Alasan Sopir Bus AKAP Suka Putar Musik Kencang: Ada Copet

7 Juni 2021 16:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kru bus menanti calon penumpang di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Kru bus menanti calon penumpang di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
Pencopet bisa beraksi di mana saja, bahkan di bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Para pencuri itu biasanya beraksi ketika para penumpang sedang beristirahat panjang atau perjalanan malam hari.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, media sosial TikTok diramaikan oleh video yang menunjukkan sebuah bus yang menyalakan musik sangat kencang. Dalam video yang diunggah oleh akun @Travelowkey ini menjelaskan, bahwa suara kencang di dalam bus merupakan sebagai tanda yang diberikan oleh sang kondektur dan sopir bus bahwa ada pencopet di tengah-tengah penumpang.
''Jangan kesel dulu, siapa tau itu tanda ada maling di bus kamu! Ini udah jadi salah satu ''tanda'' umum dalam bus AKAP,'' tulis Travelowkey dalam unggahannya.
Ternyata, kode-kode rahasia ini bukan lagi hal yang tabu. Moderator Jakarta Komunitas Bismania Indonesia, Edy Kuncoro, mengatakan bahwa banyak cara yang dilakukan sopir bus untuk menandakan adanya pencuri di dalam kendaraan mereka. Kode ini juga dilakukan agar penumpang tetap waspada.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Edy, mengeraskan suara musik di dalam bus bukanlah cara yang efektif yang dilakukan sopir bus untuk menangkap pencopet. Karena dengan mematikan lampu selama perjalanan, khususnya malam hari, tidak membantu para kondektur untuk menghalangi akal bulus pencopet.
Sementara itu, Edy menyebut bahwa cara yang biasa dilakukan para awak bus adalah dengan menyalakan lampu bus selama perjalanan, meskipun malam hari. Nantinya, setiap kru dan sopir bus akan memantau gerak-gerik seseorang yang diduga sebagai pencopet.
''Sebenernya ini (mengeraskan suara musik) tergolong cara baru yah, justru kalo cara lama itu lampu kabin itu dinyalakan sepanjang perjalanan, dan crew di bus itu ada 2-3 (kondektur dan driver cadangan) untuk standby di depan dan belakang untuk memantau gerak gerik yang terduga copet,'' kata Edy, saat dihubungi kumparan, Senin (7/6).
ADVERTISEMENT
Sejumlah bus terparkir di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Senin (30/3/2020). Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Sebenarnya, memutar lagu dengan volume yang keras tak menghalangi siasat para pencopet untuk melakukan aksinya. Sebab, pencopet justru akan lebih mudah untuk beraksi saat bus dalam keadaan gelap.
''Nah kalo gelap awak kabin gak bisa bantu memantau gerak gerak penumpang baik dari belakang maupun dari depan lewat kaca spion tengah yang ada di atas driver maupun kondektur,'' kata Edy.
Edy menyebut bahwa yang tahu lebih dulu adanya sosok pencuri dalam bus adalah agen dari pembelian tiket. Jadi, agen mengingatkan pengemudi kalau ada pemain atau pencopet yang ikut naik.
''Kalau bus AKAP yang menggunakan tiket dan enggak naikin penumpang di luar agen mereka, pasti mereka sudah dapet info dari agen, atau crew sudah hafal dengan gerak gerik atau wajah mereka karena pengalaman crew tersebut,'' tutur Edy.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang akan dilakukan oleh kondektur dan sopir bus ketika terjadi insiden kehilangan di dalam bus? Edy mengatakan, jika bus masih terisi penuh dan penumpang yang dicurigai sebagai pencuri masih berada di dalam bus, biasanya sopir bus akan langsung melipirkan kendaraannya ke kantor polisi terdekat.
''Nah, umpama ada yang ketahuan, atau laporan dari penumpang ada yang kehilangan dan dirasa manifes penumpang masih komplit, beberapa kejadian driver bus langsung memasukkan busnya ke kantor polisi terdekat,'' ujarnya.
Selain itu, seorang sopir dan kondektur memiliki sinyal-sinyal yang menandakan bahwa penumpang di dalam bus mereka adaah pencopet.
"Seperti selalu berpindah-pindah tempat duduk dan sering mondar-mandir ke toilet," pungkas Edy.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).
ADVERTISEMENT