya pada Agustus 2004, fungsi GKPRI berganti menjadi sebuah wisma di Jawa Barat bernama Hotel Lengkong karena lokasinya berada di Jalan Lengkong Besar.
Meskipun klasifikasi hotelnya nonbintang, hotel ini direkomendasikan bagi kamu yang mencari penginapan murah dan nyaman dekat pusat kota.
Secara bisnis, Hotel Lengkong memang beroperasi sebagai hotel, tapi pemerintah setempat tetap memasukkan gedung ini sebagai bangunan bersejarah yang dilindungi.