7 Fakta Menarik Noken Papua yang Hiasi Google Doodle

4 Desember 2020 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Noken Papua dalam Doodle Foto: Google
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Noken Papua dalam Doodle Foto: Google
ADVERTISEMENT
Noken Papua menghiasi halaman muka mesin pencari Google Indonesia pada hari ini, Jumat (4/2). Google Doodle kali ini menampilkan ilustrasi noken Papua, tas tradisional yang biasa digunakan oleh masyarakat Papua.
ADVERTISEMENT
Tampilan khusus pada Google Doodle tersebut ternyata untuk memperingati Hari Noken yang bertepatan dengan diakuinya Noken sebagai warisan dunia UNESCO.
Selain menjadi warisan dunia UNESCO, noken Papua ternyata memiliki sederet fakta menarik yang jarang diketahui. Penasaran apa sajakah itu? Yuk, simak ulasannya.

1. Punya Makna Simbolis

Noken khas Papua Foto: Dok. Wikimedia Commons
Noken dianggap memiliki nilai budaya dan sosial ekonomi yang begitu besar di seluruh Provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia.
Mengutip laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, noken Papua adalah hasil daya cipta, rasa dan karma yang dimiliki manusia berbudaya dan beradat.
Noken dibuat dari serat, daun, atau rerumputan, kemudian ditenun dalam berbagai pola yang menarik dengan makna simbolis. Hal itulah yang membuat noken unik, khas dan alami menurut keyakinan adatnya.
ADVERTISEMENT

2. Bukan Sembarangan Tas

Produk kerajinan dari Komunitas Merry Dogopia. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Walau secara harafiah noken kegunaannya mirip dengan tas, tetapi tetap berbeda dari tas kebanyakan. Noken Papua bukanlah tas dan tas tidak bisa disamakan dengan noken.
Hal itu dikarenakan noken Papua menjadi identitas jati diri masyarakat pemilik noken itu sendiri, baik perorangan maupun komunitas adat atau suku bangsanya masing-masing.

3. Noken Biasanya Dibuat oleh Para Wanita Papua

Pengrajin noken di Papua Barat. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
Fakta menarik selanjutnya adalah noken pada umumnya dibuat oleh wanita Papua. Para pembuat atau pengrajin noken disebut sebagai Para Mamas Papua.
Bahkan, kabarnya noken merupakan simbol kedewasaan bagi perempuan Papua. Jika wanita Papua bisa membuat noken, maka ia dianggap telah dewasa dan memenuhi syarat untuk menikah.

4. Pembuatannya Masih Tradisional

Perempuan Papua yang sedang membuat Noken Foto: Dok. Wikimedia Commons
Membuat noken terbilang cukup rumit, karena masih menggunakan cara manual dan tidak menggunakan mesin.
ADVERTISEMENT
Mula-mula kayu diolah, dikeringkan, dipilah-pilah seratnya, kemudian dipintal menjadi tali atau benang. Warna-warni pada noken juga berasal dari pewarna alami.
Pengerjaan setiap jenis noken berbeda-beda. Pembuatan sebuah noken berukuran kecil membutuhkan waktu selama beberapa hari. Sedangkan, untuk noken berukuran besar bisa memakan waktu berbulan-bulan.

5. Noken Laki-laki dan Perempuan

Perwakilan Kantor Bank Indonesia Provinsi Papua Moses Yomungga (kiri) memakaikan produk kerajinan kepada pengunjung. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
Berdasarkan ukuran dan kegunaannya, jenis noken untuk perempuan dan laki-laki berbeda.
Mengutip laman papua.go.id, noken untuk laki-laki berukuran lebih kecil, sedangkan wanita berukuran lebih besar. Noken berukuran kecil untuk menyimpan korek api, rokok atau pinang.
Sedangkan noken berukuran lebih besar diperuntukkan untuk membawa hasil-hasil perkebunan. Bahkan, ada pula noken yang digunakan untuk menggendong bayi atau membawa anak babi.

6. Warisan Budaya yang Terancam Punah

Pengrajin lokal yang menjual Noken Papua Foto: Dok. Wikimedia Commons
Dalam beberapa tahun terakhir, umur panjang warisan khas Papua ini dianggap terancam.
ADVERTISEMENT
Karena statusnya yang dianggap terancam itu, pada hari ini delapan tahun yang lalu, tepatnya pada 4 Desember tahun 2012, tas tradisional khas Papua ini didaftarkan ke UNESCO dengan kategori Daftar Warisan Budaya Tak Benda yang perlu Dijaga Mendesak.
Tentunya ini adalah sebuah langkah besar yang telah diambil untuk mengamankan keberlanjutan noken untuk generasi mendatang.

7. Noken Diikat di Kepala

Noken terbuat dari kulit dan akar pohon dan biasanya digunakan untuk membawa kebutuhan sehari-hari. Foto: Dok: Flickr/Bernard Agapa
Wanita Papua terbiasa membawa noken dengan menggantungkan talinya di kepala dan membiarkan tas menggantung di punggung mereka.
Untuk membawa lebih dari satu noken, mereka menggantungkannya secara bersusun mulai yang terbesar hingga terkecil.
Terdapat banyak jenis noken di Papua. Masing-masing suku memiliki ciri khas noken tersendiri dengan nama sesuai bahasa daerah masing-masing.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)