Ada Demo Kenaikan Tarif TN Komodo, Sandiaga Ajak Pelaku Parekraf Utamakan Dialog

1 Agustus 2022 19:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menparekraf Sandiaga Uno menghadiri pelatihan digital marketing di Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara, Kamis (16/6/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menparekraf Sandiaga Uno menghadiri pelatihan digital marketing di Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara, Kamis (16/6/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kenaikan tarif di Taman Nasional Komodo yang berlaku per 1 Agustus 2022, diwarnai penolakan dari berbagai elemen masyarakat, tak terkecuali para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf). Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengimbau para pelaku parekraf untuk tetap tenang dan mengutamakan dialog untuk mencari solusi bersama.
ADVERTISEMENT
"Saya mengimbau semua pelaku ekonomi tetap utamakan dialog secara transparan, terbuka, dengan tentunya hati yang tenang dan pikiran yang jernih. Mari sama-sama kita duduk bersama, kita cari solusi, membuka ruang itu, dan kita akan pastikan tidak akan ada tentunya efek-efek negatif, terutama dari segi pemberitaannya," ujar Sandiaga, saat ditemui kumparan dalam acara Weekly Press Briefing Kemenparekraf yang digelar secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Senin (1/8).
Ilustrasi turis yang sedang mengamati komodo. Foto: System Dynamics Center (SDC)
Sandiaga menjelaskan bahwa kenaikan tarif Taman Nasional Komodo dilakukan sebagai salah satu upaya konservasi, untuk melindungi satwa endemik Indonesia yang terancam punah tersebut. Meski akhirnya kebijakan tersebut diprotes, pihaknya telah melakukan berbagai upaya demi mencari solusi terbaik.
Kemenparekraf sebelumnya telah menggelar diskusi dengan para pelaku pariwisata, untuk mencari jalan tengah terkait kenaikan tarif ini
ADVERTISEMENT
"Kami membuka peluang diskusi mencari solusi bagi para pelaku parekraf, dan itu sudah dipimpin oleh Putra Labuan Bajo yang bertugas di Kemenparekraf, yaitu Pak Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur dan Dirut dari Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), yaitu Mbak Shana Fathina," ujar Sandiaga.
Komodo yang berhasil ditemui di Taman Nasional Komodo, Kamis (28/7/2022). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Tak hanya itu, Kemenparekraf juga telah memastikan bahwa semua aspirasi dan masukan dari masyarakat akan ditampung, dan tentunya akan diteruskan ke kementerian atau lembaga terkait bersama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kita laporkan juga ke forum yang lebih tinggi lagi, untuk bisa terus memastikan bahwa upaya konservasi dapat kita terus lakukan, upaya meningkatkan ekonomi juga kita bisa lakukan secara beriringan," papar Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Di balik demo yang disertai kekerasan dan lainnya, Sandiaga justru mengapresiasi para pelaku pariwisata di Labuan Bajo yang melakukan protes melalui kegiatan yang positif.
"Rekan kami yang sedang ada di Labuan Bajo juga memberikan video tentang mogok dan apa rencana mogok maupun demo. Saya usulkan para pelaku ekonomi kreatif, instead of mogok, mereka mau melakukan aksi bersih-bersih sampah juga mungkin bisa membuat kegiatan-kegiatan yang lebih positif," tutur Sandiaga.

Sandiaga Ajak Wisatawan Berwisata ke Pulau Rinca

Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana didampingi Menparekraf Sandiaga Uno serta sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju meninjau dan meresmikan penataan kawasan Pulau Rinca Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, NTT, Kamis (21/7/2022). Foto: Dok. Kemenparekraf
Sementara itu, Kemenparekraf juga kini mengajak wisatawan untuk berwisata ke Pulau Rinca sebagai alternatif untuk melihat komodo. Sebab, menurut Sandiaga, tidak ada perbedaan signifikan antara komodo yang ada di Pulau Rinca, dengan di Pulau Komodo.
ADVERTISEMENT
"Intinya apa yang disampaikan bapak Presiden Joko Widodo pada saat kunjungannya ke Labuan Bajo, bahwa upaya ini kita lakukan secara beriringan untuk masyarakat yang ingin melihat komodo, disediakan kawasan Pulau Rinca yang tidak ada kenaikan harganya sama sekali," ujar Sandiaga.
"Jadi meminjam bahasa bapak presiden, komodonya sama, mukanya sama, bentuknya juga sama, kulitnya juga sama, para wisatawan berkunjung di kawasan Pulau Rinca yang sudah selesai ditata," lanjutnya.
Selain itu, wisatawan juga bisa mengunjungi alternatif destinasi lain yang ada di Labuan Bajo, yang tak hanya soal komodo.
"Ada kawasan lain yang sudah dipersiapkan pemerintah sebagai alternatif opsi selama berlibur di Labuan Bajo, dan ini sudah kita rampungkan, seperti Gua Batu Cermin, Waterfront, dan lain sebagainya juga sudah bisa dikunjungi," ujar Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Wishnutama mengunjungi Obyek Wisata Gua Batu Cermin di Labuan Bajo. Foto: Instagram/@wishnutama
Di sisi lain, Kemenparekraf juga ke depannya akan mencari solusi terbaik untuk permasalahan pro kontra kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo.
"Bagaimana untuk memastikan konservasi upaya-upaya konservasi melindungi komodo, sekaligus juga memastikan sisi ekonomi dari kesejahteraan masyarakat berkaitan dengan minat wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo, yang kita harapkan nanti akan menggeliatkan roda perekonomian dan menambah penghasilan masyarakat," tutur Sandiaga.
Sebelumnya, kenaikan tarif TN Komodo Rp 3,75 juta per orang atau Rp 15 juta untuk 4 orang selama setahun diwarnai protes dari berbagai pihak.
Kenaikan tarif tersebut diprotes, karena dianggap memberatkan dan dinilai akan mengurangi kunjungan wisatawan. Meski menuai protes, tarif baru tersebut sudah diberlakukan per 1 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT