9 Ribu Komunitas Peduli Lingkungan Berhasil Daur Ulang 1,3 Ton Sampah

15 Januari 2018 9:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sampah di Pantai Kuta, Bali. (Foto: Antara/Nyoman Budhiana)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah di Pantai Kuta, Bali. (Foto: Antara/Nyoman Budhiana)
ADVERTISEMENT
Sampah menjadi persoalan yang tak kunjung selesai. Mulai dari lokasi pembuangan hingga metode pengelolaannya.
ADVERTISEMENT
Sampah juga turut menjadi perhatian utama di tempat-tempat wisata. Kebanyakan tempat wisata yang ramai pengunjung juga ‘ramai’ dipadati sampah.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) punya solusi khusus untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penanganan isu sampah. Lewat Direktorat Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya Beracun, mereka menggandeng lebih dari 9.000 komunitas peduli lingkungan di seluruh Indonesia.
Kolaborasi itu berhasil mendaur ulang 1,3 juta ton dari total 65 juta ton sampah pada 2017 lalu.
“Keberhasilan ini memang belum bisa dibilang maksimal, tapi yang jelas gerakan komunitas peduli penanganan dan pengelolaan sampah terus meningkat,” ujar Direktur Pengelolan Sampah KLHK, Ir. Sudirman, M.M, dikutip dari Facebook Kementerian Pariwisata.
Sebenarnya kolaborasi itu telah berjalan sejak 2006. Pada tahun itu, baru 1.100 komunitas yang bergabung dan naik drastis menjadi 9.800 komunitas pada 2017. Yang bergabung ialah komunitas peduli pasar, peduli selokan, komunitas daur ulang, peduli laut, sungai, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Sudirman menambahkan bahwa meningkatnya jumlah komunitas yang berkontribusi dalam pengelolaan sampah menunjukkan perbaikan kesadaran di antara masyarakat.
Komunitas itu turut serta menjalankan program yang telah diluncurkan KLHK sejak 2012 lalu. Program itu diberi nama tiga jari kelola sampah: Pilah, Kompos, dan Daur ulang Menuju Indonesia Bersih Sampah 2020. Kegiatan mereka akan dipantau dari media sosial lewat tagar #bebassampah2020.
Sampah di Pantai Kuta, Bali. (Foto: Sonny Tumbelaka/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah di Pantai Kuta, Bali. (Foto: Sonny Tumbelaka/AFP)
“Nantinya kita bisa lihat hasilnya. Bandara menjadi bersih, pasarnya bersih, terminal bersih, pelabuhan bersih. Ini akan menjadi nilai plus bagi daerah dalam penilaian Adipura,” papar Sudirman lagi.
Menteri Pariwisata Arief Yahya ikut mengapresiasi langkah yang diambil KLHK. Menurutnya, menjaga kelestarian alam dan pengelolaan sampah penting bagi negara dengan sumber daya alam yang besar seperti Indonesia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) tentang The Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dirilis pada April 2017 lalu, Indonesia berada pada peringkaat 131 dari 134 negara dalam pengelolaan lingkungan.
“Untuk memperbaikinya memang tak bisa instan. Tak bisa juga digarap Kemenpar sendirian. Harus bergotong-royong dengan kementerian dan Lembaga lain,” demikian ujar Arief Yahya.