7 Desa Wisata Sustainable Tourism di Indonesia, Kete Kesu hingga Umbulharjo

10 Juni 2024 9:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi desa wisata di Bali. Foto: SantiPhotoSS/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi desa wisata di Bali. Foto: SantiPhotoSS/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan menjadi tren wisata yang kini diminati traveler. Enggak sekadar liburan, traveler juga diajak berwisata sambil memperhatikan keberlanjutan lingkungan di destinasi wisata.
ADVERTISEMENT
Bicara soal destinasi wisata sustainable tourism di Indonesia, hal itu tentunya tidak lepas dari desa-desa wisata yang ada. Ya, di antara ribuan desa wisata Indonesia, ternyata ada beberapa desa wisata yang mengembangkan wisata sustainable tourism.
Mengutip laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, ada empat pilar fokus yang dikembangkan dalam mengembangkan desa wisata sustainable tourism. Di antaranya pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata), ekonomi berkelanjutan (sosio ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga, serta aspek lingkungan (environment sustainability).
Berikut adalah tujuh desa wisata yang mengusung konsep sustainable tourism di Indonesia.

1. Desa Pujon Kidul, Malang

Desa Wisata Pujon Kidul, Malang. Foto: Instagram Cafe Sawah Pujon Kidul
Terletak di Kecamatan Pujon desa wisata ini berjarak sekitar 30 kilometer (km) dari pusat Kota Malang. Lokasinya yang ada di dataran tinggi membuat suasana di sekitarnya masih sejuk dan asri.
ADVERTISEMENT
Selain sejuk dan asri, Desa Pujon Kidul mengandalkan kelestarian alam sebagai konsep sustainable tourism yang ditawarkan kepada wisatawan, yaitu sektor pertanian dan peternakan.
Beberapa atraksi wisata yang bisa dilakukan di desa ini antara lain menanam sayuran, memetik sayuran, hingga memerah susu sapi.

2. Desa Pentingsari, Yogyakarta

Menparekraf Sandiaga Salahudin Uno bersama public figure Ayu Dewi mengunjungi Desa Wisata Pentingsari, Sleman, D.I Yogyakarta, Sabtu (05/06). Foto: Kemenparekraf
Desa wisata Pentingsari adalah desa wisata berikutnya yang mengusung konsep sustainable tourism dari kategori pelestarian lingkungan.
Keseharian masyarakat yang berdampingan dengan alam menjadi daya tarik desa wisata ini. Seperti membajak sawah, menanam padi, menangkap ikan, hingga belajar membuat tempe bisa kita coba lakukan di Desa Pentingsari.
Tak hanya itu, desa wisata Pentingsari telah dikenal internasional sebagai salah satu desa wisata dengan segudang penghargaan. Salah satu yang menarik, Desa Pentingsari juga masuk dalam 100 besar destinasi berkelanjutan versi Global Green Destinations Days (GGDD).
ADVERTISEMENT

3. Desa Ponggok, Klaten

Taman wisata air Umbul Ponggok di Klaten. Foto: Anwar sadad/Shutterstock
Potensi alam Desa Ponggok berasal dari 5 sumber mata air. Dulunya, air yang berlimpah hanya digunakan untuk irigasi sawah dan perkebunan saja. Namun, kini masyarakat memanfaatkan sumber air tersebut sebagai destinasi wisata.
Destinasi unggulan Desa Ponggok adalah Umbul Ponggok, yang sempat viral beberapa tahun lalu. Di sini wisatawan bisa berenang, snorkeling, latihan menyelam, hingga berswafoto di bawah air. Selain Umbul Ponggok, ada 4 sumber mata air lain yang juga menarik dikunjungi, yaitu Umbul Besuki, Umbul Sigedang, Umbul Kapilaler, dan Umbul Cokro.
Menariknya, dengan memanfaatkan potensi alam yang dimilikinya, Desa Ponggok menjadi salah satu desa terkaya di Indonesia dengan penghasil desa per tahun mencapai Rp 14 Miliar.
ADVERTISEMENT

4. Desa Kete Kesu, Toraja

Keluarga duka mengarak jenazah saat prosesi penguburuan pada upacara pemakaman adat Toraja atau Rambu Solo di Sangalla, Tana Toraja, Sulawasi Selatan, Jumat (25/2/2022). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Kete Kesu merupakan desa adat yang mengusung konsep sustainable tourism dalam kategori pelestarian budaya. Atraksi wisata yang paling ikonik dari Desa Kete Kesu adalah upacara adat rambu solo, dan kuburan di tebing batu yang ditaksir telah berusia 500 tahun.
Selain itu, wisatawan juga bisa melihat rumah adat tongkonan yang berjajar rapi di Desa Kete Kesu. Konon, rumah-rumah adat ini telah berusia lebih dari 300 tahun. Selain dari segi peninggalan, desa ini juga terkenal sebagai penghasil kerajinan pahat hingga lukis.

5. Desa Penglipuran, Bali

Menparekraf Sandiaga Uno di Desa Penglipuran, Bali Foto: Dok. Kemenparekraf
Selain Desa Pentingsari, Desa Penglipuran juga masuk dalam 100 besar Destinasi Berkelanjutan versi GGDD. Bahkan, desa wisata yang terletak di Bangli, Bali ini dinobatkan sebagai Desa Terbersih di dunia.
ADVERTISEMENT
Kesadaran menjaga kelestarian lingkungan di Desa Penglipuran lahir dari aturan adat desa. Salah satu aturan yang menarik adalah larangan menggunakan kendaraan bermotor pada area desa. Tujuannya adalah menjaga kebersihan udara di Desa Penglipuran sebagai bentuk pelestarian lingkungan.
Selain itu, aturan adat juga mengatur soal tata ruang Desa Penglipuran, yaitu konsep Tri Mandala. Tata ruang adat ini membuat Desa Penglipuran tampak lebih rapi dan tertata.

6. Kampung Blekok, Situbondo

Kawanan burung berada di hutan mangrove Kampung Blekok, Situbondo, Jawa Timur. Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Terpilihnya Kampung Blekok sebagai finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 membuat nama desa wisata ini kian ramai diperbincangkan. Selain menjadi rumah bagi penduduk, desa wisata ini juga menjadi rumah bagi berbagai jenis tanaman mangrove dan ribuan burung.
Bertujuan untuk melestarikan burung blekok yang hampir punah, masyarakat setempat membuat penangkaran burung di desa wisata ini. Wisatawan yang berkunjung ke desa ini dapat ikut serta dalam kegiatan penangkaran, memberi makan burung, hingga merawat burung yang sedang sakit.
ADVERTISEMENT

7. Desa Umbulharjo, Yogyakarta

Pengunjung bermain di kawasan Bendhung Lepen, Kampung Mrican, Kelurahan Giwangan, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Senin (1/4/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Terakhir, Desa Umbulharjo menjadi salah satu desa wisata yang mengusung konsep sustainable tourism. Uniknya ada cerita di balik kesuksesan pengembangan desa wisata ini.
Salah satu kunci keberhasilan pengembangan desa wisata ini adalah generasi mudanya yang kreatif.
Berangkat dari keresahan pemuda karang taruna desa atas irigasi yang terkesan kumuh tercetus ide kreatif.
Inovasi yang diberikan adalah mengubah irigasi desa menjadi tempat budidaya ikan nila. Selain bermanfaat untuk ketahanan pangan, budidaya ikan nila di saluran irigasi juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Desa Umbulharjo hingga viral di media sosial.