Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
5 Kebiasaan di Berbagai Negara yang Dianggap Tidak Sopan di Indonesia
17 Mei 2018 7:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB

ADVERTISEMENT
Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung rasanya jadi peribahasa yang paling tepat ketika berbicara tentang budaya atau kebiasaan. Tata krama, norma kesopanan, adat dan budaya yang dianut atau dianggap baik dapat berbeda antara satu tempat dengan yang lain.
ADVERTISEMENT
Perbedaan budaya ini haruslah kamu perhatikan dan pelajari sebelum melangkahkan kaki untuk berkunjung ke suatu tempat. Bukan hanya agar dapat membaur dengan cepat dan mudah dengan masyarakat sekitar, tetapi juga agar sesuai dengan norma masyarakat yang dianut.
1. Menunjuk dengan bibir di Nikaragua

Menunjuk benda, orang, atau tempat memang bukan jadi hal yang tabu atau aneh dilakukan. Berasal dari kata tunjuk, gestur menunjuk biasanya memang dilakukan dengan menggunakan jari telunjuk.
Meski begitu, ada berbagai cara menunjuk yang dilakukan sesuai dengan budaya dan kebiasaan di masing-masing daerah. Misalnya saja masyarakat Jawa menunjuk dengan ibu jari agar lebih sopan.
ADVERTISEMENT
Jika biasanya menunjuk dilakukan dengan jari tangan, berbeda dengan Nikaragua. Di negara ini, menunjuk dilakukan dengan menggunakan bibir. Ya, bibir mereka dikerutkan seperti sedang melakukan duck face dan diarahkan ke benda, lokasi, atau orang yang dimaksud.
Tak mesti berkerut seperti duck face, terkadang mereka mengarahkan bibir ke depan atau ke hal yang dimaksud. Ini dilakukan untuk menunjuk hal-hal yang berada di dekat jangkauan mereka sembari melakukan percakapan.
2. Menggunakan tangan kiri saat memberi sesuatu

Dalam adat Timur, kamu mungkin terbiasa diajarkan menggunakan tangan kanan ketika ingin memberikan sesuatu pada orang lain. Menggunakan tangan kiri bisa dianggap sebagai perlakuan yang tidak sopan, sehingga terkadang jika memang terpaksa, kamu mungkin akan meminta maaf atau mengucapkan permisi pada orang yang menjadi lawan bicaramu agar tetap sopan.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi karena biasanya tangan kiri digunakan untuk hal-hal yang berbau 'kotor', seperti membasuh diri saat berada di toilet. Namun ternyata, hal ini tidak berlaku di negara Timur Tengah, Sri Lanka, India, dan beberapa negara di Afrika, karena masyarakat di sana menggunakan tangan kiri saat memberikan atau menerima sesuatu dari lawan bicaranya.
3. Hari Libur Khusus untuk Bereproduksi di Rusia

Rendahnya tingkat pertumbuhan manusia dalam negara-negara mapan, seperti Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan Singapura ternyata membuat pemerintah khawatir. Tak heran, hal ini memunculkan kebiasaan baru di Rusia, yaitu penetapan hari libur khusus untuk bereproduksi setiap tanggal 12 September.
Di Rusia, tanggal 12 September menjadi hari libur nasional yang dikenal sebagai Day of Conception. Diharapkan dengan adanya hari libur ini, penduduk Rusia dapat menghasilkan anak-anak yang kelak jadi penerus bangsa. Pemerintah Rusia bahkan akan memberikan hadiah pada pasangan yang mampu lahirkan bayinya dalam kondisi tepat sembilan bulan.
ADVERTISEMENT
4. Hang Out di Pemakaman Denmark

Komplek pemakaman tak jarang membuat orang di sekitarnya bergidik ngeri. Berbagai cerita seram yang hadir seiring mitos wilayah pemakaman sering kali menghadirkan 'korban'. Membayangkan berbagai makhluk astral hidup dan bertempat tinggal di wilayah ini menjadikan pemakaman sebagai tempat yang hanya dikunjungi untuk hal tertentu, seperti berziarah.
Namun, ternyata hal ini tidak berlaku di Denmark. Assistens Kirkegard adalah komplek pemakaman di tengah Ibu Kota Denmark, Kopenhagen. Dirawat dengan baik, komplek pemakaman yang asri ini dijadikan tempat bersantai warga Denmark. Apalagi tempat ini 'dihuni' oleh orang-orang Denmark yang jaya pada masanya, seperti pencipta dongeng terkenal Hans Christian Andersen.
5. Meludah sebagai Jimat Keberuntungan di Yunani

Pada umumnya, meludah dianggap sebagai tingkah laku yang tidak sopan. Itu sebabnya meludah lebih baik tidak dilakukan di tempat-tempat umum dan dihadapan orang banyak. Tetapi ternyata anggapan ini tidak berlaku di Yunani.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Yunani menganggap bahwa meludah dapat menjadi jimat keberuntungan dan penangkal iblis. Meludah dilakukan dalam berbagai kesempatan sebagai bentuk doa, misalnya saja pembaptisan anak untuk menghargai dan mengakui keindahan dan kesehatan bayi. Atau dapat juga dilakukan pada pengantin wanita dalam acara pernikahan.