Apa yang Terjadi dengan Barang Bawaan Kita Kalau Disita Petugas di Bandara?

13 Agustus 2024 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi etugas TSA Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi etugas TSA Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Traveler yang pernah bepergian naik pesawat terbang tentu tahu, ada ketentuan barang bawaan yang boleh dibawa dan tidak saat penerbangan. Jika kedapatan membawa barang yang tidak sesuai ketentuan, kamu harus merelakan benda tersebut disita petugas pemeriksaan di bandara.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, apa yang terjadi dengan barang bawaanmu yang disita petugas di bandara, ya? Apakah barang tersebut bisa kamu minta kembali ketika pulang ke bandara asal atau keberangkatan? Mari menyimak penjelasannya dari Transportation Security Administration (TSA).
Ilustrasi petugas keamanan mengecek barang bawaan penumpang lewat xray Foto: Shutter Stock
Sebelum mengetahui jawabannya, traveler perlu mengetahui ketentuan barang bawaan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan dibawa saat naik pesawat. Dilansir Pulse, penumpang tidak diperbolehkan membawa benda yang berbau tajam, mudah terbakar atau beracun, hingga senjata.
Petugas TSA biasanya akan menyita semua benda yang ujungnya tajam, seperti pisau lipat, pisau, gunting, pinset berujung tajam, pembuka botol dan kikir, magnet dan baterai, bahan peledak, barang mudah terbakar dan beracun.
Tak hanya itu, kamu juga tidak boleh membawa tongkat, senjata (senjata api dan senjata panjang), dan barang berukuran besar, seperti peralatan konstruksi atau suku cadang mobil di tas jinjing bawaan.
Ilustrasi baki x-ray di bandara. Foto: Fer Gregory/Shutterstock
Selain barang berbau tajam, penumpang juga tidak diperbolehkan membawa wadah berisi gel, cairan, dan aerosol dengan kapasitas melebihi 100 ml. Jika ingin membawanya, kamu harus menaruhnya di dalam bagasi tercatat.
ADVERTISEMENT
Adapun, beberapa barang yang dikecualikan, seperti obat-obatan, cairan untuk anak-anak dan orang tua, misalnya susu formula, dan produk yang dibeli di zona bebas bea (dengan tanda terima). Botol minuman dan wadah kosmetik yang terbuka dan buram dapat berakhir di tempat sampah.
Hal yang sama juga terjadi pada yoghurt, selai, dan lain-lain. Namun coklat, daging dan keju, permen, sandwich, sayuran, dan buah diperbolehkan selama berasal dari negara Uni Eropa. Sementara itu, di AS dan Australia, dilarang keras membawa sebagian besar sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan produk hewani ke dalam bagasi.
Lalu, bagaimana jika barang bawaanmu disita oleh petugas di bandara?

Barang Bawaan Penumpang Pesawat yang Disita

Ilustrasi baki x-ray di bandara. Foto: Jose Luis Stephens/Shutterstock
Setiap barang bawaan yang tidak lolos pemindaian X-Ray atau pemeriksaan di bandara biasanya akan disita petugas bandara.
ADVERTISEMENT
Menurut manager layanan penumpang di Wroclaw Airport, Polandia, Tomasz Lenart, biasanya mereka memberikan beberapa opsi bagi penumpang yang barangnya di sita. Pertama, barang tersebut bisa disimpan di tempat penyimpanan barang yang tersedia hingga 24 jam.
Barang tersebut bisa diambil sesuai dengan ketentuan yang dimiliki bandara.
"Opsi kedua adalah mendaftarkan barang di bagasi terdaftar, dan yang ketiga adalah memberikan barang tersebut kepada orang yang mengantar Anda ke penerbangan," kata Lenart, dalam sebuah wawancara dengan Onet.
Pilihan keempat adalah membuang barang terlarang ke dalam keranjang khusus yang terletak di pos pemeriksaan.
“Keranjang ini dibuat khusus, yaitu suatu barang hanya bisa dilempar ke dalamnya, lalu ditutup. Jika isi keranjang sudah penuh, maka akan dikosongkan atas perintah,” jelas Lenart.
ADVERTISEMENT

Beda Negara, Beda Ketentuannya

Ilustrasi baki plastik di bandara. Foto: Frame Stock Footage/shutterstock
Apa yang terjadi pada barang terlarang setelah dibuang ke tempat sampah? Tergantung negara tempat kita berada. Di Uni Eropa, semua barang sitaan ditempatkan dalam wadah khusus. Ketika tempat sampah sudah penuh, semuanya dibuang.
Sementara itu, beda negara, beda juga ketentuannya. Sebagai contoh di Selandia Baru, di mana beberapa barang sitaan dapat digunakan kembali.
Dinas Keamanan Penerbangan Selandia Baru menyumbangkan barang-barang, seperti gunting, peralatan dan perlengkapan berkemah untuk badan amal, panti jompo, dan sekolah. Baterai, korek api, makanan, kosmetik, dan barang-barang yang tidak dapat didaur ulang biasanya akan dibuang.
Meski begitu, Lenart mengungkapkan di bandara yang ia kelola hanya sebagian kecil barang yang dibuang penumpang.
“Di bandara kami, menurut informasi dari satpam bandara, hanya ada sedikit barang yang harus dibuang, karena penumpang menentukan pilihan lain, misalnya menyerahkan atau mengirim barang tersebut,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT