5 Tempat yang Bisa Kamu Kunjungi saat Berada di Merauke, Papua Selatan

27 November 2023 12:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pantai Lampu Satu, Merauke. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pantai Lampu Satu, Merauke. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
ADVERTISEMENT
Saat kamu mengunjungi Merauke di Papua Selatan, ada beberapa tempat yang bisa jadi tujuan wisata untuk kamu kunjungi. Meskipun, Kabupaten Merauke tidak terlalu terkenal akan bentang alamnya yang menakjubkan, tetapi terdapat tempat-tempat unik yang akan memberikan pengalaman berbeda di setiap perjalanan kamu.
ADVERTISEMENT
Ketika tim kumparan mengunjungi Merauke belum lama ini, ada beberapa tempat yang kami kunjungi. Beberapa di antaranya wajib kamu coba saat di berada di kota yang terkenal dengan daging rusanya ini. Berikut adalah daftarnya!

Wisata 1.000 Musamus

Musamus di Merauke, Papua Selatan. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
Lanskap alam berupa tanah menjulang ini dikenal dengan nama Musamus dan hanya bisa kamu temukan di Merauke, Papua Selatan. Musamus juga dikenal dengan sebutan 'rumah semut'. Namun, artinya bukan rumah yang dibuat oleh semut, melainkan dibuat hewan sejenis rayap.
Tempat wisata ini terletak di Salor Indah, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke. Butuh waktu sekitar 2 jam dari pusat Kabupaten Merauke dan tidak dipungut biaya apa pun saat ingin mengungjungi tempat ini. Di sana, setidaknya terdapat kurang lebih 1.000 Musamus yang berdiri di tanah seluas 29 hektare.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat lebih jelas, Musamus berbentuk seperti gundukan tanah yang menjulang tinggi, di dalamnya membentuk lorong-lorong dengan rongga kecil. Rumah yang dibangun rayap ini bisa berdiri kokoh, teksturnya kasar dan sangat keras jika dipegang. Jika dilihat dari jauh, Musamus terlihat seperti arca, karena memiliki bentuk yang unik.
Musamus di Merauke, Papua Selatan. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
Musamus tertinggi yang ada di Wisata 1.000 Musamus disebut mencapai 3 meter dan sudah ada sejak bertahun-tahun lamanya. Ada juga Musamus yang umurnya sampai 20 tahun. Namun, Musamus yang ada di tempat tersebut sudah mati atau tidak lagi dihuni dan dibangun oleh rayap-rayap.
"Sekarang yang seperti ini (Musamus yang ada di Wisata 1.000 Musamus) sudah nggak ada penghuninya. Ini bisa ada bertahun-tahun, ini ada yang bahkan 3 meter. Usianya ada yang sampai 20 tahun. Terus tumbuh sampai segede ini," jelas Pengelola Kelompok Sadar Wisata Salor, Darmadi.
ADVERTISEMENT

Pantai Lampu Satu

Pantai Lampu Satu di Merauke, Papua Selatan. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
Jika kamu ingin menikmati matahari terbenam (sunset), Pantai Lampu Satu bisa jadi tempat yang kamu kunjungi. Jaraknya pun sangat dekat dari pusat kota. Hanya butuh waktu kurang dari 15 menit atau 3 km untuk mencapai pantai tersebut.
Menariknya, kamu tidak akan menemukan bebatuan karang di pantai ini. Hanya ada bentangan pasir yang sangat luas di Pantai Lampu Satu. Hal ini juga yang kerap kali jadi daya tarik bagi wisatawan.
Saat air laut surut, bibir pantai akan sangat jauh sekali nantinya dan bisa mencapai beberapa kilometer jauhnya. Di dekat pantai juga terdapat mercusuar dan kapal-kapal nelayan yang bersandar di sepanjang garis pantai.

Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

Masyarakat Papua Nugini di Perbatasan Sota. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
Kamu juga bisa merasakan pengalaman berkunjung ke perbatasan Indonesia-Papua Nugini melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sota, Merauke, Papua Selatan. Dari pusat kota Merauke, kamu butuh waktu sekitar 1 jam 30 menit untuk menuju ke PLBN Sota.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, kamu butuh beberapa dokumen atau paspor untuk bisa masuk ke negara Papua Nugini, dan bermain di perbatasan bersama warga Papua Nugini (PNG).
“Kalau dari orang Indonesia ada namanya, PLB, Pass lintas batas, itu yang dikeluarkan oleh imigrasi, seperti paspor, tapi warnanya merah. Itu untuk orang Indonesia. Itu gratis, cuman tinggal membawa KTP, KK, dan dibuatkan oleh imigrasi,” ujar kepala PLBN Sota, Ni Luh Puspa Jayaningsih, kepada kumparan.
Warga PNG juga menjual beberapa suvenir yang bisa dibawa wisatawan pulang sebagai oleh-oleh, seperti tas dari bulu burung kasuari, dan sarang semut yang bisa dikonsumsi sebagai obat.

Monumen Kapsul Waktu

Monumen Kapsul Waktu di Merauke, Papua. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
Siapa yang tak tahu Monumen Kapsul Waktu? Sekitar 2015 lalu Presiden Joko Widodo menginisiasi pembangunan monumen ini. Monumen Kapsul Waktu sempat viral, lantaran bentuk bangunannya yang mirip dengan logo Avengers jika dilihat dari atas.
ADVERTISEMENT
Monumen Kapsul Waktu menyimpan seluruh impian anak-anak muda yang ditulis pada tahun 2015 dan akan dibuka di 2085 mendatang. Lokasi Monumen Kapsul Waktu tepat berada di seberang Kantor Bupati Merauke.
Monumen Kapsul Waktu di Merauke, Papua. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
Kamu bisa menikmati pemandangan pusat kota Merauke dari atas Monumen Kapsul Waktu. Di sana juga terdapat ruang terbuka hijau yang biasa ramai oleh anak-anak muda bermain skateboard, hingga banyak dari mereka ikut foto-foto di daerah tersebut.

Menikmati Sate Rusa

Sate rusa di Merauke. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
Setelah lelah bermain mengitari Merauke, kamu bisa menemukan rekomendasi makanan kaki lima yang menjual sate di sepanjang pusat kota Merauke. Akan tetapi, kamu akan banyak menemukan sate daging rusa.
Sate rusa biasanya dijual dengan menu sate lainnya, seperti sate ayam. Satu porsi sate rusa dibanderol dengan harga sekitar Rp 20 ribu, belum termasuk nasi dan minum.
Sate rusa di Merauke. Foto: Rinjani Meisa/kumparan
Biasanya sate rusa dihidangkan dengan bumbu kecap, acar tomat kuning, dan kuah gulai. Jika lebih menyukai bumbu kacang, kamu juga bisa menikmati sate rusa dengan bumbu tersebut.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa menikmati satu porsi sate rusa dengan nasi ataupun lontong. Banyak yang menilai tekstur daging sate rusa mirip dengan sate kambing.
Siap liburan ke Merauke?