5 Tradisi Aneh di Dunia Khusus Dilakukan para Pria, Ada yang Minum Air Sperma

7 Agustus 2021 7:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Festival Gerewol di suku Wodaabee, Afrika Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Festival Gerewol di suku Wodaabee, Afrika Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Berdasarkan suku dan adat istiadat yang dianut, terlahirlah sebuah tradisi yang semakin hari dilakukan akan dianggap wajar. Tradisi yang dianut ini memiliki keunikan, karena hanya dilakukan oleh para anggota pria di suku atau daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Ritual yang kadang terbilang aneh ini memiliki tujuan yang berbeda, salah satunya untuk membuktikan kedewasaan dan kejantanan seorang pria.
Untuk membuktikannya, para pria itu harus melewati serangkaian proses adat yang tak jarang membahayakan, karena melibatkan berbagai jenis siksaan.
Berikut kumparan rangkum lima tradisi yang dilakukan khusus oleh perempuan di berbagai suku di dunia.

1. Minum Sperma, Papua Nugini

Ilustrasi laki-laki suku Sambia di Papua Nugini. Foto: Shutterstock
Sebagai tanda telah tumbuh dewasa, Suku Sambia, Papua Nugini mewajibkan para penduduk laki-lakinya untuk meminum cairan sperma, dari anggota suku yang berjenis kelamin lelaki dan sudah dewasa.
Ritual yang wajib dilakukan oleh anak laki-laki yang menginjak usia 7 tahun ini bertujuan untuk melancarkan pertumbuhan, dan menambah kekuatan anak tersebut.
Begitu memasuki usia sakral, para anak laki-laki itu akan mulai hidup terpisah dari ibunya dan tinggal di sebuah gubuk yang semua penghuninya adalah laki-laki.
ADVERTISEMENT
Bagi Suku Sambia, laki-laki yang baru lahir dikuasai 'tingu' yang dipercaya meredam kekuatan seorang pria. Tingu perempuan yang sudah menstruasi diyakini menjadi kutukan untuk pria dewasa. Satu-satunya cara untuk memusnakan tingu perempuan adalah dengan meminum cairan sperma pria dewasa.
Ilustrasi laki-laki suku Sambia di Papua Nugini. Foto: Shutterstock
Maka dari itu, untuk menghilangkan tingu dalam tubuh, anak laki-laki harus melakukan upacara pertumpahan darah yang menjadi pembuka ritual kedewasaan ala Suku Sambia.
Untuk melakukan ritual kejantanan ini, anak laki-laki di Suku Sambia harus menjalani penyedotan darah dari hidung dengan menusukkan kayu atau rumput yang runcing, hingga darah dari hidung mereka mengalir deras.
Darah yang mengalir deras dari hidung sang pria itu dianggap sebagai tingu yang menempel di jiwa laki-laki tersebut. Setelah melakukan ritual pertama, mereka harus menelan air mani dari pria dewasa.
ADVERTISEMENT
Dengan melakukan hal tersebut, Suku Sambia meyakini tingu yang layu itu akan kembali kuat ketika mereka meminum air mani.

2. Tradisi Menyelinap ke Kamar Kekasih di Bhutan

Indahnya pesona Bhutan Foto: Shutter Stock
Bhutan memiliki tradisi aneh yang dilakukan para pemuda pria saat wakuncar atau waktu kunjung pacar tiba. Bagi orang Bhutan, tradisi ini telah mendarah daging dalam budaya mereka untuk menemukan seorang kekasih yang dikenal dengan istilah 'night hunting'.
Tradisi yang disebut dengan Bomena ini merupakan aktivitas 'liar' malam hari yang dilakukan para pria Bhutan, dengan mengendap-endap ke kamar sang kekasih untuk melakukan hubungan seksual.
Hingga saat ini, Bhutan masih melakukan tradisi Bomena atau ‘berburu gadis di tengah malam’. Tradisi ini telah dipraktikkan di Bhutan bagian timur di wilayah pedesaan sejak berabad-abad silam.
Ilustrasi Wanita Bhutan Foto: Shutterstock
Tradisi ini harus dilakukan secara diam-diam. Jika tertangkap, pelaku harus menikahi gadis tersebut atau menjadi budak keluarga sang perempuan.
ADVERTISEMENT
Jika pria tersebut tidak berhasil keluar dari kamar sang gadis hingga pagi hari, maka pasangan ini akan menikah setelah kedua keluarga menyepakatinya.
Biasanya, tradisi ini dilakukan ketika seseorang menginjak usia 17 tahun. Para pria akan memulai perburuan dan menyelinap diam-diam ke kamar sang gadis saat senja menjelang dan kembali larut malam.
Agar bisa masuk ke dalam kamar, si pria membutuhkan berbagai alat untuk membuka kait pintu kayu. Jika tak bisa lewat pintu, mereka harus berusaha menemukan jalan melalui jendela atau dari atap loteng.
Pria yang sukses menemukan kekasih, biasanya meninggalkan rumah perempuan incaran sebelum fajar tanpa sepengetahuan orang tua.

