7 Tas Etnik Khas Indonesia yang Kaya Filosofi, Noken hingga Anjat

4 Agustus 2024 14:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Noken tas tradisional khas Papua. Foto: Billy Julius Krey/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Noken tas tradisional khas Papua. Foto: Billy Julius Krey/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indonesia terkenal akan keberagaman sukunya yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Tak heran kalau setiap daerah di Indonesia memiliki keragaman budaya yang menjadi ciri khas tersendiri.
ADVERTISEMENT
Enggak hanya soal pakaian adat dan tari-tarian, ciri khas budaya Indonesia juga bisa dilihat dari ragam kerajinan atau produk kriya dari setiap daerah. Satu di antaranya adalah tas-tas etnik khas Indonesia.
Karena tas merupakan benda yang sangat dekat dengan keseharian masyarakat. Itu sebabnya, setiap daerah memiliki keunikan sendiri dalam desain tas-tas etnik asli Indonesia ini.
Biasanya, tas etnik khas Indonesia ini dibuat dengan cara dirajut, dianyam, maupun ditenun. Proses pembuatan ini juga turut dipengaruhi kearifan lokal dari setiap daerah. Termasuk dalam pemilihan bahan dasar pembuatan tas-tas etnik ini.
Lantas, seperti apa keunikan dari setiap tas etnik asli Indonesia ini? Berikut beberapa tas etnik dari berbagai daerah di Indonesia seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
ADVERTISEMENT

1. Noken

Noken tas tradisional khas Papua. Foto: Astiasti/Shutterstock
Kamu mungkin sudah tidak asing lagi dengan tas satu ini, ya noken merupakan salah satu tas etnik asli Indonesia yang berasal dari Papua.
Tas ini terbuat dari serat kulit kayu pohon manduam dan pohon nawa.
Memiliki bentuk berlubang-lubang dan tekstur yang lentur, tas ini berfungsi untuk membawa belanjaan sehari-hari masyarakat Papua.
Cara menggunakannya pun cukup unik, noken tidak dijinjing, melainkan disangkutkan ke dahi atau kepala.
Berdasarkan filosofinya, noken khas Papua dipercaya melambangkan kehidupan yang baik, kesuburan, dan perdamaian bagi masyarakat Papua. Karena keunikannya, tas tradisional asli Papua ini masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

2. Anjat

Tas anjat. Foto: Rama D Danz/Shutterstock
Berasal dari Suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, anjat adalah tas etni asli Indonesia lainnya. Tas tradisional ini dibuat masyarakat Dayak dari kulit rotan berbentuk tabung yang bercelah-celah.
ADVERTISEMENT
Tinggi tas anjat sekitar 70 cm dan garis lingkaran sekitar 50 cm.
Para pria Dayak menggunakan tas etnik anjat untuk meletakkan perbekalan saat berburu. Sementara, para wanita Dayak menggunakan tas anjat untuk menyimpan baju atau makanan saat berkebun.
Selain dari bentuknya yang unik, tas anjat juga mudah dikenali dari motif khas Suku Dayak yang ada pada badan tas ini.

3. Koja

Ilustrasi Tas koja. Foto: wisely/Shutterstock
Tidak kalah menarik, kojas menjadi tas etnik asli Indonesia berikutnya. Berasal dari Suku Baduy, tas ini terbuat dari kulit pohon teureup yang dikeringkan, kemudian dibelah kecil-kecil, lalu dirajut hingga berbentuk tas.
Koja sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Baduy.
Biasanya tas ini digunakan untuk berladang, bercocok tanam, dan menangkap ikan.
ADVERTISEMENT
Keunikan lain dari tas koja, selain berwarna cokelat kehitaman menyerupai kulit kayu, tas koja ini akan membusuk secara alami ketika sudah tidak terpakai oleh pemiliknya.

4. Tas Tenun

Ilustrasi kain tenun. Foto: Lucy Eni/Shutterstock
Bicara soal kain tenun, tentu tak terlepas dari Nusa Tenggara Timur (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Ya, tas ini menjadi salah satu oleh-oleh yang cukup populer buat turis.
Tas tenun biasanya memiliki hiasan rumbai-rumbai di bagian bawah untuk mempercantik tampilan. Keunikan lain dari tas tenun terletak pada berbagai motif unik di tas etnik satu ini. Mulai dari motif burung, subahnale, enggok, merak, hingga wayang.
Hebatnya lagi, tas tenun juga dipasarkan hingga ke luar negeri, yakni ke Brasil, Australia, dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Karena keunikannya, tas tenun juga sering dijadikan cendera mata pada acara internasional. Salah satunya pada pagelaran KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo Mei kemarin, Ibu Iriana Joko Widodo memberikan tas tenun kepada pendamping pemimpin ASEAN.

5. Tas Rotan

Ilustrasi tas rotan. Foto: Silmy Mauli/Shutterstock
Tak hanya keindahan alam yang memukau, Bali juga terkenal dengan produk kriya yang mendunia. Satu di antaranya adalah berbagai kerajinan tangan dari rotan, termasuk tas rotan.
Uniknya, selain tas rotan khas Bali juga kerap disebut “tas roda” karena bentuknya yang bulat seperti roda, dengan berbagai motif yang unik-unik.
Terbuat dari rotan tanaman palmae, cara pembuatan tas ini dengan dianyam langsung. Ada beberapa sentra pembuatan tas rotan khas Bali, di antaranya berada di Pasar Seni Ubud, Pasar Seni Sukawati, dan Pasar Seni Kumbasari.
ADVERTISEMENT

6. Sepu

Berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan, tas selempang ini terbuat dari pa'tannun, atau kain tenun yang dibuat sendiri oleh masyarakat Toraja selama seminggu dengan alat tenun.
Oleh masyarakat Toraja, tas sepu biasa dipasangkan dengan baju adat. Khususnya bagi para perempuan Toraja saat mengikuti pesta adat Rambu Tuka (perkawinan), Marara Banua (syukuran rumah), dan Rambu Solo (upacara kematian).

7. Tas Manik-Manik

Ilustrasi tas manik-manik. Foto: Nana Kakraba/Shutterstock
Terakhir, tas manik-manik khas Suku Dayak juga termasuk tas etnik asli Indonesia yang menarik untuk dimiliki. Produk kriya ini terbuat dari manik-manik dengan motif khas Dayak. Menariknya, motif manik-manik di dalam tas etnik ini bukan sekadar hiasan.
Masyarakat Dayak percaya, jika manik-manik memiliki nilai magis tersendiri, yakni menolak bala maupun memberi semangat hidup bagi masyarakat. Kita bisa menemukan tas manik khas Dayak di Palangkaraya, Kalimantan Selatan.
ADVERTISEMENT