3. Kontes Ketampanan, Nigeria

Festival Gerewol di suku Wodaabee, Afrika Foto: Shutter Stock
Suku Wodaabee di Nigeria memang sangat memuja ketampanan pria. Di suku ini, pria bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk merias wajahnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun perempuan Suku Wodaabe juga memperhatikan penampilannya, tetapi kaum pria lebih menonjol dalam menjaga penampilannya.
Festival yang biasanya dilakukan sebelum September ini menjadi ajang untuk mendapat predikat pria 'tertampan'. Syarat mengikuti kontes ini terbilang cukup mudah. Mereka harus pria dewasa, baik yang sudah menikah atau belum.
Nantinya, pemenang dalam festival ini dapat memilih perempuan yang ia inginkan sebagai istri, meskipun perempuan tersebut merupakan istri dari orang lain.
Sang suami dari perempuan yang dipilih oleh pemenang tidak akan bisa berbuat apa-apa, karena sudah kalah atau tidak ikut dalam pertandingan.
Dalam Suku Wodaabe, peran perempuan sangat jelas dan kuat. Perempuan boleh berhubungan seks dengan siapa pun dan melakukannya secara terang-terangan, meski tidak dalam ikatan pernikahan.
ADVERTISEMENT
Dalam festival tahunan tersebut, para pria yang menjadi kontestan akan mempersiapkan diri selama berhari-hari, dan saat berdandan mereka dapat memakan waktu hingga enam jam.

4. Melompat dari Ketinggian, Vanuatu

Nagol, bungee jumping ala Suku Vanuatu yang menantang maut Foto: Shutter Stock
Nagol merupakan tradisi ekstrem yang dilakukan oleh Suku Vanuatu di Pulau Pantecost. Pria yang ingin menunjukkan kedewasaannya harus berani memanjat ke atas menara dan melompat ke bawah tanah hanya dengan bermodalkan seutas tali yang dibuat dari tanaman rambat.
Bahkan, mereka juga tak mengenakan pelindung apa pun. Oleh sebab itu, ritual ini sangat ekstrem karena bisa saja mengancam nyawa.
Meski terbilang ekstrem, ritual nagol bukanlah kegiatan biasa. Tradisi ini diadakan setiap tahun untuk menunjukkan kedewasaan para pria Vanuatu.

5. Menggemukkan Badan, Ethiopia

Pria atau suami berbadan gemuk. Foto: Shutter Stock
Ketampanan seorang pria biasanya dilihat dari wajah, tubuh yang ideal, ataupun kulit putih bersih. Hal itu ternyata tidak berlaku dengan para pria Suku Bodi yang ada di Ethiopia ini.
ADVERTISEMENT
Bukan tubuh kurus ataupun ideal, melainkan tubuh gemuk yang justru dianggap terlihat lebih seksi dan bisa memikat hati para perempuan.
Tradisi ini ternyata telah dilakukan sejak lama dan menjadi sebuah bagian dalam kontes yang digelar setiap tahunnya.
Dilansir dari Steemit, salah satu tradisi unik yang masih bertahan adalah kontes 'pria gemuk' selama upacara Ka'el (perayaan Tahun Baru Suku Bodi). Pada upacara tahunan Ka'el, pria yang sudah menggemukkan diri berkumpul untuk menunjukkan fisik mereka.
Kontes ini sendiri bukanlah kontes biasa, sebab membutuhkan perjuangan dan juga pengorbanan yang besar. Jika biasanya menggemukkan badan dilakukan dengan makan dalam jumlah porsi besar, para pria terpilih itu justru akan melahap campuran darah dan susu sapi dalam upaya untuk meningkatkan berat badan, agar dinobatkan sebagai pria paling gemuk.
ADVERTISEMENT
Walau demikian, menjadi gemuk ternyata menandakan sebuah status bagi Suku Bodi. Sebab, semakin gemuk pria tersebut, berarti keluarga tersebut bisa memiliki banyak sapi dan mampu memberi makan keluarga.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).